Kisah inspiratif orang-orang serukan anti-Islamophobia
Terorisme tidak bisa merepresentasikan Islam. Tidak semua Muslim berpikiran sama dengan teroris.
Sejak rubuhnya Gedung World Trade Center di Amerika Serikat yang disebut-sebut akibat serangan Al Qaidah, Islam menjadi sorotan dunia. Tak sedikit yang membenci dan mengatakan Islam agama yang buruk.
Kebencian terhadap Islam lebih terkenal dengan sebutan Islamophobia. Salah satu orang yang terkenal Donald Trump.
-
Kenapa Islam melarang istri selingkuh? Dari hadist tersebut, dapat dipahami bahwa upaya tipu daya yang dilakukan seorang lelaki untuk menjauhkan perempuan dari suaminya adalah sebuah perilaku buruk dan tidak pantas. Di mana agama telah jelas mengecam usaha-usaha dalam rangka merusak hubungan rumah tangga orang lain.
-
Kenapa wanita Muslimah diibaratkan seperti berlian Islam? “Wanita Muslimah ialah berliannya islam. Karena taka da seorang pun yang akan mengungkapkan berlian mereka pada orang asing”
-
Kapan Mahalini resmi memeluk agama Islam? Yang pasti, Mahalini menjadi mualaf bulan ini setelah acara memapit kemarin," ujarnya.
-
Kenapa meminta ditraktir dan oleh-oleh bisa dianggap tidak baik dalam Islam? Dari sudut pandang agama Islam, meminta traktir dan oleh-oleh bisa dianggap sebagai kegiatan yang meminta-minta. Padahal, meminta-minta merupakan suatu perbuatan kurang baik yang dapat mendatangkan balasannya di hari akhir kelak.
-
Apa arti dari kata "Islam"? "Mengutip dari situs mui.or.id, kata Islam berasal dari kata dari “aslama”, “yuslimu”, “islaaman” yang berarti tunduk, patuh, dan selamat. Islam berarti kepasrahan atau ketundukan secara total kepada ajaran-ajaran Islam yang diberikan oleh Allah SWT."
-
Apa ciri khas bacaan sholat Muhammadiyah? Bacaan sholat Muhammadiyah tidak mengandung bacaan tambahan, seperti membaca basmalah sebelum surat Al-Fatihah, membaca qunut pada sholat subuh, dan membaca doa setelah tasyahud akhir.
Bakal calon Presiden Amerika Serikat ini secara terang-terangan mengungkapkan betapa tidak suka dirinya akan Islam dan muslim. Beberapa waktu lalu, dalam kampanyenya, Trump mengatakan Muslim tidak boleh masuk ke Negeri Paman Sam.
Pernyataan Trump tersebut menyusul insiden berdarah di Paris dan San Bernardino. Ucapan pengusaha kaya AS itu mendapat kecaman dari berbagai pihak.
Jika Trump menyerukan Islamophobia, beberapa orang ini malah berlomba untuk menghentikan Islamophobia. Beberapa di antara mereka bahkan bukan seorang Muslim.
Bagi orang-orang ini, toleransi beragama sangat dijunjung tinggi. Tindakan terorisme yang mengatasnamakan Islam bagi mereka sangat tidak benar.
Seorang di antara mereka malahan menjadi korban tindakan teroris, namun dengan berbesar hati dia mengatakan bukan Islam yang melakukan tindakan itu.
Merdeka.com merangkum lima orang yang bisa bikin hati terenyuh dengan kebesaran hatinya. Baca berita lengkapnya di sini:
Larycia Hawkins
Larycia Hawkins, profesor perempuan di Wheaton College, Negara Bagian Illinois, Amerika Serikat, mulai pekan ini diskors dari kampusnya lantaran mengucapkan kalimat umat Kristen dan muslim menyembah Tuhan yang sama.
Surat kabar the Independent melaporkan, Sabtu (19/12), pejabat kampus mengatakan ucapan Hakwins itu bertentangan dengan nilai-nilai keyakinan yang dianut oleh kampus Kristen itu.
Selain itu Hawkins yang beragama Nasrani itu memperlihatkan solidaritasnya terhadap umat Islam dengan memakai jilbab. Tindakan itu dia lakukan sebagai respon atas pernyataan kontroversial bakal calon presiden dari Partai Republik Donald Trump yang hendak melarang imigran muslim masuk ke Negeri Paman Sam.
"Niat saya adalah untuk memperlihatkan cinta umat Kristen terhadap saudara kita warga muslim. Saya menunjukkan cinta kepada Yesus dan Dia menyuruh saya untuk mencintai semua tetangga kita," kata dia dalam surat elektronik kepada koran the Independent Kamis lalu.
"Saya mendukung tetangga saya yang muslim seperti kecintaan saya terhadap Yesus dan seperti cintaNya kepada seluruh dunia. Dan saya tidak sendiri. Di Illinois dan seluruh Amerika, semua umat Yesus sudah memperlihatkan bahwa suara anti-muslim di berbagai media itu tidak mewakili keseluruhan umat Kristen Amerika," jelasnya.
Yusf Pirot
Remaja 16 tahun asal Inggris, Yusf Pirot, ingin membuktikan jika Islam tidak perlu dimusuhi. Tanpa malu, Muslim ini melakukan aksi 'peluk gratis' sebagai tanda dirinya dan pemeluk Islam lainnya ingin hidup berdamai dengan warga sekitar.
Aksinya tersebut dilakukan usai tragedi berdarah di Paris beberapa waktu lalu. Dia kemudian mengunggah videonya di media sosial Youtube dan menjadi viral.
Sebanyak lebih dari dua juta penonton melihat video tersebut. Video ini membuat orang terenyuh, dan menitikkan air mata.
Berikut videonya:
Warga Kanada
Video yang diunggah akhir pekan lalu berisi penyambutan pengungsi asal Suriah di Kanada, membuat netizen dunia tersentuh. Dalam rekaman ini, ratusan pelajar dan anak-anak nonmuslim melantunkan shalawat badar. Nyanyian itu adalah pujian untuk mengingatkan umat muslim betapa berat perjuangan Nabi Muhammad hijrah dari Makkah ke Madinah.
Para netizen mengucapkan komentar positif, setelah melihat bagaimana cara pemerintah Kanada menyambut para pengungsi.
"Saya seorang Arab, dan video ini membuat saya menitikkan air mata. Terima kasih Kanada," tulis akun SaraLove.
Sebagian netizen menyatakan Kanada, seperti Jerman, menjadi salah satu dari sedikit negara Barat yang sangat ramah menerima pengungsi. Bahkan, kebijakan Kanada melampaui negara-negara mayoritas muslim dalam upaya menampung imigran Suriah.
Berikut videonya:
Isra Mohammed
Isra Mohammed, seorang Muslim yang melanjutkan pendidikan di Sekolah Kenton di Newcastle, Inggris, dengan lugas menyatakan agamanya telah 'dibajak' oleh teroris. Dia dengan tegas mengatakan tidak semua orang yang memiliki keyakinan dengannya adalah teroris.
Gadis 15 tahun ini mulai peka terhadap Islamophobia, ketika dia dan adiknya mendapat perlakuan kurang menyenangkan lantaran nama mereka yang berbau Islam.
"Adik saya, tujuh tahun menangis sepulang sekolah. Dia mengatakan orang-orang menyalahkannya atas serangan yang terjadi di Paris beberapa waktu lalu. Akibat hal itu, dia tidak mau kembali bersekolah," ungkapnya membuka pidatonya.
Dia mengatakan, agama tidak dapat membunuh seseorang. Dan orang yang melakukan tindak terorisme tidak bisa merepresentasikan Islam.
"Pesan saya, terorisme tidak memiliki agama. Islam bukan wajah terorisme dan Muslim tidak ada hubungannya dengan tindakan keji itu," pungkasnya.
Chris Herbert
Chris Herbert pernah menjadi tentara di Angkatan Darat Inggris. Dia pernah bertugas di Basra, Irak. Dalam tugas, dia menjadi korban bom bunuh diri yang dilakukan warga muslim yang rupanya militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Karenanya, Chris harus rela kehilangan satu kakinya yang diamputasi.
Walaupun begitu, Chris tidak memusuhi para muslim. Bagi dia, justru orang-orang Islam di Irak dulu berusaha membantunya untuk memulihkan kehidupannya kembali.
Bagi dia, tren Islamofobia yang tengah berkembang saat ini sudah sangat usang. Dia mengunggah pemikirannya di status sosial Facebook miliknya.
Dia memang target pemboman oleh seorang Muslim. Namun baginya, hal itu tidak bisa menjadikan dirinya Islamofobia. Dia risih dianggap membenci umat Islam hanya karena kehilangan kakinya dalam bom bunuh diri.
"Saya sedikit stres dengan segala hal berbau rasis yang orang sebutkan pada saya. Ya, hanya karena saya korban bom bunuh diri," tulis Herbert memulai statusnya di Facebook, seperti dilaporkan metro.co.uk, Rabu (9/12).
"Ya, seorang Muslim meledakkan diri dekat saya, dan saya kehilangan kaki saya," lanjut dia.
Namun, pria bermata biru ini mengatakan, orang Islam yang melakukan kekerasan terhadapnya hanya satu orang saja. Sementara muslim lainnya membantu di masa-masa sulit selama tugas di Basra.
Herbert mengatakan, tidak sepatutnya semua muslim menjadi korban atas tindakan yang tidak mereka lakukan.
(mdk/ard)