Makin rajin pancung terpidana mati, Arab Saudi buka lowongan algojo
Ada delapan posisi lowong. Syaratnya harus bisa penggal kepala sekali tebas serta bisa potong tangan
Kerajaan Arab Saudi membuka lowongan bagi pria yang merasa sanggup menjadi tukang penggal terpidana mati. Algojo yang dibutuhkan sebanyak delapan orang.
Departemen Pegawai Negeri Saudi menyatakan lowongan ini dibuka untuk umum lantaran jumlah algojo di Negeri Petro Dollar itu tidak seimbang dengan deretan terpidana mati. Saudi baru saja menambah jumlah hakim, diharapkan kasus-kasus berat yang lama mangkrak bisa dipercepat. Alhasil, jumlah eksekusi mati yang biasa digelar saban usai salat Jumat akan meningkat.
-
Kapan patung unta di Arab Saudi ditemukan? Sederet patung unta berukuran sesuai aslinya ditemukan pada 2018 lalu di Arab Saudi utara.
-
Di mana patung unta di Arab Saudi ditemukan? Sederet patung unta berukuran sesuai aslinya ditemukan pada 2018 lalu di Arab Saudi utara.
-
Kapan Maarten Paes tiba di Arab Saudi? Terbaru, Maarten Paes terbang dari Amerika Serikat untuk bergabung dengan pemain lainnya dalam rangka persiapan pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026.
-
Siapa kapten dari tim nasional Arab Saudi? Sebagai kapten dan pemain kunci tim, winger kiri ini mencuri perhatian di Piala Dunia 2022 dengan mencetak gol dan membantu Arab Saudi mengalahkan Argentina 2-1 di fase grup.
-
Siapa yang menemukan prasasti kuno di Arab Saudi? Komisi Warisan Arab Saudi mengumumkan penemuan dan dokumentasi prasasti dwibahasa di desa Alqan di wilayah Tabuk, lapor Saudi Press Agency pada Rabu.
-
Siapa kapten Timnas Arab Saudi? Kapten Tim Nasional Arab Saudi adalah Salem Al-Dawsari, sementara Asnawi Mangkualam menjabat sebagai kapten Timnas Indonesia.
"Selain menjalankan eksekusi, pelamar diminta siap melaksanakan amputasi untuk pelanggaran hukum yang lebih ringan," tulis iklan tersebut, seperti dilansir the Guardian, Selasa (19/5).
Selama ini Saudi tidak pernah secara terbuka membuka lowongan algojo. Para tukang pancung ini diharuskan orang yang pandai menggunakan pedang, sehingga kepala bisa lepas sekali tebas. Tidak disebutkan berapa besar gaji mereka, namun dari sisi kepangkatan seorang algojo termasuk PNS rendahan di Saudi.
Dari pengakuan salah satu algojo legendaris, Muhammad Saad al-Beshi dengan BBC pada 5 Juni 2003, kegiatan memancung terpidana mati nyaris menyerupai kemeriahan acara nonton bareng sepakbola. "Orang-orang akan bersorak ketika kepala terpidana mati menggelinding beberapa meter. Mereka kagum dengan kemampuan saya," kata Saad.
Di Arab Saudi, pembunuhan, perzinaan, serta penyelundupan narkoba hampir pasti dikenai hukuman mati. Sementara pencurian akan dihukum potong tangan. Terpidana mati tidak akan diberitahu waktu eksekusi, melainkan langsung diantar ke hadapan algojo.
Lembaga hak asasi Amnesty International menyatakan negara kaya minyak itu rajin mengeksekusi puluhan terpidana saban tahun. Data 2007-2010, 345 hukuman mati dilaporkan oleh Kementerian Kehakiman Saudi.
Sepanjang tahun lalu, 88 orang dihukum mati, separuhnya warga asing. Dengan begitu Saudi adalah negara setelah China dan Iran yang paling rajin menjalankan hukuman mati di muka bumi.
(mdk/ard)