Menteri Prancis Minta Trump Tidak Campuri Urusan Dalam Negeri
Trump mengkritik Prancis dalam cuitan di akun Twitternya terkait kerusuhan di Paris.
Menteri Luar Negeri Perancis Jean Yves Le Drian mengatakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump seharusnya tidak ikut campur dalam urusan Prancis. Hal ini dia disampaikan setelah Trump mengkritik Prancis dalam cuitan di akun Twitternya terkait kerusuhan di Paris.
"Perjanjian Paris tidak berjalan dengan baik untuk Paris. Protes dan kerusuhan terjadi di seluruh Prancis," tulis Trump di akun Twitter-nya pada hari Sabtu (9/12).
-
Mengapa Prancis kalah dari Italia di kandang? Ketika Frattesi dan Raspadori menambah gol di babak kedua untuk memastikan kemenangan Italia dengan skor 3-1, itu menandai momen di mana Prancis kebobolan tiga gol di kandang dalam pertandingan resmi untuk pertama kalinya sejak kekalahan 2-3 dari Rusia pada tahun 1999.
-
Apa yang terjadi pada Italia dalam pertandingan melawan Prancis? Timnas Italia mengalami kebobolan gol cepat dari Prancis hanya dalam waktu 14 detik.
-
Kapan Italia mengalahkan Prancis di Parc des Princes? Dalam matchday 1 UEFA Nations League A 2024/2025 Grup 2, yang berlangsung pada Sabtu (7/9/2024), Timnas Italia berhasil mengalahkan tuan rumah Timnas Prancis dengan skor 3-1 di Parc des Princes (Paris).
-
Bagaimana Italia bisa menang melawan Prancis? Italia berhasil membalikkan keadaan dengan gol-gol dari Federico Dimarco pada menit 30, Davide Frattesi pada menit 51, dan Giacomo Raspadori pada menit 74.
-
Apa yang ditunjukkan Samuele Ricci saat Italia mengalahkan Prancis? Di usianya yang masih muda, 23 tahun, gelandang dari klub Torino ini menunjukkan kedewasaan yang mirip dengan pemain berpengalaman.
-
Bagaimana Polandia mencoba untuk mengalahkan Prancis? Polandia tentu tak mau pulang dengan tangan kosong. Kemenangan akan menjadi hiburan mereka sebelum menutup penampilan mereka di EURO 2024.
"Orang tidak mau membayar uang dalam jumlah besar, kebanyakan untuk negara-negara dunia ketiga (yang dipertanyakan berjalan), dengan tujuan mungkin untuk melindungi lingkungan. Memuji-muji "Kami Ingin Trump! Cinta Perancis," tulis Trump.
Dilansir dari The Jerusalem Post pada Senin (10/12), pada salah satu acara televisi Le Drian mengatakan "Demonstrasi rompi kuning itu tidak memprotes dalam bahasa Inggris, sejauh yang saya tahu," katanya.
Dalam tweet lainnya, Trump menuliskan agar Perancis mengakhiri kebijakan negara yang dipersoalkan warga Prancis tersebut.
"Hari yang sangat sedih dan malam di Paris. Mungkin sudah waktunya untuk mengakhiri Perjanjian Paris yang konyol dan sangat mahal dan mengembalikan uang kepada orang-orang dalam bentuk pajak yang lebih rendah? Amerika Serikat tadinya jauh di depan hal itu dan merupakan satu-satunya negara besar di mana emisi telah menurun tahun lalu!" kata Trump.
Le Drian mengatakan pemerintah Prancis tidak mengkomentari politik Amerika dan hal ini seharusnya berjalan di kedua pihak.
"Saya mengatakan pada Donald Trump, dan Presiden juga pada dia: kami tidak mengambil bagian dalam debat di Amerika, biarkan kami mengurus hidup kami di negara kami sendiri," tegas Drian.
Le Drian juga mengatakan sebagian besar warga Amerika tidak setuju dengan Trump atas keputusannya untuk keluar dari perjanjian perubahan iklim paris pada tahun 2015 lalu.
Namun, dalam beberapa bulan terakhir, Trump menuliskan serangkaian tweet yang mengkritik kebijakan iklim dan pertahanan Macron, serta popularitas Macron yang rendah.
Sebelumnya, para pengunjuk rasa antipemerintah berhadapan dengan polisi antihuru-hara di Paris dan kota-kota Prancis lainnya pada Sabtu (9/12). Para pendemo melemparkan batu, membakar mobil dan merusak toko-toko dan restoran.
Kerusuhan yang ingin mengguncang kekuasaan Presiden Emmanuel Macron ini sudah memasuki pekan keempat.
Baca juga:
Tanggapi Demonstrasi Kenaikan BBM, Presiden Prancis Janjikan Kenaikan Upah Minimum
Menkeu Prancis Sebut Demo 'Rompi Kuning' Malapetaka Buat Ekonomi
Masuk Pekan Keempat, Protes di Prancis Mulai Mereda
Mencekamnya Suasana Protes Kebijakan Presiden di Prancis
Rapuhnya Macron di Tengah Protes Rompi Kuning
Negara-Negara Besar ini Tengah Bergejolak soal Ekonomi