Para Pemimpin G20 Serukan Tindakan Batasi Pemanasan Global 1,5 Derajat Celcius
Para pemimpin negara anggota G20 menyerukan tindakan “penuh makna dan efektif” untuk membatasi pemanasan global pada tingkat 1,5 derajat Celcius dalam sebuah komunike final.
Para pemimpin negara anggota G20 menyerukan tindakan “penuh makna dan efektif” untuk membatasi pemanasan global pada tingkat 1,5 derajat Celcius dalam sebuah komunike final yang dilihat Reuters pada Minggu sebelum diterbitkan.
Namun, komunike tersebut berisi beberapa tindakan konkret dan tidak menetapkan referensi tahun spesifik untuk mencapai emisi karbon nol bersih, yang menurut para ilmuwan sangat penting untuk menghindar dari bencana perubahan iklim.
-
Apa itu perubahan iklim? Menurut PBB, perubahan iklim adalah mengacu pada perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca. Pergeseran ini mungkin alami, seperti melalui variasi siklus matahari. Namun sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama akibat pembakaran bahan fosil seperti batu bara, minyak dan gas.
-
Bagaimana Menko Airlangga Hartarto berencana memperkuat kerja sama ekonomi di KTT G20? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Bagaimana Indonesia mendorong pemerintah agar mengatasi perubahan iklim di Sidang Umum ke-44 AIPA? “Dalam aspek itu, peran dan visi parlemen sangat penting dan besar untuk tidak hentinya selalu mendorong pemerintah agar melakukan segala upaya tidak hanya bisnis as usual, tapi juga out of the box, melampaui daripada konsep-konsep biasa,” ujar Wakil Ketua BKSAP DPR RI ini.
-
Bagaimana cara mengatasi perubahan iklim? Ada beberapa cara mengatasi perubahan iklim yang bisa dilakukan, di antaranya: Mengehmat Energi Salah satu cara mengatasi perubahan iklim adalah menghemat energi. Dengan menghemat energi, kita bisa mengurangi efek rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim.
-
Kapan Hari Fiksi Iklim Internasional diperingati? Even, ditetapkan peringatan khusus, yaitu Hari Fiksi Iklim Internasional setiap 20 April.
-
Mengapa Indonesia menagih janji pendanaan negara maju untuk mengatasi perubahan iklim di Sidang Umum ke-44 AIPA? Pada 15th Conference of Parties (COP15) of the UNFCCC di Denmark tahun 2009, Putu mengungkap bahwa negara maju berkomitmen tujuan kolektif memobilisasi 100 miliar dolar per tahun mulai 2020 untuk aksi iklim bagi negara berkembang, yaitu aksi mitigasi terhadap perubahan iklim dan transparansi pelaksanaan. "Sehingga ini memang belum kita mampu mewujudkan. Dan harapannya jika ini tuntutan Indonesia harapannya juga menjadi tuntutan kawasan ASEAN kepada negara-negara yang maju," Putu Supadma Rudana.
Dilansir Reuters, Senin (1/11), dokumen final itu menyatakan rencana nasional terbaru soal bagaimana menghentikan emisi akan diperkuat “jika diperlukan” dan memuat janji untuk menghentikan pendanaan atau pembiayaan pembangkit listrik tenaga batu bara baru di luar negeri pada akhir tahun ini.
“Kami mengakui bahwa dampak perubahan iklim pada 1,5 derajat Celcius jauh lebih rendah daripada 2 derajat Celcius. Menjaga tetap pada 1,5 derajat Celcius akan memerlukan tindakan penuh makna dan efektif serta komitmen semua negara,” jelas komunike tersebut.
“Kami berkomitmen untuk menggerakkan (lembaga) keuangan publik internasional dan swasta untuk mendukung pembangunan energi hijau, inklusif, dan berkelanjutan, dan kami akan mengakhiri penyediaan pembiayaan publik internasional untuk pembangkit listrik tenaga batu bara baru yang tidak berlanjut di luar negeri pada akhir tahun 2021,” jelas para pemimpin G20 dalam deklarasinya, dikutip dari laman Nikkei Asia.
“Kami akan mempercepat tindakan kami mencakup mitigasi, adaptasi, dan keuangan,” jelas para pemimpin dalam deklarasi sepanjang 20 halaman tersebut.
Para pemimpin juga mengakui relevansi utama dalam mencapai nol bersih emisi gas rumah kaca global atau netralitas karbon sampai atau pada sekitar pertengahan abad dan pentingnya memperkuat upaya global yang diperlukan untuk mencapat tujuan Perjanjian Paris.
Naskah deklarasi tersebut menggambarkan para pemimpin tidak dapat menyepakati soal target 2050 emisi nol bersih yang lebih ambisius yang diusulkan Inggris, tuan rumah KTT iklim PBB atau COP26.
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson menyampaikan, komitmen “pertengahan abad” sebenarnya merupakan kesenjangan antara beberapa negara.
“Beberapa negara, seperti Anda ketahui, telah membuat komitmen sampai 2060 daripada 2050. Apa yang kami ingin lakukan adalah membawa komitmen itu lebih awal,” jelasnya.
Johnson menambahkan, hanya 12 dari 20 negara anggota G20 telah berkomitmen mencapai emisi nol bersih pada 2050 atau lebih awal.
Banyak negara sekarang menargetkan 2050 untuk mencapai emisi nol bersih. Negara yang menargetkan 2060 termasuk China (penghasil emisi terbesar dunia), dan Rusia, yang masuk dalam lima besar. Negara lainnya yaitu India (penghasil emisi ketiga terbesar dunia), belum menetapkan target spesifik.
Kawasan Asia Pasifik sangat penting untuk mengurangi emisi global karena banyak negara di kawasan ini memiliki ketergantungan besar pada batu bara dan kebutuhan energi yang terus meningkat seiring dengan berkembangnya ekonomi mereka.
Baca juga:
Paus Desak Pemimpin Dunia Dengarkan Tangisan Bumi dan Orang Miskin
Benarkah Manusia Penyebab Perubahan Iklim & Apa Dampaknya Bagi Semua Makhluk di Bumi?
Di KTT G20, Jokowi Sebut Tangani Perubahan Iklim dengan Kerjasama Bukan Menyalahkan
Sederet Upaya Pemerintah Percepat Restorasi Gambut untuk Atasi Perubahan Iklim
Greta Thunberg Serukan Bank Setop Danai Proyek Perusakan Iklim