Macron Kalahkan Marine Le Pen dalam Pilpres, Janji Satukan Prancis yang Terbelah
Emmanuel Macron kembali memenangkan pemilihan presiden (pilpres) Prancis, mengalahkan pesaingnya, Marine Le Pen dari kelompok sayap kanan ekstrem.
Emmanuel Macron kembali memenangkan pemilihan presiden (pilpres) Prancis, mengalahkan pesaingnya, Marine Le Pen. Macron mendulang 58,55 persen suara, lebih besar dari yang diprediksi. Sementara Le Pen, dari kelompok sayap kanan meraih 41,45 persen suara.
Dalam pidato kemenangannya di kaki Menara Eiffel, Macron menyampaikan kepada pendukungnya, pilpres telah berakhir dan dia akan menjadi "presiden untuk semua".
-
Siapa pemimpin koalisi sayap kiri yang memenangkan Pemilu Prancis? Satu sosok yang belakangan diperbincangkan adalah pemimpin koalisi, Jean-Luc Melenchon dari Partai France Unbowed.
-
Bagaimana pihak berwenang Perancis menanggapi ancaman tersebut? Pihak berwenang Perancis telah meyakinkan publik akan memberikan pengamanan yang maksimal dengan mengerahkan puluhan ribu personel keamanan.
-
Apa yang dimenangkan oleh koalisi sayap kiri Front Populer Baru di Pemilu Prancis? Koalisi sayap kiri Front Populer Baru (NFP) Prancis berhasil jadi pemenang di Pemilu Prancis.
-
Kapan Italia mengalahkan Prancis di Parc des Princes? Dalam matchday 1 UEFA Nations League A 2024/2025 Grup 2, yang berlangsung pada Sabtu (7/9/2024), Timnas Italia berhasil mengalahkan tuan rumah Timnas Prancis dengan skor 3-1 di Parc des Princes (Paris).
-
Apa yang dirayakan oleh orang Prancis di Bastille Day? Setiap tanggal 14 Juli, Prancis merayakan Bastille Day, sebuah hari yang penuh makna yang memperingati salah satu momen paling bersejarah dalam sejarah Prancis.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
"Sebuah jawaban harus ditemukan atas kemarahan dan pertentangan yang mendorong banyak saudara sebangsa kita memilih sayap kanan ekstrem," kata Macron dalam pidatonya pada Minggu malam, dikutip dari BBC, Senin (25/4).
"Itu akan menjadi tanggung jawab saya dan mereka yang ada di sekeliling saya," lanjutnya.
Macron memilih lokasi yang sangat simbolis dari Revolusi Prancis untuk pidato kemenangannya di Champs de Mars, di mana dia berjanji kepada pendukungnya "tidak akan ada yang ditinggalkan di tepi jalan".
Kendati kalah, Le Pen mengatakan perolehan suaranya menandakan sebuah kemenangan.
Le Pen mengatakan kepada pendukungnya, dia telah meraih kemenangan baru. Namun pesaingnya dari sayap kanan, Eric Zemmour menyatakan Le Pen gagal seperti ayahnya.
"Ini delapan kalinya nama Le Pen dihantam kekalahan," kata Zemmour.
Kemenangan Macron disambut dengan kelegaan para pemimpin Eropa, yang takut kandidat sayap kanan bakal mengeluarkan kebijakan anti Uni Eropa.
"Bersama-sama kita akan memajukan Prancis dan Eropa," kata Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, yang sebelumnya menyerukan orang Prancis memilih Macron, mengucapkan selamat atas kemenangan Macron.
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson juga menyambut kemenangan Macron.
"Selamat kepada Emmanuel Macron terpilih kembali sebagai Presiden Prancis. Prancis adalah salah satu sekutu terdekat dan terpenting kami. Saya menantikan kita terus bekerja sama dalam berbagai isu yang sangat penting bagi kedua negara kita dan bagi dunia," tulis PM Johnson di Twitter.
Baca juga:
Bagi Muslim Prancis, Pilihannya adalah Kandidat yang Paling Sedikit Mudaratnya
Sosok Marine Le Pen, Calon Presiden Prancis yang Melarang Penggunaan Hijab
Ini Alasan Macron Tak Mau Sebut Rusia Pelaku Genosida di Ukraina
Mata-Mata Rusia Ketahuan di Prancis, Menyamar Jadi Diplomat
Seluk Beluk Pemilu Prancis, Kubu Macron Ditantang Garis Kanan Le Pen
Islamofobia Meningkat di Prancis Jelang Pemilihan Presiden
Kepala Intelijen Prancis Mengundurkan Diri karena Gagal Prediksi Invasi Rusia