Koalisi Peduli Rohingya: Kehidupan muslim di Myanmar amat sengsara
Para muslim Rohingya tidak boleh mendirikan bangunan permanen dan tinggal di tenda serta tempat penampungan.
Kesedihan dan perlakuan sadis yang menimpa umat muslim Rohingya di Myanmar rupanya tak bisa dipungkiri lagi. Kebenaran cerita tersebut datang dari Koordinator Pengungsi SNH Advocacy Centre Hery Aryanto, yang bergabung dengan Koalisi Masyarakat Peduli Rohingya.
Menurut Hery yang pernah menginjakkan kaki di Myanmar pada 2013 silam, para etnis Rohingya yang kebanyakan tinggal di Rakhine ini amat sengsara.
-
Apa yang dilakukan Rohingya ini? Anggota Polsek Panipahan menemukan 11 orang Rohingya dan 11 Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan menyebrang ke Malaysia secara ilegal.
-
Bagaimana situasi Rohingya di Bangladesh? Pemerintah Bangladesh telah berupaya untuk menangani masalah keamanan ini dengan meningkatkan patroli dan keamanan di sekitar kamp-kamp pengungsian.
-
Dimana Rohingya itu ditemukan? Anggota Polsek Panipahan menemukan 11 orang Rohingya dan 11 Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan menyebrang ke Malaysia secara ilegal.
-
Apa sebenarnya itu Rohingya? Etnis Rohingya adalah kelompok etnis minoritas Muslim yang mayoritas tinggal di negara bagian Rakhine di Myanmar.
-
Apa yang dilakukan warga terhadap pengungsi Rohingya? Ratusan pengungsi Rohingya yang berlabuh di Dusun Blang Ulam, Gampong Lamreh, Kecamatan Masjid Raya, Aceh Besar, diangkut warga menggunakan mobil ke kantor Gubernur Aceh.
-
Apa yang dilakukan oleh warga Rohingya di Pekanbaru? Mereka tiba tadi malam dan mengaku tidak tahu siapa yang membawa. Polisi mengamankan sebanyak 13 orang etnis Rohingya yang masuk wilayah Kota Pekanbaru, Riau. Mereka terlantar di jalan protokol yakni di pinggir Jalan Sudirman, Kota Pekanbaru.
"Kita menggambarkan seperti masuk negara dalam negara, ketika masuk Arakan ada cek imigrasi lagi, dan saat saya kesana juga ada beberapa daerah wilayah yang khusus dijaga militer," ucapnya ketika di temui di Cikini, Jakarta, Senin, (29/6).
Dari ceritanya, militer Myanmar benar-benar menyiksa para Rohingya. Bahkan di beberapa daerah, para etnis muslim ini tidak memiliki rumah lagi lantaran rumah mereka dihancurkan dan dibumihanguskan militer.
"Khusus di Sittwe, bangunan rumah semua hancur, rumah ibadah hancur mereka tidak ada di rumah namun di camp pengungsian di pinggir pantai, dulu jumlah mereka diperkirakan dua hingga tiga juga orang tapi saat berada di sana pada 2013, jumlahnya hanya sekitar 205 ribu orang saja," lanjutnya.
Selain itu, para muslim Rohingya tidak boleh mendirikan bangunan permanen. Mereka hanya boleh tinggal di tenda dan tempat penampungan. Jika ketahuan mendirikan bangunan permanen di sana, maka dengan segera bangunan tersebut akan dihancurkan.
"Itu kondisi faktual di sana, hampir setiap hari ada pembantaian , ada grup eliminasi yang memang khusus digerakkan utuk membantai mereka," imbuhnya.
Koalisi Masyarakat Peduli Rohingya merupakan sebuah wadah bagi masyarakat yang peduli akan kesusahan para muslim Rohingya. Koalisi ini meminta pemerintah Indonesia, khususnya Presiden Joko Widodo untuk melakukan empat tuntutan yang mereka berikan, seperti peninjauan kembali politik bilateral antara Indonesia dengan Myanmar, meminta pebisnis Indonesia untuk tidak berinvestasi di Myanmar, mengeluarkan Myanmar dari keanggotaan ASEAN, dan memboikot pejabat serta pemerintah Myanmar.
Diketuai oleh Adnin Armas, Koalisi Masyarakat Indonesia Peduli Rohingya tersebut dibentuk oleh beberapa organisasi di Indonesia, yakni Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM), Burma Task Force Indonesia, Global Rohingya Centre, SNH Advocacy Centre, Aliansi Cinta Keluarga (AILA), Kajian Muslimah Untuk Kemaslahatan Umat Islam (KMKI), Wahdah Islamiyah dan Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia.
(mdk/ard)