Lama hilang, lima pesawat ini akhirnya ditemukan
Luasnya planet Bumi dan wilayah yang tak terjangkau pantauan manusia bisa membuat pesawat hilang dan sulit dicari.
Peristiwa hilangnya pesawat AirAsia QZ8501 sejak kemarin menimbulkan duka bagi keluarga penumpang. Bukan itu saja, dunia internasional juga ikut penasaran mengapa pesawat itu bisa hilang dan mengerahkan kemampuan buat mencari.
Tahun ini pesawat Malaysia Airlines MH370 rute Kuala Lumpur-Beijing juga hilang pada Maret lalu. Pesawat berpenumpang 239 orang itu diduga jatuh di Samudera Hindia. Hingga kini upaya pencarian masih dilakukan.
Kita mungkin berpikir, pesawat adalah objek besar yang harusnya tidak sulit buat dicari. Namun sesungguhnya luasnya planet Bumi dan wilayah yang tak terjangkau pantauan manusia bisa membuat pesawat hilang dan sulit dicari.
Dalam sejarah penerbangan, dunia mencatat pernah ada sejumlah pesawat hilang lalu ditemukan. Meski penemuan itu memakan waktu lama hingga puluhan tahun. Pesawat apa saja dan di mana saja pesawat itu ditemukan? Bagaimana kisah tragis pesawat-pesawat itu? Ikuti ulasannya berikut ini, seperti dilansir dari mentalfloss.com
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.
-
Apa saja yang rusak di Air Panas Citando? Saat ini, sejumlah fasilitas di sana sudah banyak yang rusak. Bahkan, tempat selfie atau swafoto yang dibangun sudah dalam kondisi rubuh.
Lady Be Good
Pesawat Angkatan Udara Amerika Serikat Corps B-24D bernama Lady Be Good adalah salah satu pesawat pengebom yang bertugas di Italia pada April 1943. Itu adalah misi pertama pesawat dan kru dalam tugas di medan Perang Dunia Kedua. Lady Be Good kemudian menjadi satu-satunya pesawat yang tidak kembali ke pangkalan di Libya. Militer menduga pesawat itu jatuh di Laut Mediterania.
Pencarian besar-besaran kemudian digelar. Hasilnya? Nihil.
Pada 1958 seorang kru kapal eksplorasi minyak mengambil foto udara dan menemukan pesawat itu ada di sebuah gurun di Libya. Pesawat itu jatuh tapi masih tampak utuh di tengah kondisi cuaca gurun. Bahkan radio dan senjata otomatis di pesawat itu masih berfungsi. Namun tidak ditemukan jejak atau tanda-tanda sembilan awak pesawat.
Pada 1959 pencarian dilakukan. Setelah sebulan, tim menemukan jejak ke arah mana awak pesawat pergi, namun tanda-tanda itu lalu memudar dan pencarian tidak diteruskan.
Pada 1960 sisa mayat delapan awak pesawat ditemukan tersebar di beberapa tempat bersama buku harian ko-pilot Robert Toner yang di dalamnya mengisahkan peristiwa tragis itu. Sembilan awak rupanya berhasil menyelamatkan diri sebelum pesawat jatuh, delapan di antaranya bertahan hidup, satu tewas. Mereka sempat berjalan sejauh 85 mil sebelum lima awak menyerah, tiga kru meneruskan perjalanan hingga napas terakhir.
Vicker 785D
Pada 15 Agustus 1976, pesawat Vickers 785D Viscount yang dioperasikan oleh maskapai SAETA lepas landasan dari Kota Quito, Ekuador menuju Cuenca. Pesawat dengan nomor penerbangan 232 itu tak pernah sampai di tujuan.
Tim pencari tidak berhasil menemukan pesawat berpenumpang 55 orang dengan empat kru itu. Dua kemungkinan hilangnya pesawat itu mengemuka: pesawat jatuh di gunung berapi Chimborazo atau dibajak oleh gerilyawan Kolombia.
Akhirnya puing-puing pesawat itu ditemukan 26 tahun kemudian. Serpihan pesawat nahas itu tersebar ratusan meter di sisi gunung Chimborazo. Sejumlah ahli mengatakan timbunan salju yang mencair di gunung itu akhirnya membuat puing pesawat terlihat pada 2002.
Helldiver
Pesawat Angkatan Udara Amerika Serikat SB2C-4 Helldiver jatuh di sebuah waduk dekat San Diego pada 28 Mei 1945. Pilot E.D. Frazar dan serdadu Joseph Metz sedang dalam masa pelatihan ketika membawa pesawat itu. Mesin pesawat mati menyebabkan pesawat jatuh. Mereka berhasil berenang menyelamatkan diri sebelum pesawat itu tenggelam.
Pesawat itu akhirnya diabaikan di pekatnya lumpur di dasar waduk. Pada 2009 dua pemancing, Duane Johnson dan Curtis Howard, menemukan pesawat itu. Pihak berwenang kemudian mengerahkan perusahaan khusus buat mengangkat pesawat yang sudha terkubur dalam itu.
Piper Cherokee
Pada 19 Juli 1962 sebuah pesawat berpenumpang empat orang terbang dari Fresno, California, menuju Sacramento, Amerika Serikat. Pesawat sewaan jenis Piper Cherokee buatan 1959 itu kemudian hilang. Serpihan pesawat diperkirakan jatuh di Taman Nasional Yosemite. Tapi taman nasional itu begitu luas dan pesawat itu tidak ditemukan hingga 1994.
Seorang pekerja di taman nasional menemukan bangkai pesawat di lokasi terpencil dekat Ngarai Stubblefield.
Fairey Battle
Empat tentara Angkatan Udara Inggris terbang dengan pesawat Fairey Battle pada 26 mei 1941. Mereka berangkat dari Akureyri, Islandia, menuju Reykjavik. Pesawat mereka menabrak sebuah gunung dalam caua buruk. Keempat serdadu Inggris itu tewas. Puing pesawat ditemukan dua hari kemudian dan tugu peringatan kematian mereka dibangun di lokasi. Keempatnya jenazah mereka tidak ditemukan.
Tak berapa lama kemudian tentara Inggris ditarik dari Islandia dan bangkai pesawat itu dibiarkan terkubur di bawah timbunan salju. Seorang pria bernama Hordur Geirsson dari Akureyri yang lahir beberapa tahun kemudian setelah kejadian itu menghabiskan waktu 20 tahun buat mencari lokasi pesawat itu jatuh.
Pada 1999 teman Geirsson memberikan catatan rinci tentang lokasi pesawat itu jatuh. Pada 2000 akhirnya sebuah tim ekspedisi bersama keluarga korban menemukan lokasi jatuhnya pesawat itu.