Mengenal Istilah Globalisasi 4.0 dan Segala Ancamannya
Dunia telah bergerak ke arah globalisasi-pertukaran barang, sumber daya manusia, dan gagasan sejak masa lampau. Namun sejarawan ekonomi berpendapat ada tiga fase globalisasi sejauh ini.
Panitia Forum Ekonomi Dunia (WEF) tahun ini memperkenalkan frasa baru sebagai tema pertemuan tahunan di Davos, Pegunungan Alpen Swiss, yaitu "Globalisasi 4.0". Frasa ini sedikit banyak berkaitan dengan sejarah ekonomi.
Dunia telah bergerak ke arah globalisasi-pertukaran barang, sumber daya manusia, dan gagasan sejak masa lampau. Namun sejarawan ekonomi berpendapat ada tiga fase globalisasi sejauh ini.
-
Bagaimana cara Indonesia dan Singapura meningkatkan kerja sama ekonomi digital? Pada pertemuan bilateral tersebut, kedua Menteri membahas upaya peningkatan kerja sama ekonomi digital melalui ASEAN Digital Economy Framework Agreement dan Joint Initiative on e-Commerce di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
-
Apa yang dilakukan oleh para pekerja dengan kloning digital mereka? Mereka menggunakan kloning digital ini untuk membantu menyelesaikan tugas sehari-hari, mulai dari menghadiri pertemuan hingga menanggapi email.
-
Mengapa pelaku usaha di Indonesia menganggap transformasi digital penting? Para pelaku bisnis di Indonesia menyadari pentingnya melakukan transformasi digital. Demi memenuhi kebutuhan mereka sebagai pengusaha sekaligus menyajikan solusi bagi masyarakat, pengembangan teknologi dan pengembangan inovasi dinilai sebagai sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi.
-
Di mana Huawei berperan dalam penguatan ekonomi digital? Adapun penguatan ekonomi digital yang dimaksud mencakup percepatan transformasi digital di berbagai sektor, mendorong pembangunan ramah lingkungan melalui utilisasiteknologi, memperkuatkeamanan siber dan perlindungan data pribadi untuk meningkatkan keamanan dan kepercayaan publik.
-
Kenapa Huawei genjot kolaborasi untuk penguatan ekonomi digital? Sebuah bisnis raksasa tidak akan tumbuh dan berkembang dengan baik tanpa adanya kolaborasi. Hal inilah yang terus dipegang teguh Huawei dalam mengelola bisnisnya sebagai perusahaan teknologi multinasional.
-
Apa itu Rupiah Digital? Rupiah Digital merupakan uang Rupiah yang memiliki format digital.
Fase pertama, sepanjang 1820-1914, globalisasi datang bersamaan dengan munculnya tenaga uap dan revolusi industri sementara fase kedua berlangsung dari akhir Perang Dunia II hingga sekitar tahun 1990. Saat itulah kita memasuki era terbaru - periode yang oleh beberapa orang dijuluki "hiperglobalisasi" bertepatan dengan munculnya internet, jatuhnya Tembok Berlin dan kebangkitan negara-negara berkembang seperti China dan India.
Sebagian berpendapat saat ini kita tengah memasuki gelombang keempat globalisasi.
Argumentasinya: Jika gelombang globalisasi sebelumnya berkaitan dengan perdagangan barang maka yang berikutnya adalah berkembangnya layanan digital. Atau, bisa dilihat dari dunia orang kaya di mana gelombang globalisasi terakhir adalah hilangnya lapangan pekerjaan bagi para kerah biru (buruh) dan digantikan para pekerja kerah putih (kantoran).
"Itulah masa depan globalisasi nantinya dan itulah globalisasi 4.0," kata Richard Baldwin, penulis buku The Globotics Upheaval, dikutip dari laman the Straits Times, Rabu (23/1).
"Ini terkait pembukaan sektor jasa di negara-negara kaya untuk bersaing dengan negara-negara miskin, dengan semua kelebihan dan kekurangan di sektor jasa yang dalam pandangan kami di sektor manufaktur," sambungnya.
Baldwin berpendapat, koneksi data yang semakin cepat dan alat kecerdasan buatan (AI) seperti Google Translate membuka luas-luas peluang jasa layanan tenaga terampil di negara-negara kaya mulai dari arsitektur hingga akuntansi dan desain situs web memunculkan persaingan baru bagi para praktisi di negara berkembang.
ilustrasi globalisasi ©consulus.com
Setiap gelombang globalisasi sebelumnya ditandai arbitrase dasar, baik harga pengiriman barang atau upah tenaga kerja yang lebih rendah. Keterampilan dan kebutuhan untuk berada di lokasi tertentu melindungi banyak pekerja kerah putih dari dampak globalisasi. Tapi muncul konsekuensi yang mengkhawatirkan bagi mereka yang berkumpul di Davos.
Baldwin mengatakan, kemarahan para kerah biru atas gelombang terakhir globalisasi yang membantu menyulut populisme yang mengarah ke Brexit di Eropa dan Donald Trump bisa segera bergabung dengan kemarahan kalangan kerah putih.
Para pekerja berpendapat, "Akan ada perasaan berbeda karena Anda akan benar-benar melihat orang-orang ini yang dibayar sepersepuluh dari apa yang Anda dapatkan dan tidak membayar pajak dan tidak mematuhi standar tenaga kerja yang harus Anda patuhi, tidak membayar rumah dan sekolah. Jadi saya pikir banyak orang akan menganggap ini tidak adil."
Kelemahan ini diakui oleh WEF dalam definisi resmi mereka tentang Globalisasi 4.0. Perubahan dalam bisnis - yang oleh Klaus Schwab, pendiri WEF, dijuluki sebagai Revolusi Industri Keempat - datang bersamaan dengan perubahan geopolitik, ketidaksetaraan, dan perubahan iklim. WEF berpendapat hal ini telah "mengubah dunia kita dengan cara yang tidak mampu diterima oleh sistem tradisional kita".
Karena itu, forum tahun ini bukan hanya tentang mengakui bahwa era baru telah datang. Ini adalah tentang menemukan jawaban yang membantu mengurangi penderitaan dan mencegah serangan baru, apakah dengan menyadari kebutuhan sistem pengamanan yang lebih baik atau memastikan pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan.
Baca juga:
Raih Pertumbuhan 300 Persen, Printerous Ingin Ekspansi ke Pasar ASEAN di 2019
Semen Baturaja Gandeng Telkom Kembangkan Digitalisasi Bisnis
2019, Seluruh Pasar Tradisional di Yogya Bakal Terapkan QR Code
Mulai 1 Januari 2019, Bea Cukai Terapkan Pertukaran Data Elektronik
Hadapi Industri 4.0, KSPI Minta Pemerintah Buat Aturan Lindungi Pekerja