Lima dokter ini jadi pembunuh paling sadis sejagat
Dokter seharusnya menyelamatkan, bukan menghilangkan nyawa pasien.
Masih ingat dengan sosok Hannibal Lecter dalam film Hollywood Silence of the Lambs? Di film itu ada seorang dokter yang dengan dingin dan sadis bisa membunuh korbannya.
Aksi brutal dari pekerja medis, termasuk dokter dan perawat memang bisa dibilang sangat di luar dugaan. Mereka yang seharusnya menolong nyawa pasien dari kondisi kritis malah berbuat sebaliknya.
Dari mulai alasan pribadi mereka tega berbuat hal tersebut, kelainan mental, ilmu hitam, hingga materi. Tidak tanggung-tanggung, korbannya mencapai puluhan hingga ratusan. Cara mereka membunuh pun sangat unik, diracun hingga dipukul dengan tangan kosong.
Berikut lima kisah dokter paling sadis sejagat yang dirangkum merdeka.com dari situs oddee.com dan situs lainnya.
-
Kapan dokter Soebandi gugur? Mengutip situs Begandring, dokter tentara sekaligus wakil komandan Divisi Damarwulan ini gugur ditembak tentara Belanda dalam sebuah penyergapan di Desa Karang Kedawung, Jember pada 8 Februari 1949.
-
Siapa yang sedang berjuang menjadi seorang dokter? “Selangkah lagi menjadi seorang dokter,” tulis Zahra, adik Awkarin, dalam upayanya mengejar profesi sebagai dokter.
-
Dimana konsentrasi dokter spesialis di Indonesia? Dia mengatakan 59 persen dokter spesialis terkonsentrasi di Pulau Jawa. "Rata-rata semuanya dokter spesialis pada di Jawa dan di kota. 59 persen dokter spesialis itu terkonsentrasi di Pulau Jawa, 59 persen," ujarnya.
-
Siapa yang mendapatkan untu palsu dari dokter? Dokter: "Mbah, untu sampeyan wis ompong, tak pasang untu sing anyar yo?"Yang Kung: "Oleh ae, ning regone piro?"Dokter: "Murah kok mbah... cuma rong yuto."Yang Kung : "Yo wes... pasangen.. Larang-larang sithik gak popo.
-
Kenapa dr. Soebandi gugur? Mengutip situs Begandring, dokter tentara sekaligus wakil komandan Divisi Damarwulan ini gugur ditembak tentara Belanda dalam sebuah penyergapan di Desa Karang Kedawung, Jember pada 8 Februari 1949.
-
Di mana Dokter Lo dirawat? Ia membenarkan jika dokter Lo Siauw Ging MARS saat ini sedang mendapat perawatan di Rumah Sakit Kasih Ibu (RSKI) Solo.
Dokter ini bertanggung jawab atas kematian 160 pasien
Dr John Bodkin Adams asal Inggris boleh jadi bertanggung jawab atas kematian lebih dari 160 pasiennya ketika berpraktik pada 1946 hingga 1956.
Dia dikenal mudah bergaul dan akrab dengan wanita lanjut usia hingga bisa membujuk mereka menulis surat wasiat sebelum meninggal. bahlan 132 pasiennya menulis surat wasiat sebelum meninggal.
Namun dia tidak pernah dinyatakan bersalah telah membunuh atau melakukan perbuatan kriminal lainnya. Sebagian kalangan menduga dia membantu para pasiennya melakukan euthanasia (suntik bunuh diri) sendiri.
Tapi setelah beberapa waktu akhirnya dia dituntut atas 13 dakwaan, termasuk penipuan, kebohongan di surat formulir kremasi korban, sehingga membuat gelar dokternya dicopot.
Setelah mencoba dua kali gagal, akhirnya dia mendapatkan lagi izin praktik pada 1961 hingga dia meninggal.
Bunuh 87 pasien, dokter ini lolos dua kali dari jerat hukum
Jayant Patel, ahli bedah, tewaskan 87 pasien saat operasi namun dinyatakan tak bersalah oleh pengadilan Australia.
Kejanggalan terjadi saat ahli bedah asal Amerika, Jayant Patel kerap menewaskan pasien-pasiennya sebanyak 87 orang pad kurun 2003 hingga 2005. Hal tersebut menjadi pertanyaan besar, karena pengadilan meloloskan pria ini tidak hanya sekali melainkan dua kali.
Demi materi, dokter ini bunuh 200 pasien
Pada tahun 2000, Dokter Harold Shipman menjadi seorang yang sukses membunuh pasien-pasiennya hanya demi materi. Dalam investigasi terkait, dokter asal Inggris ini dinyatakan bersalah dalam kasus pembunuhan 15 pasien. Lebih dari itu, investigasi lebih lanjut ternyata ditemukan bukti lebih mengagetkan di tahun 2002. Shipman ternyata sudah membunuh 200 pasien yang tidak pernah diketahui sebelumnya.
Kecurigaan pertama 'dicium' oleh suster pribadinya, yang mencurigai setiap pasien yang jatuh ke tangannya selalu tewas setelah masuk ke ruangan pribadinya. Para suster juga curiga mengapa banyak kremasi yang dibutuhkannya. Namun begitu, tidak semudah itu dia dicokok hingga masih bisa terus menjalani bisnis kotornya tersebut.
Dokter gila ini kerap bunuh pasiennya dengan sadis
Dokter bernama Michael Swango adalah seorang dengan mental yang tidak stabil. Kejanggalan tersebut sudah dikeathui oleh temannya saat menjalani studi medis. Swango diketahui kerap mengoleksi buku tempel dengan gambar-gambar sadis, penuh darah, dan sebagainya.
Parahnya sifat mentalnya ini tidak diungkap secara terbuka hingga Swango berhasil menjalani profesinya sebagai dokter dan merealisasikan gambaran sadis tersebut dengan membunuh 30 hingga 60 pasien. Aksi Swango yang brutal ini bukan tidak disadari, namun mereka yang mencurigai tindak terselubung Swango perlahan dilumpuhkan hingga tewas dengan diracun.
Dokter ini pukuli pasien hingga tewas
Kejadian tragis terjadi di Kota Belgorod, Rusia. Seorang dokter, atas alasan belum diketahui, memukuli seorang pasien. Dokter itu menghantam pasiennya di bagian belakang kepala. Alhasil, pasien nahas itu tersungkur, lalu beberapa menit kemudian dinyatakan tewas.
Telegraph melaporkan, Senin (11/1), insiden itu terekam kamera CCTV rumah sakit, lalu tersebar ke dunia maya.
Ternyata kejadian sesungguhnya adalah 29 Desember tahun lalu. Kendati begitu, Kepolisian Belgorod resmi menyelidiki kasus ini pekan lalu.
Korban bernama Yevgeniy Bakhtin (56) diketahui sempat berbuat kasar pada seorang perawat sebelum dihajar habis-habisan oleh dokter. Adapun penyelidik kepolisian mengatakan dokter sadis ini bernama Ilya Zelendinov, yang memiliki spesialisasi bidang bedah.
Ilya masuk ruangan sebelum mengoperasi Bakhtin, tetapi keduanya kemudian segera menyeret korban untuk dipukuli. Ada dugaan bahwa sang dokter memiliki dendam pribadi pada korban. Bahkan seorang pria yang berupaya melerai ikut dihajar habis-habisan.
Namun, polisi mengatakan bahwa sejauh ini Ilya cuma melakukan pembunuhan tak berencana. Biar begitu, dokter bedah ini terancam hukuman dua tahun penjara. RS Belgorod telah memecat sang dokter.
Menteri Kesehatan Rusia, Veronika Skvortsova, mengatakan pemeriksaan mendalam atas insiden dokter memukuli pasien ini akan diawasi pemerintah pusat.