Oppenheimer Terpikat dengan Kitab Hindu Bhagavad Gita, Pernah Punya Mobil Dinamainya Garuda
Oppenheimer terpesona dengan kitab Hindu Bhagavad Gita yang berbahasa Sansekerta.
Ilmuwan pencipta bom atom pertama itu terpesona dengan filsafat timur.
Oppenheimer Terpikat dengan Kitab Hindu Bhagavad Gita, Pernah Punya Mobil Dinamainya Garuda
Pada Juli 1945, dua hari sebelum uji coba bom atom pertama di gurun New Mexico, Amerika Serikat, Robert Oppenheimer membaca sebuah syair dari kitab suci orang Hindu, Bhagavad Gita.
- Masukin Anak ke Pondok Pesantren Meski Beragama Hindu, Alasan Orang Tua Ini Bikin Geleng-Geleng
- Jokowi Terima Mahasiswa Hindu di Istana: Senang Tak Hanya Kritik, Tapi Kasih Solusi
- Sutradara Oppenheimer Peringatkan Tentang Bahaya AI
- Kisah Nyawa yang Hilang Demi Penemuan Penangkal Racun Ular Paling Mematikan di Dunia
Seperti yang ditulis Kai Bird dan Martin J Sherwin dalam karya biografi American Promotheus: The Triumph and Tragedy of J Robert Oppenheimer, Oppenheimer muda diperkenalkan dengan bahasa Sansekerta oleh Arthur W Ryder, profesor bahasa Sansekerta di Univeristas California, Berkeley. Oppenheimer kala itu berusia 25 tahun dan bertugas sebagai asisten profesor.
Tak diragukan lagi Oppenheimer adalah orang yang banyak membaca - dia mengikuti mata kuliah filsafat, sastra Prancis, Inggris, sejarah, dan sempat mempertimbangkan untuk belajar arsitektur, dan bahkan menjadi seorang sejarawan klasik, penyair, atau pelukis.
Penulis biografi Oppenheimer menulis, sang ilmuwan itu sangat terpesona dengan bahasa Sansekerta yang dipelajarinya. Ketika ayahnya membelikannya sebuah mobil Chrysler pada 1933, dia menamai kendaraannya dengan Garuda, burung raksasa dalam mitologi Hindu.
Filsafat Timur
Di musim gugur tahun itu Oppenheimer menulis sepucuk surat kepada kakaknya menjelaskan tentang mengapa disiplin dan kerja selama ini menjadi prinsip yang menuntun hidupnya. Hal itu menegaskan betapa dia sangat terpesona dengan filsafat timur.
Foto jamur raksasa berwarna oranye yang membubung ke angkasa setelah bom atom pertama dijatuhkan ke Kota Hiroshima dan Nagasaki ketika Perang Dunia Kedua membuat Oppenheimer kembali kepada Bhagavad Gita.
"Kita tahu dunia tidak akan lagi terasa sama. Sebagian orang tertawa, sebagian lagi menangis. Banyak orang terdiam," kata dia kepada NBC pada dokumenter 1965.