Lima balita ini ditangkap polisi karena kasus kejahatan
Anak-anak sekecil itu dianggap sudah melakukan kejahatan kriminal atas kesadarannya sendiri.
Masalah kenakalan anak-anak tidak lepas dari peran orangtua dalam mendidiknya. Sejak usia sedini mungkin anak-anak harus dididik dengan baik supaya besar kelak tidak menjadi orang jahat.
Namun yang cukup mengherankan adalah ketika polisi harus menangkap anak-anak seumuran bayi atau balita karena kasus kejahatan. Anak-anak sekecil itu dianggap sudah melakukan kejahatan kriminal atas kesadarannya sendiri. Padahal anak di bawah umur seharusnya belum bisa dipidana.
Bagaimana mungkin anak sekecil itu bisa ditangkap polisi? Berikut lima ceritanya yang berhasil dirangkum merdeka.com dari berbagai belahan dunia.
-
Apa yang terjadi di bawah permukaan Bumi India? Sebuah studi mengungkapkan bahwa India mulai mengalami perubahan drastis di bawah permukaan Bumi. Para ilmuwan mengklaim bahwa perubahan terjadi secara horizontal dan lempeng tersebut terbelah menjadi lapisan-lapisan terpisah.
-
Apa yang ditemukan di kuburan massal di India? Selain itu, para ilmuwan menemukan berbagai artefak pemakaman, seperti lebih dari 100 gelang dan 27 manik yang terbuat dari cangkang, vas keramik, mangkuk, piring, periuk, kendi kecil, gelas kimia, pot tanah liat, cangkir air, botol, dan toples.
-
Di negara mana saja penipuan ini terjadi? Menjangkiti Lebih dari 50 Negara Di Indonesia pun tak luput dari aksi penipuan ini. Selain Indonesia, ada lebih dari 50 negara yang warganya juga terdampak. Dari banyaknya negara yang terimbas, paling banyak menjadi sasaran adalah Inggris, Kanada, Singapura, Australia, Hong Kong, dan India.
-
Kapan Hikmat dan Leani bertanding melawan pasangan India? Setelah itu, Hikmat dan Leani melanjutkan pertandingan kedua mereka di Grup A pada Kamis (29/8/2024) pukul 23.40 WIB.
-
Kenapa Mendag Zulkifli Hasan mengunjungi India? Kunjungan ini dilakukan Mendag Zulkifli Hasan sebelum menghadiri G20 Trade and Investment Ministers’ Meeting (TIMM) di Jaipur, India.
-
Siapa yang menjadi sorotan karena menari ala India? Nursyah, ibu dari Indah Permatasari, telah berhasil memikat perhatian netizen dengan aksinya menari ala India yang menjadi viral di media sosial.
Kencing di depan rumah, bayi tiga tahun dianggap melanggar ketertiban umum
Bocah tiga tahun di Piedmont, Amerika Serikat, bernama Dillan dianggap melanggar aturan kebersihan umum karena dia kencing di halaman rumahnya.
Ceritanya begini.
Suatu hari Dillan sedang bermain di halaman rumahnya yang cukup luas. Karena sudah kebelet pipis akhirnya dia membuka celananya lalu kencing di halaman.
"Dillan membuka celana untuk kencing di luar dan sepertinya seorang polisi melihat lalu dia memberikan saya surat pelanggaran karena anak saya kencing di muka umum," kata ibu Dillan, Ashley Warden, seperti dilansir naturalnews, November 2012.
Menurut Warden, polisi bernama Ken Qualls melihat Dillan pipis dan dia menganggap anaknya telah melakukan kejahatan terhadap publik.
Setelah menerima surat itu Warden mengajukan surat keberatan ke polisi. Namun surat itu ditolak oleh polisi dan Warden harus menghadapi persidangan sebulan setelah kejadian itu.
Bayi satu tahun dituduh menghasut dan mengintimidasi
Polisi India di Negara Bagian Uttar Pradesh diskors lantaran menuduh bayi satu tahun menghasut dan mengintimidasi warga sebelum pelaksanaan pemilu.
Laporan polisi menyebutkan bocah berumur 10-12 bulan bernama Nazim dan ayahnya, Yasin, bisa mengganggu keamanan sebelum pemilu, seperti dilansir BBC, September tahun lalu.
Polisi setempat memang biasanya mencatat beberapa orang yang berpotensi mengganggu keamanan sebelum pemilu lokal. Mereka akan ditangkap dan dibawa ke pengadilan.
Peristiwa itu kemudian membuat geger warga setempat.
"Kami sudah mengadakan penyelidikan internal terhadap kedua polisi itu. Sudah jelas mereka tidak mengunjungi wilayah itu dan hanya menerima laporan saja tanpa memeriksa fakta," ujar polisi senior Gilab Singh kepada BBC.
Bocah dua tahun dituding jarah dan bakar toko
Bayi dua tahun bernama Muhammad Sahil di Desa Muhamadpur Devpoar, India, dituduh polisi melakukan penjarahan, pembakaran properti, dan penyerangan.
Polisi di Distrik Samastipur, Negara Bagian Birah, membawa sahil ke pengadilan untuk menghadapi hakim Ravi Shankar. Namun pengadilan kaget atas tindakan polisi membawa bayi dua tahun ke pengadilan dan dia akhirnya dibebaskan dengan jaminan.
Menurut laporan, seorang pemilik toko bernama Muhammad Naushad Alam mengajukan laporan ke polisi tentang tokonya yang dibakar oleh empat bersaudara. Selain dibakar dia juga dijarah senilai Rp 1,2 juta oleh empat bersaudara itu, seperti dilansir India Today, Maret 2009 lalu.
Sebagai respon atas laporan itu polisi mengajukan Muhammad Shoaib, 71 tahun, Muhammad Shakeel, 26 tahun, Muhammad Mohiuddin, 22 tahun, dan Sahil, 2 tahun, ke pengadilan.
Dalam penyelidikan polisi setempat menyatakan laporan itu benar dan mereka menangkap Muhammad Shakeel lalu menjebloskannya ke penjara.
Mereka juga mengajukan surat penangkapan terhadap Sahil. Tapi pengadilan kemudian menyuruh polisi melepaskan dia.
Bayi sembilan bulan di Pakistan dituduh ingin bunuh polisi
Seorang bayi laki-laki masih berusia sembilan bulan tahun lalu muncul di sebuah pengadilan di Pakistan. Dia datang bukan untuk menemani orangtuanya, melainkan untuk menghadiri sidang terhadap dirinya setelah dituduh merencanakan sebuah pembunuhan.
Bayi bernama Muhammad Mosa Khan itu juga didakwa dengan tuduhan telah mengancam polisi dan campur tangan dalam urusan negara, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Sabtu (5/4/2014).
 Khan menghadapi tuduhan bersama anggota keluarganya, mengikuti sebuah insiden penggerebekan dilakukan polisi untuk menangkap tersangka pencuri gas di Kota Lahore. Dia diberi jaminan dan kasusnya ditangguhkan hingga 12 April.
 Foto-foto dari Mosa Khan memperlihatkan sang bayi tampak hadir di sebuah pengadilan tengah memegang botol minuman sambil duduk di pangkuan ayahnya.
 Sebuah laporan dari polisi menduga tersangka, Mosa Khan, berusaha membunuh petugas dengan melemparkan batu ke arah mereka saat melakukan penggerebekan itu.
 Laporan itu menjatuhkan tuduhan terhadap seluruh anggota keluarga Muhammad Yassen, termasuk terhadap cucunya, Mosa Khan, sembilan bulan, seperti dikutip koran the Express Tribune.
 Inspektur Polisi Kashif Ahmed dilaporkan telah menangguhkan untuk mendaftarkan kasus terhadap anak itu.
 Ayah Mosa Khan mengatakan anggota keluarganya saat itu telah memprotes terkait kekurangan listrik di daerah mereka, seperti dikutip koran the Times of India.
 Hakim tidak mampu mengabaikan kasus terhadap Mosa Khan sebab berada di luar wilayah yurisdiksinya, seperti dikutip the News International.
 Kepala Menteri Punjab, Shahbah Sharif, saat ini harus turun tangan dan memerintahkan sebuah laporan dari polisi Inspektur Jenderal.
 Dia juga dilaporkan menuntut adanya 'tindakan tegas' terhadap para pejabat yang bertanggung jawab telah membawa kasus terhadap bayi itu.
 Menteri Hak Asasi Manusia dan Urusan Minoritas Pakistan Khalil Tahir Sindhu juga dikatakan telah meninjau kasus itu.
Polisi tuding bocah dua tahun mencuri
Polisi India dikecam pengguna Internet India setelah kedapatan menjadikan seorang balita dua tahun sebagai tersangka pencurian dan masuk tanpa izin ke properti milik pribadi. Bocah lelaki dua tahun bernama Ravi itu dianggap berkomplot dengan tiga lelaki dewasa, salah satunya adalah pamannya, untuk melakukan kejahatan tersebut.
BBC melaporkan, Jumat (2/10), status tersangka yang dikenakan pada Ravi membuat keluarganya tidak terima. Apalagi polisi datang ke rumah mereka hendak membawa Ravi untuk dimintai keterangan di kantor. Sang bapak segera mengadukan tindakan penyidik kepolisian di Uttar Pradesh itu itu kepada jaksa setempat.
Pejabat kepolisian setempat segera menyadari kesalahan anak buahnya, lalu memerintahkan status tersangka dicabut.
Tidak jelas kenapa nama Ravi bisa dimunculkan sebagai tersangka untuk kasus pencurian kelas teri yang terjadi bulan lalu. Polisi juga enggan memberi keterangan tambahan, apakah balita itu diajak pamannya ketika sedang mencoleng.
Sesuai hukum India, anak di bawah tujuh tahun tidak bisa dikenai sangkaan pelanggaran pidana. Tapi ternyata polisi India berkali-kali nyaris menyeret anak yang belum akil baligh ke pengadilan.
Contohnya tahun lalu, lagi-lagi di Uttar Pradesh, dua polisi diskors karena kedapatan menjadikan bocah baru satu tahun sebagai tersangka pengeroyokan.
Pada 2011, ada juga kasus bocah lima tahun dicokok polisi dengan tuduhan mengganggu jalannya pemilu kepala desa di Negara Bagian Bihar. Lalu ada juga penetapan tersangka bocah perempuan enam tahun pada 2006, dengan sangkaan membantu ayahnya kabur dari kejaran polisi.
(mdk/pan)