Media Inggris sampai AS soroti hilangnya Setya Novanto
Media Inggris sampai AS soroti hilangnya Setya Novanto. Dalam pemberitaannya Washington Post menyebut Setya Novanto sebagai sosok pengangum Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Penggeledahan rumah Setya Novanto dan hilangnya ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia itu turut menjadi sorotan media asing, seperti Straits Times, The Washington Post, The Guardian, dan ABC News.
Dalam pemberitaannya, media Singapura, the Straits Times, menjelaskan upaya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang memburu Setya Novanto di rumahnya, Rabu (15/11). Namun upaya penangkapan tersebut gagal.
Media Amerika Serikat, The Washington Post, melaporkan Setya Novanto dituduh terlibat dalam kasus korupsi senilai Rp 2,3 triliun dan lolos dari penangkapan KPK. Dalam pemberitaannya Washington Post menyebut Setya Novanto sebagai sosok pengagum Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
"Seorang pengagum Trump, Novanto, muncul dalam sebuah jumpa pers di Trump Tower, New York, pada September 2015 bersama Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Pada saat itu Trump menyebut Novanto sebagai orang paling kuat di Indonesia dan akan melakukan hal-hal hebat bagi Amerika," demikian tulis the Washington Post.
Kasus korupsi KTP elektronik yang diduga melibatkan sejumlah pejabat dan anggota DPR itu dikatakan terjadi pada 2011 dan 2012. Sebanyak sepertiga dari proyek e-KTP diduga dikorupsi.
Sementara media ternama Inggris, The Guardian, menyebut politisi Indonesia atau Setya Novanto yang terlibat dalam kasus korupsi besar, hilang. Keberadaannya tidak diketahui dan dia baru saja dicekal ke luar negeri selama enam bulan yang berlaku sejak bulan lalu.
ABC News, media Australia, juga ikut menyoroti hilangnya Setya Novanto. ABC menyebut Ketua DPR itu sebagai ketua partai politik terbesar dan sosok pelobi berpengaruh.
"Setya adalah salah satu politikus terpenting dan upaya penangkapannya bisa berdampak pada pemilu presiden sekutunya, Presiden Joko Widodo," tulis ABC News.
Penangkapan paksa yang dilakukan KPK memang terbilang mengejutkan. Pasalnya, sudah beberapa kali Setnov mangkir dari panggilan KPK. Namun sayangnya, operasi penangkapan tersebut gagal. Diduga Setnov tidak berada di dalam rumah tadi malam.
KPK menghabiskan waktu sekitar lima jam untuk menggeledah rumah Setnov pada Rabu malam (16/11).
Dari hasil penggeledahan, KPK menyita koper dokumen dan catatan, serta cuplikan rekaman CCTV di rumah.