Nasib Yerusalem usai veto AS di sidang PBB
Nasib Yerusalem usai veto AS di sidang PBB. Anggota parlemen Israel Selasa lalu menyetujui undang-undang yang membuat Yerusalem semakin sulit untuk dipecah. Undang-undang bernama Persatuan Yerusalem ini membuat Palestina akan sulit mengklaim Yerusalem Timur sebagai wilayah mereka di masa depan.
Pertengahan Desember lalu Amerika Serikat memveto rancangan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang didukung 14 negara anggota lainnya. Resolusi tersebut berisi desakan agar Presiden Donald Trump menarik kembali pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
"Amerika Serikat bukan negara yang bisa diatur terutama dalam hal di mana akan menempatkan kedutaannya," kata Duta Besar Amerika untuk PBB, Nikki Haley, dikutip dari laman Guardian, Selasa (19/12).
-
Di mana pengepungan Yerusalem terjadi? Pengepungan Yerusalem adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Perang Salib, ketika Saladin berhasil merebut kembali kota suci dari tangan tentara salib Kristen.
-
Apa yang dilakukan oleh warga Yahudi Israel terhadap pria Kristen Palestina di Yerusalem? Aksi tak terpuji dilakukan warga Israel usai meludahi pria Kristen Palestina dan anaknya di Yerusalem. Ludahi Pria Kristen Palestina saat Sedang Jalan dengan Anaknya, Begini Pengecutnya Warga Israel Kabur saat Ditantang Duel Peristiwa tersebut terekam kamera CCTV di sebuah jalanan di Yerusalem hingga viral di media sosial.
-
Apa masalah utama yang memicu konflik Israel dan Palestina? Konflik Palestina dan Israel, hingga kini masih menjadi isu kemanusiaan yang belum berakhir. Konflik yang bermula sejak tahun 1947 ini bahkan masih sering memanas. Di mana penduduk Israel terus berusaha menguasai wilayah yang seharusnya menjadi hak dari warga negara Palestina.
-
Apa yang dirindukan Palestina dalam puisi ini? Negeri ini merindukan kedamaian yang tak tergoyahkan.
-
Di mana kejadian tentara Israel melempar jasad warga Palestina terjadi? Dilansir Middle East Eye, video tersebut memperlihatkan tiga tentara memanjat ke atas atap, memegangi mayat-mayat dan melemparkannya satu per satu dari atas atap.
-
Apa bentuk penyiksaan yang dialami tahanan Palestina di penjara Israel? Salah satu tahanan, Fadi Bakr, seorang mahasiswa hukum dari Kota Gaza, menggambarkan interogasi selama empat hari sebagai "empat hari terburuk dalam hidupnya". Sebelum diinterogasi, dia dibawa ke "ruang disko". Di ruang itu musik diputar dengan volume keras hingga telinganya mengeluarkan darah.Tahanan lain bersaksi bahwa selama diinterogasi dia dipaksa duduk di atas tongkat logam yang menembus duburnya. Pernyataannya sangat mirip dengan laporan Unrwa yang mengutip seorang tahanan yang bersaksi bahwa para interogator "membuat saya duduk di atas sesuatu seperti tongkat logam panas dan rasanya seperti api".
Lalu bagaimana nasib Yerusalem selanjutnya?
Presiden Palestina Mahmud Abbas dua hari lalu menyebut Yerusalem tidak untuk dijual setelah Donald Trump mengancam akan memotong dana bantuan tahunan sebesar lebih dari USD 300 juta jika Palestina tidak mau berunding untuk kesepakatan damai dengan Israel.
"Yerusalem adalah ibu kota abadi Palestina dan tidak untuk dijual demi emas atau miliaran dolar," kata juru bicara Abbas, Nabil Abu Rudeina kepada kantor berita AFP, seperti dilansir laman Middle East Eye, Rabu(3/1).
Mahmud Abbas ©2012 Merdeka.com
Juru bicara badan PBB untuk urusan bantuan bagi pengungsi Palestina UNRWA, Chirs Gunness, mengatakan belum ada pemberitahuan dari pemerintah AS soal bantuan dana itu bagi UNRWA.
Pengumuman Trump pada 6 Desember lalu soal status Yerusalem sebagai ibu kota Israel menuai kecaman internasional dan memicu unjuk rasa di Palestina dan belahan dunia lain. Sebanyak 14 warga Palestina tewas dalam kerusuhan melawan aparat keamanan Israel.
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) merespons dengan menyatakan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.
Anggota parlemen Israel Selasa lalu menyetujui undang-undang yang membuat Yerusalem semakin sulit untuk dipecah. Undang-undang bernama Persatuan Yerusalem ini membuat Palestina akan sulit mengklaim Yerusalem Timur sebagai wilayah mereka di masa depan, padahal rencananya lokasi itu akan menjadi ibu kota Palestina di masa depan.
Undang-undang ini bisa membuat rakyat Palestina terusir dari tempat tinggalnya saat ini yang masih termasuk bagian dari Kota Yerusalem, yaitu di Kufr Aqab dan kamp pengungsi Shuafat. Kedua lokasi itu saat ini sudah berada di sisi luar dinding pembatas Israel.
Dilansir dari laman Middle East Monitor, Rabu (3/1), rakyat Palestina di Yerusalem saat ini memiliki status tempat tinggal permanen meski bukan warga negara Israel, tapi dengan undang-undang baru ini maka status mereka bisa dicabut kapan saja dengan berbagai alasan dan itu bisa memaksa mereka pergi.
Sehari sebelum menanggapi ocehan Trump, Abbas mengatakan persetujuan Israel terhadap Undang-Undang Persatuan Yerusalem sudah membunuh upaya perdamaian dan memicu perang melawan rakyat Palestina.
"Ini jelas Israel pada dasarnya mengumumkan tamatnya proses politik (untuk perdamaian) dan memulai kebijakan untuk mendikte rakyat Palestina," kata Abbas lewat jubirnya, Nabil Abu Rudeineh.
Baca juga:
Arkeolog Israel klaim temukan stempel gubernur Yerusalem berusia 2.700 tahun
Kemelut status Yerusalem, Palestina tarik perwakilan di AS
Nauru dapat hibah dari Israel karena tolak resolusi PBB soal Yerusalem
Pengumuman Trump soal status Yerusalem tuai kecaman dunia di pengujung 2017
Palestina serukan ajakan boikot produk negara pindahkan kedutaan ke Yerusalem