Mesir mulai pemungutan suara buat referendum konstitusi baru
Konstitusi baru itu akan memperluas kekuasaan militer.
Warga Mesir hari ini mulai melaksanakan pemungutan suara untuk referendum penyusunan konstitusi baru. Sejumlah pengamat menilai referendum ini akan semakin memperkuat pemerintahan militer.
Puluhan orang berbaris antre di depan sebuah tempat pemungutan suara. Proses pemungutan suara ini juga dinilai sebagai bentuk dukungan atas kemungkinan panglima militer Jenderal Abdul Fattah al-Sisi menuju kursi kepresidenan seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Selasa (14/1). Sisi adalah pejabat militer yang memimpin kudeta terhadap Presiden Muhammad Mursi Juli tahun lalu.
Menurut para pendukung referendum, konstitusi baru nanti akan memperluas peran kaum perempuan dan membela hak-hak kaum hawa untuk menyatakan pendapat.
Namun konstitusi itu juga akan memberi kesempatan lebih luas kepada militar untuk berkuasa. Mereka diizinkan menunjuk seorang menteri pertahanan selama delapan tahun ke depan dan mengadili warga sipil yang menyerang pasukan militer.
Pihak militer berharap referendum yang dilaksanakan dua hari ini akan mengakhiri perselisihan soal kepemimpinan militer setelah Mursi digulingkan dari kursi presiden.
Kelompok oposisi dari kaum Islamis dipimpin Ikhwanul Muslimin menyerukan boikot atas referendum ini. Namun menteri dalam negeri menyatakan akan menindak tegas siapa pun menghalangi pelaksanaan referendum.
Presiden sementara Adly Mansur mengajak semua rakyat Mesir menuju tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh negeri dan TPS-TPS itu akan dijaga ribuan tentara dan polisi.