Menlu Retno sebut penangkapan WNI di Yaman diduga masalah imigrasi
"Kita peroleh informasinya adalah ini terkait masalah keimigrasian," kata Retno.
Kabar puluhan ditahannya warga negara Indonesia (WNI) ditahan pemberontak di Yaman masih simpang siur. Menteri Luar Negeri Retno Priansari Marsudi mengaku pihaknya masih mencoba mengklarifikasi perihal informasi tersebut.
Informasi terbaru yang didapatnya, puluhan WNI yang ditahan diduga hanya masalah keimigrasian. "Kita peroleh informasinya adalah ini terkait masalah keimigrasian," kata Retno di Jakarta, Senin (30/3).
Dia menuturkan, sebanyak 23 orang yang dikabarkan itu juga masih belum ada kepastian. Pihaknya masih mencari kepastian dan berkoordinasi lebih lanjut.
"Jumlah yang belum pasti itu diperkirakan 23 orang," ujarnya.
Sebelumnya, pejabat Kedutaan Besar Republik Indonesia di Yaman Maulana Akbar mengatakan ada 23 warga negara Indonesia ditawan oleh aparat keamanan setempat.
Saat ini situasi di Ibu Kota Sanaa masih darurat karena pemberontak Houthi menguasai Yaman. Sementara serangan Arab Saudi sejak Kamis dini hari membuat situasi makin buruk.
"Saat ini kami mencoba menghubungi pihak pemberontak itu dan informasinya ada yang ditangkap tapi tidak memberi alasan. Saat ini kami hanya bisa berspekulasi mereka ditangkap terkait dengan kelengkapan dokumen. Kami akan menghubungi pihak terkait," kata Maulana Akbar saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (28/3).
Menurut pernyataan pers dari Kementerian Luar Negeri yang diterima merdeka.com, ada sekitar 4.159 WNI yang tersebar di berbagai wilayah di Yaman, dan sebanyak 141 orang dari 175 yang mendaftar, sudah kembali ke Indonesia.
"Pemerintah Indonesia telah melakukan proses evakuasi bagi WNI secara sukarela untuk kembali ke Indonesia sejak Februari kemarin. Hingga saat ini kami masih membuka pendaftaran, silakan ke KBRI di Yaman untuk mendaftar," tulis pernyataan pers tersebut, Jumat (27/3).
Direktur Perlindungan Warga negara Indonesia dan Bantuan Hukum Indonesia (PWI-BHI) Kementerian Luar Negeri Lalu Muhamad Iqbal mengatakan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ibu Kota Sanaa masih berusaha berkoordinasi dengan otoritas setempat buat membebaskan para WNI yang ditahan itu.
Baca juga:
Dukung Saudi, jet tempur Israel ikut gempur Yaman
TNI siap bebaskan puluhan WNI ditahan pemberontak Yaman
DPR desak pemerintah segera bebaskan WNI ditahan pemberontak Yaman
KBRI akan temui WNI yang ditahan pemberontak Yaman
Bebaskan sandera WNI, KBRI hubungi pemberontak Yaman
Beredar kabar puluhan WNI ditahan pemberontak Yaman
Arab Saudi serbu Yaman, fase baru Sunni lawan Syiah
Kemlu: Situasi di Yaman makin buruk setelah serangan Saudi
-
Mengapa Rama Yohanes memilih menjadi prajurit TNI? Keputusannya untuk memilih jalur militer adalah manifestasi dari cita-citanya sejak usia sekolah dasar untuk menjadi seorang prajurit TNI.
-
Kapan Sri Mulyani dan Retno Marsudi bertemu? Kemarin (1/8), akhirnya kita bertemu saat rapat bersama di Istana Merdeka... Always glad to meet my bestie,",
-
Kapan Yanwar dilantik menjadi perwira TNI? Saat ini, Yanwar sudah menyelesaikan masa pendidikan dan dilantik menjadi seorang TNI dengan menyandang pangkat Letnan Dua (Letda) di bahu yang tentu membuat sang ayah begitu bangga.
-
Di mana Sri Mulyani dan Retno Marsudi bertemu? Kemarin (1/8), akhirnya kita bertemu saat rapat bersama di Istana Merdeka... Always glad to meet my bestie,",
-
Siapa yang memberikan hadiah peta jadul Indonesia kepada Retno Marsudi? Lebih mengharukan, secara khusus, beliau memberi saya peta Indonesia tahun 1890 yang sengaja beliau peroleh pada saat beliau berkunjung ke Belanda minggu lalu,"
-
Bagaimana reaksi mahasiswa, dosen, dan alumni FK Undip terhadap pemberhentian Yan Wisnu Prajoko? Pada Senin (2/9), ratusan sivitas akademika FK Undip menggelar aksi solidaritas dan simpati mendukung Yan Wisnu Prajoko. Para simpatisan yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan alumni menunjukkan tulisan “We Stand with dr Yan Wisnu” dengan mengenakan pakaian serba hitam dan pita hitam di bagian dada sebagai tanda simpati terhadap terjadinya premanisme birokrasi.