Menlu: 1 WNI lagi ditahan Turki belum dapat akses kekonsuleran
WNI ini ditahan 26 Agustus 2016, terpisah dengan Handika Lintang dan 2 mahasiswi, DP dan YU.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengaku, ada seorang lagi warga negara Indonesia (WNI) yang masih ditahan oleh pemerintah Turki, selain Handika Lintang Saputra, terkait dengan Gerakan Hizmet.
"Seorang WNI ditahan pada 26 Agustus 2016 oleh pemerintah Turki," lapor Menlu Retno kepada Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (31/8).
-
Apa yang ditemukan dalam penggalian di Turki? Sekelompok arkeolog Turki menemukan tengkorak yang diperkirakan berusia 6.000 tahun di salah satu dari sembilan makam selama penggalian di distrik Afsin, Kahramanmaras, Turki.
-
Apa yang diprotes bocah Turki itu? Dengan nada tinggi, bocah itu memprotes alasan penjual toko menjual produk Israel.
-
Siapa yang diprotes bocah Turki itu? Bocil Turki Marah-Marah ke Pemilik Toko karena Jual Produk Israel, Gebrak Meja Minta Hentikan Penjualan Bocah itu kesal karena pemilik toko memberikannya keripik buatan Israel tanpa sepengetahuannya.
-
Bagaimana prajurit TNI ini bertemu dengan calon istrinya? Lebih lanjut ia menceritakan bahwa awal perkenalan keduanya bermula dari media sosial. Menariknya selama berpacaran 3 tahun mereka hanya bertemu satu kali saja di kehidupan nyata.
-
Kapan wisuda anggota Polri di Turki? Acara tersebut diselenggarakan pada 26 Juli 2023 waktu setempat.
-
Bagaimana anggota TNI dikeroyok oleh warga? Personel dari Koramil yang dikeroyok menerima banyak sekali pukulan dan tendangan dari warga.
Menlu perempuan pertama Indonesia ini mengatakan pihaknya di Kedutaan Besar RI di Ankara, Turki sudah meminta akses kekonsuleran kepada otoritas Turki. Namun sayangnya, akses tersebut masih belum dikabulkan.
Secara terpisah, Handika Lintang Saputra yang ditahan pada 3 Juni lalu atas tuduhan terlibat organisasi teror bersenjata terafiliasi dengan gerakan Fethullah Gulen, sudah mendapat akses kekonsuleran. Akses tersebut diberikan 27 Agustus lalu.
"Pada 27 Agustus lalu, saya menelepon Menlu Turki. Akses konsuler untuk mahasiswa kita tersebut (Handika) sudah diberikan. Nantinya, KBRI Ankara akan bertemu dengan mahasiswa tersebut 1 September besok," ungkap Retno.
Mahasiswa Indonesia yang belajar di Turki ada sekitar 738 orang. Meski demikian, ada 282 mahasiswa yang mendapat beasiswa PASIAD dari Yayasan Fethullah Gullen.
Untuk menghindari kasus penahanan karena terkait gerakan Hizmet kembali terulang, Kemlu mengimbau para mahasiswa di Turki untuk keluar dari organisasi yang berkaitan dengan Gullen.
"Sejumlah mahasiswa juga sudah kami tampung di KBRI dan KJRI," tukas Menlu Retno.
Seperti diketahui, ada 4 WNI ditangkap otoritas Turki dengan dugaan terkait jaringan Gullen. Dua di antara mereka, yaitu DP asal Demak dan YU asal Aceh diberitakan sudah bebas dan berada di KBRI Ankara.
Kini Kemenlu terus berusaha untuk dua WNI tersisa untuk bisa segera bebas dan dipulangkan ke Tamah Air.
Baca juga:
Indonesia protes keras penahanan 3 mahasiswa oleh Turki
Ketua DPR minta pemerintah proaktif urus WNI ditangkap di Turki
Ditahan 15 hari, 2 mahasiswi Indonesia di Turki akhirnya dibebaskan
Bahagianya orangtua pelajar di Turki melihat anak mereka bebas
KBRI Ankara sewa pengacara bebaskan mahasiswa RI dari tuduhan kudeta