Meski rudal jatuh dekat Rusia, Putin tetap dukung Korea Utara
Meski rudal jatuh dekat Rusia, Putin tetap dukung Korea Utara. Presiden Rusia Vladimir Putin mengimbau negara lain untuk tidak mengintimidasi sekutunya itu. Meski demikian, dia tetap menyebut peluncuran misil itu berbahaya.
Rudal balistik terbaru Korea Utara rupanya mendarat sekitar 60 mil dekat wilayah Rusia. Namun, sebagai sekutu dekat, Negeri Beruang Merah ini rupanya tidak marah atas tindakan tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengimbau negara lain untuk tidak mengintimidasi sekutunya itu. Meski demikian, dia tetap menyebut peluncuran misil itu berbahaya.
Berbicara di China, Putin menyebutkan solusi perdamaian harus terus dilaksanakan demi meredakan ketegangan di Semenanjung Korea.
"Saya mengonfirmasi, kami sebetulnya menentang perluasan klub negara nuklir, termasuk dengan yang terjadi di Semenanjung Korea. Kami melawan itu dan menganggap hal tersebut kontraproduktif, merusak serta berbahaya," katanya, seperti dilaporkan stasiun televisi CNN, Selasa (16/5).
-
Di mana Korea Utara terletak? Korea Utara merupakan negara yang terletak di Asia Timur. Ibu kotanya bernama Pyongyang dan berseberangan dengan Korea Selatan.
-
Kapan Vladimir Putin berkunjung ke Korea Utara? Sebagai informasi, beberapa waktu yang lalu Presiden Rusia Vladimir Putin berkunjung ke Korea Utara (Korut). Saat tiba di Pyongyang pada Rabu (19/6/2024) Putin terlihat disambut dengan karpet merah dan pelukan hangat dari Kim Jong Un.
-
Apa yang menjadi ancaman dunia dari Korea Utara? Berbagai pengembangan dan uji coba rudal nuklir yang dilakukan Korea Utara dipandang sebagai ancaman dunia.
-
Apa yang dilakukan Inara Rusli di Korea Selatan? Inara Rusli sedang berada di Korea Selatan, bukan untuk operasi plastik, melainkan untuk menambah pengetahuan. Ia mengungkapkan hal ini melalui postingan di akun Instagram pribadinya.
-
Kapan Korea Utara menguji coba rudal Hwasong-17? Sistem persenjataan ini pertama kali diuji coba pada 2017 lalu.
-
Bagaimana Bule Rusia tersebut diamankan? Bule tersebut, diketahui linglung di Lapangan Puputan, Badung, Kota Denpasar, pada Rabu (30/8) kemarin sekitar pukul 20:39 WITA.
Namun, dalam komentar yang ditujukan kepada Amerika Serikat, Putin meminta untuk tidak mengintimidasi Korut.
"Meski sangat berbahaya, namun mengintimidasi Korea Utara sangat tidak bisa diterima," imbuhnya.
Putin menuturkan, alasan Korut melakukan uji coba rudal tersebut sebagai bentuk pertahanan diri dari ancaman yang ditimbulkan AS dan pengikutnya.
Sementara itu, Profesor Universitas Hawaii Pacific sekaligus mantan Direktur Operasi Pusat Komando Intelijen Bersama Amerika Serikat, Carl Schuster, menyebutkan misil yang diluncurkan Korea Utara Minggu lalu, merupakan peringatan untuk Rusia dan China. Sebab dari penghitungan AS, misil jatuh di perairan yang jaraknya sekitar 60 mil sebelah selatan wilayah Vladivostok, Rusia.
"Rudal itu mengatakan pada Rusia, 'Saya bisa menyentuhmu'," tutur Schuster, seperti diberitakan stasiun televisi CNN.
Tak hanya Rusia, Schuster menyebutkan peringatan ini juga berlaku untuk China. Padahal, kedua negara tersebut merupakan sekutu Korea Utara.
"Mereka juga memperingatkan China, 'Saya tidak peduli apa yang kalian pikirkan, kami mandiri'," imbuhnya.
Berbeda dengan Rusia, China malah ikut mengecam tindakan Korut. Padahal, selama ini diketahui kalau Negeri Tirai Bambu merupakan sekutu dekat, dan pemasok ekonomi untuk negara komunis tersebut.