Mati listrik bikin korban tewas hawa panas Pakistan tembus 224 jiwa
Lansia jadi warga paling rentan ketika suhu mendekati 50 derajat. RS Karachi saban hari menerima 20 jenazah
Hawa panas yang sebelumnya melanda India dan menewaskan 1.100 jiwa, kini melanda Pakistan. Suhu di beberapa kota mencapai 45 derajat celsius ini. Hingga berita ini dilansir, dampak sengatan matahari menewaskan 224 jiwa.
Para korban tewas kebanyakan berasal dari Kota Karachi yang menjadi pusat bisnis negara ini. Kondisi Karachi makin runyam, karena sempat mengalami pemutusan listrik hampir dua hari terakhir. Alhasil pendingin udara dan peralatan lain yang bisa mengurangi hawa panas tak bisa menyala.
-
Kapan benua ini tenggelam? Sekitar 70.000 tahun yang lalu, daratan luas yang kini tenggelam di lepas pantai Australia kemungkinan pernah ditinggali setengah juta manusia.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan kasus pungli di rutan KPK terungkap? Kasus tersebut rupanya dilakukan secara terstruktur oleh salah satu mantan pegawai KPK bernama Hengki. Di saat yang bersamaan, penyidik KPK yang juga mengusut kasus pungli tersebut telah mengumumkan Hengki sebagai tersangka.
-
Kapan KPK menahan Mulsunadi? "Untuk kebutuhan penyidikan tim penyidik melakukan penahanan MG untuk 20 hari pertama terhitung tanggal 31 Juli 2023 sampai dengan 19 Agustus 2023
-
Kenapa Panji Gumilang menggugat Anwar Abbas? Langkah hukum dia tempuh usai Panji merasa tidak terima dicap komunis. Sehingga Panji bersama tim hukumnya menggugat Anwar secara perdata dengan nilai Rp 1 triliun sebagai ganti rugi materil dan imateril.
-
Apa ciri khas dari pakaian adat Teluk Belanga? Ciri khas dari pakaian adat Melayu memang cukup berbeda dari yang lain. Bagian kain samping atau sarung dipakai di bawah baju daripada di atasnya. Bajunya tidak memiliki kerah cekak musang atau saku rok, maka gantinya bukaannya diapit dengan jahitan kaku yang disebut tulang belut.
Kebanyakan dari korban jiwa adalah warga lanjut usia yang mengalami dehidrasi, suhu badan tinggi, hingga masalah pencernaan. Datangnya hawa panas bersamaan dengan Ramadan turut menjadi salah satu penyebab cepatnya kematian 'menular' di distrik warga miskin. Kondisi mereka memburuk karena memaksakan diri puasa.
"Ratusan pasien korban gelombang panas ini dirawat di rumah sakit pemerintah," ujar Sekretaris Kesehatan setempat, Saeed Mangnejo, seperti dilansir dari BBC News, Selasa (23/6).
Media lokal mengatakan lebih dari 150 jenazah telah diambil dari rumah sakit ke rumah mayat Edhi di Sohrab Goth sejak Sabtu pekan lalu. Kini, setiap harinya, rumah mayat itu menerima 20 jenazah korban hawa panas.
Pemerintah mengatakan bila hal tersebut hampir sama dengan cuaca pada bulan Mei tahun 1938 yang mencatatkan angka 47,8 derajat celcius.
Sebelumnya gelombang panas sempat melanda India, negara tetangga Pakistan. Lebih dari 2 ribu penduduk meninggal akibat anomali cuaca sepanjang bulan lalu tersebut.
(mdk/ard)