Makam-Makam Tergenang Dilanda Banjir di Sapnyol, Korban Sipil Tak Terurus
Banjir besar di Spanyol menyebabkan pemakaman tergenang dan proses penguburan terhambat.
Dampak Banjir di Pemakaman Catarroja
Lebih dari satu pekan setelah banjir besar melanda Spanyol, pemakaman di kota Catarroja mengalami kerusakan parah. Proses penguburan bagi para korban banjir menjadi mustahil, menambah penderitaan bagi keluarga yang berduka. Kerusakan yang dialami sangat signifikan, dengan air yang hampir mencapai dua meter merusak banyak nisan dan menggeser gerbang besi pemakaman yang beratnya mencapai 700 kilogram.
“Kerusakannya sangat besar,” ungkap Salvador Pons, seorang karyawan di pemakaman kota Catarroja. Dia sedang memimpin sekelompok relawan yang berupaya membersihkan area pemakaman yang terendam. Sejak 29 Oktober lalu, sebanyak tujuh warga Catarroja telah meninggal, namun tidak satu pun dari mereka dapat dimakamkan. Empat di antaranya adalah korban banjir yang mayatnya mulai membusuk.
- 3 Pejabat Pemkab Banggai Ditetapkan Tersangka Tindak Pidana Pemilu 2024
- Saksi Calon Bupati Sampang Tewas Dikeroyok, TNI Polri Dikerahkan Cegah Carok Massal Susulan
- Kompak, Polri dan TNI di Pekanbaru Jaga Kamtibmas Demi Pemilu Damai
- 13 Saksi Diperiksa Ungkap Senjata Penembakan Relawan Prabowo-Gibran di Sampang
Kondisi Pemakaman dan Proses Penguburan
Situasi serupa terjadi di seluruh kota yang terdampak di wilayah Valencia timur, setelah banjir terburuk dalam satu generasi ini. Sedikitnya 219 orang dilaporkan tewas dan puluhan lainnya hilang akibat bencana ini. Pihak berwenang telah menyerahkan lebih dari 80 jenazah kepada keluarga, tetapi proses penguburan terhambat karena taman pemakaman tergenang air, menyerupai rawa-rawa.
“Pekerjaan terhenti. Diperlukan waktu dua, tiga atau empat minggu hingga semuanya beres,” kata Arturo Casan, seorang pebisnis batu nisan. Banyak warga yang kini membantu membersihkan tempat usaha keluarga mereka, yang belum memenuhi satu pesanan pun sejak banjir terjadi. “Rumah-rumah didahulukan dan kemudian baru makam,” tambah Casan.
Misa Pemakaman yang Terhenti
Carles Pons, pemimpin administratif di Gereja Sant Miquel Catarroja, mengungkapkan bahwa dia tidak memimpin misa pemakaman selama lebih dari sepekan. “Tidak seorang pun meminta kami untuk melakukannya, dan bagaimanapun juga tidak akan mudah untuk menguburkan mereka yang sudah tiada,” kata pendeta berusia 57 tahun itu. Keadaan ini mencerminkan betapa parahnya dampak banjir yang telah melanda wilayah tersebut.
Dengan situasi yang semakin sulit, masyarakat setempat berusaha untuk saling membantu dalam masa-masa sulit ini. Banyak yang berharap agar pemulihan dapat segera dilakukan, sehingga proses penguburan dapat dilaksanakan dengan layak bagi para korban. Banjir ini tidak hanya merusak infrastruktur, tetapi juga menghancurkan harapan dan rasa duka yang mendalam bagi keluarga korban.
Sumber: VOA Indonesia