Murah Tapi Mematikan, Ini Kehebatan Drone Shahed Iran yang Bikin Israel Kewalahan
Murah Tapi Mematikan, Ini Kehebatan Drone Shahed Iran yang Gempur Israel
Murah Tapi Mematikan, Ini Kehebatan Drone Shahed Iran yang Bikin Israel Kewalahan
- Israel Dinilai Panik karena Drone Hizbullah Bisa Acak-Acak Lokasi Fasilitas Militer di Haifa
- Bocoran Laporan : Militer Israel Akui Rudal AS Gagal Lindungi Negaranya dari Serangan Iran
- Pasukan Israel Putar Rekaman Tangisan Anak-Anak untuk Pancing Warga Gaza ke Jalan Lalu Menembak Mereka Pakai Drone
- Tiga Negara Ini Bantu Israel Hadapi Serangan Rudal dan Drone Iran, Salah Satunya Negara Arab
Murah Tapi Mematikan, Ini Kehebatan Drone Shahed Iran yang Bikin Israel Kewalahan
Iran meluncurkan ratusan pesawat nirawak (drone) dan rudal balistik ke Israel pada Sabtu malam sebagai balasan atas serangan udara Israel ke Konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April lalu yang menewaskan sejumlah perwira Pasukan Garda Revolusi.
Ketika Teheran meluncurkan ratusan drone dengan hulu ledak mematikan itu, sejumlah saksi mata melihat drone-drone itu terbang melintasi langit Irak di Kota Karbala.
Drone-drone itu diyakini adalah drone Shahed (Saksi dalam bahasa Farsi).
Drone Shahed 136 yang memiliki daya jelajah cukup jauh itu sudah menjadi "AK-47" bagi Iran karena cukup murah, mudah diproduksi massal, dan mematikan.
Dilansir dari The Telegraph, Drone Shahed 136 ini dilengkapi dengan hulu ledak hingga 50 kg dan dengan jangkauan hingga 2.000 kilometer. Rusia mengandalkan Shahed untuk menyerang Ukraina dalam perang yang berlangsung sejak 2022.
Shahed telah digunakan berkali-kali oleh proksi Iran di Timur Tengah, terutama oleh kelompok milisi Houthi yang mengandalkannya untuk melawan koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman, dan baru-baru ini dalam serangkaian serangan terhadap kapal-kapal komersial Barat di Laut Merah.
Armada pesawat tak berawak rezim Suriah juga dilaporkan memakai Shahed.
Menurut pejabat AS, drone Shahed-136 digunakan dalam serangan drone yang terkenal pada Juli 2021 oleh Iran terhadap kapal Mercer Street di Laut Merah, yang menewaskan seorang pelaut Rumania dan seorang penjaga keamanan Inggris.
"Shahed 136 bukanlah drone tercanggih di dunia," kata Bradley Bowman, direktur senior Center on Military and Political Power di Foundation for Defense of Democracies yang berbasis di Washington, awal tahun ini.
"Tetapi itulah intinya, Anda dapat mencapai hal-hal yang sangat signifikan di medan perang dengan teknologi rendah, sistem berbiaya rendah, terutama jika Anda dapat menggunakannya dalam jumlah besar.
"Drone Iran bukan hanya masalah bagi Ukraina. Mereka juga menjadi masalah bagi Israel, Amerika Serikat, dan mitra-mitra Arabnya."
Rekaman yang belum diverifikasi yang diunggah di media sosial oleh akun-akun yang terkait dengan Korps Garda Revolusi Islam konon menunjukkan suara dengungan drone Shahed yang terbang di atas Irak.
Menurut harian Haaretz, Iran menjual ribuan senjata ini ke Rusia yang kemudian digunakan untuk menyerang target-target di Ukraina. Iran juga menyediakannya untuk pemberontak Houthi di Yaman.
Selain Shahed, pada Agustus lalu, Iran mengatakan mereka telah membangun drone canggih, Mohajer-10, dengan jangkauan operasional 1.984 km. Drone ini mampu terbang hingga 24 jam dengan muatan seberat 300 kg.
Tak hanya drone, Iran juga mengandalkan rudal-rudal balistiknya dalam menggempur Israel Sabtu lalu.
Ini termasuk rudal 'Sejil', yang mampu terbang dengan kecepatan lebih dari 16.800 km per jam dan dengan jarak tempuh 2.480 km, 'Kheibar' dengan jarak tempuh 1.984 km, dan 'Haj Qasem', yang memiliki jarak tempuh 1.392 km, demikian dilaporkan kantor berita ISNA.