Maskapai Belanda mendarat darurat karena penumpang sering buang angin
Maskapai Belanda mendarat darurat dan turunkan penumpang karena sering buang angin. Belum jelas apakah kondisi perut kembung yang dialami pria itu terkait dengan kondisi medisnya.
Maskapai Belanda Transavia Airlines yang lepas landas dari Dubai menuju Amsterdam terpaksa harus mendarat darurat di Austria karena seorang penumpang pria lanjut usia (lansia) tidak berhenti buang angin.
Laman Asia One melaporkan, Senin (19/2), dua penumpang yang berada di sebelahnya memintanya untuk menahan buang angin karena bau busuk sudah mulai tercium.
-
Kenapa Jaka Sembung melawan Belanda? Ia juga akan meyakinkan masyarakat bahwa kolonialisme merupakan bentuk perbudakan dan akan merugikan kampung ketika sudah berhasil dikuasai.
-
Pesawat apa yang digunakan oleh TNI AU untuk menyerang markas Belanda di Ambarawa dan Salatiga? Pada tanggal 29 Juli 1947, TNI AU menyerang markas Belanda di kota Ambarawa dan Salatiga. Pesawat Cureng diterbangkan oleh Kadet Suharnoko Harbani dan Kadet Sutardjo Sigit.
-
Siapa yang menerbangkan pesawat Cureng saat mengebom markas Belanda di Ambarawa dan Salatiga? Pada tanggal 29 Juli 1947, TNI AU menyerang markas Belanda di kota Ambarawa dan Salatiga. Pesawat Cureng diterbangkan oleh Kadet Suharnoko Harbani dan Kadet Sutardjo Sigit.
-
Kenapa Petruk melempar orang keturunan Betawi dari pesawat? Petruk: (Tak mau kalah. Dia lempar orang keturunan Betawi di sampingnya ke luar pesawat).Kali ini Semar dan Gareng: (Jantungnya nyaris copot) Semar: “Lho? Kenapa kamu buang orang betawi tadi? Kan kasihan?”Petruk: “Tenang aja! Indonesia kaya banget kok! Masih banyak, orang betawi yang hidup di sana.”
-
Dari mana pasukan Belanda memulai serangan ke Purwokerto? Pasukan ini berangkat dari Bandung, menduduki Cirebon, lalu memborbardir Tegal.
-
Bagaimana Pocut Baren melawan Belanda? Pocut memutuskan mendirikan benteng di Gunung Macang untuk melancarkan serangan kepada Belanda. Namun, semua itu menjadi petaka setelah Belanda mengepung benteng mereka lalu membakarnya.
Meskipun pesawat ini memiliki sistem ventilasi yang baik, ruangan kecil dan jarak penumpang yang terlalu dekat, membuat aroma angin yang busuk menyebar ke seluruh ruangan. Apalagi pada penerbangan yang panjang.
Belum jelas apakah kondisi perut kembung yang dialami pria itu terkait dengan kondisi medisnya.
Setelah beberapa kali diberi peringatan, akhirnya pria itu bertengkar dengan penumpang lain dan membuat pilot memutuskan mendarat darurat di Austria. Polisi kemudian terpaksa turun tangan untuk menggiring pria itu keluar pesawat.
Selain pria yang disuruh turun itu, ada dua wanita lainnya yang menurut juru bicara Transavia bersikap agresif dan banyak omong selama pertengkaran di pesawat.
Menurut laporan dari De Telegraaf, kedua wanita itu membantah tuduhan tersebut.
Transavia kemudian dilaporkan menerapkan larangan bepergian kepada penumpang yang sudah dikeluarkan itu dan mempertimbangkan untuk membayar ganti rugi kepada si penumpang.
Menurut saksi mata, apa yang dilakukan maskapai penerbangan tersebut bersifat berlebihan.
Baca juga:
Kemenhub ingin bikin pesawat berkecepatan supersonic di Indonesia
Intip dapur pembuatan helikopter AgustaWestland AW189
Menhub Budi: Penutupan sekolah penerbangan disesuaikan dengan kebutuhan
Tak mau kalah dengan Singapura, Jokowi minta industri perawatan pesawat dikembangkan
Menengok pusat daur ulang pesawat di Prancis