Kumpulan Mahasiswa Harvard Sebut Israel Negara "Apartheid" dan Bertanggung Jawab Atas Eskalasi di Gaza
Eskalasi terbaru di Jalur Gaza dipicu serangan Hamas ke wilayah Israel pada Sabtu.
Dukung Palestina, Mahasiswa Harvard Sebut Israel Negara "Apartheid" dan Bertanggung Jawab Atas Eskalasi di Gaza
Sekumpulan mahasiswa di Universitas Harvard, Amerika Serikat, menyatakan dukungannya untuk Palestina, menyusul eskalasi terbaru di Jalur Gaza.
Sumber: Newsweek
Kelompok Solidaritas Palestina Harvard merilis pernyataan yang ditandatangani lebih dari 35 kelompok mahasiswa, yang menyalahkan Israel atas eskalasi kekerasan yang sedang berlangsung. Mereka menyatakan, Israel bertanggung jawab sepenuhnya atas kekerasan yang terjadi.
- Israel Kembali Bom Gaza Hanya Beberapa Menit Setelah Gencatan Senjata Berakhir, Sejumlah Warga Palestina Terbunuh
- Israel Bom Daerah Dekat RS Al-Quds di Gaza, Ancam Petugas Medis, Pasien, dan Pengungsi Agar Segera Evakuasi
- Israel Pakai Bom Fosfor Putih di Gaza dan Libanon, Bisa Membakar Kulit Sampai Tulang
- Kutuk Israel dan Bela Palestina, Mahasiswa Asal AS Ini Batal Dapat Kerja
Eskalasi di Jalur Gaza dipicu serangan Hamas ke Israel pada Sabtu. Hamas menembakkan sekitar 5.000 rudal ke Israel sebagai balasan atas puluhan tahun penjajahan dan penindasan terhadap rakyat Palestina.
Kelompok yang menandatangani pernyataan tersebut termasuk Amnesty International di Harvard, Harvard Jews for Liberation, African American Resistance Organization, dan Society of Arab Students.
"Kami, organisasi mahasiswa yang menandatangani pernyataan ini, menyatakan bahwa rezim Israel bertanggung jawab sepenuhnya atas semua kekerasan yang terjadi," demikian pernyataan bersama Harvard Undergraduate Palestine Solidarity Committee dan Harvard Graduate Students for Palestine yang diunggah di media sosial.
Menurut mereka, peristiwa hari Sabtu "tidak terjadi dalam ruang hampa".
"Selama dua dekade terakhir, jutaan warga Palestina di Gaza telah dipaksa untuk hidup dalam penjara terbuka," tulis mereka.
"Para pejabat Israel berjanji untuk 'membuka pintu neraka,' dan pembantaian di Gaza telah dimulai. Warga Palestina di Gaza tidak memiliki tempat berlindung dan tempat untuk melarikan diri. Dalam beberapa hari mendatang, warga Palestina akan terpaksa menanggung seluruh dampak kekerasan Israel."
Sumber: Newsweek
Pernyataan itu juga mengutuk tindakan rezim apartheid di Israel, menambahkan kekerasan Israel telah "membentuk setiap aspek keberadaan Palestina selama 75 tahun."
"Hanya rezim apartheid yang pantas disalahkan," tegas mereka.
"Dari perampasan tanah sistematis hingga serangan udara rutin, penahanan sewenang-wenang hingga pos pemeriksaan militer, dan pemisahan keluarga yang dipaksakan hingga pembunuhan yang ditargetkan, warga Palestina telah dipaksa untuk hidup dalam keadaan mati, baik perlahan maupun tiba-tiba."
"Hari ini, penderitaan Palestina memasuki wilayah yang belum pernah terjamah. Beberapa hari mendatang akan membutuhkan sikap tegas melawan pembalasan kolonial. Kami memanggil komunitas Harvard untuk mengambil tindakan untuk menghentikan pemusnahan berkelanjutan terhadap Palestina."
Berikut pernyataan kumpulan mahasiswa Harvard (sumber: X/@yaelbt):