Para WNI brilian diabaikan Indonesia, sukses di negeri orang
Prestasi mereka dianggap tidak biasa jika mereka diterapkan di Indonesia. Bahkan bisa-bisa mereka tidak laku.
Kisah kesuksesan orang Indonesia di luar negeri seakan tidak pernah ada habisnya. Meski di negeri orang, orang Indonesia nyatanya tetap mampu menunjukkan prestasi secara gemilang.
Bahkan prestasi mereka dianggap tidak biasa jika mereka diterapkan di Indonesia. Bahkan bisa-bisa mereka tidak laku.
-
Apa yang ditemukan di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Kota Medan? Kepolisian menemukan lima mayat di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Kota Medan usai menggeledah kampus swasta tersebut.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Siapa Pratama Arhan? Lemparannya Nyaris Jadi Goal, Simak Deretan Fakta Pratama Arhan Siapa Pratama Arhan? Lemparan dalam nyaris jadi goal Pertandingan Indonesia vs Argentina yang digelar kemarin (19/6) membawa nama Pratama Arhan jadi sorotan.
-
Kapan Alimin bin Prawirodirjo lahir? Lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 1889, pria yang kerap disapa Alimin ini terlahir dari kalangan keluarga miskin.
-
Apa latar belakang pendidikan Kiran, cucu Soekarno? Kiran, 18 tahun, baru lulus dari Sevenoaks School di Inggris.
-
Siapa yang kuliah di Jogja? Perempuan yang tidak diketahui namanya itu kerap berdoa agar diberi kekuatan untuk selalu mencari nafkah demi keluarga. Terutama anaknya yang sedang menempuh pendidikan tinggi di Yogyakarta.“Anak saya juga kuliah di situ, di Jogja. Sekarang semester akhir, makanya saya ada di sini itu karena ya butuh biaya,” ucap perempuan tersebut.
Namun berbeda jika mereka berkarya di luar negeri, karya mereka malah membuat takjub mata dunia. Penghargaan setinggi-tingginya ditujukan kepada mereka. Kendati demikian, mereka tetap ingat Indonesia sebagai Tanah Airnya.
Berikut adalah kisah inspiratif para WNI brilian yang sukses di negeri orang.
Khoirul Anwar
Khoirul Anwar adalah penemu sekaligus pemegang paten teknologi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing). Â Hasil penemuan Information Theory and Signal Processing, Japan Advanced Institute of Science and Technology, di Jepang ini dipatenkan oleh perusahaan elektronik ternama.Â
Alumnus ITB ini mengatakan penemuan 4G miliknya terinspirasi oleh film animasi Dragon Ball. Saat itu, Khoirul terdesak untuk mendapatkan dana riset, begitu melihat Songoku dengan jurus Genki Dama, dia mewujudkan konsep yang disebut dengan âA Simple Turbo Equalization for Single Carrier Block Transmission without Guard Interval.â
Meski awalnya tidak mungkin di dalam dunia telekomunikasi, Khoirul ternyata mampu mewujudkan sinyal yang dikirimkan secara nirkabel, tak perlu lagi diperisai oleh guard interval (GI) untuk menjaganya kebal terhadap delay, pantulan, dan interferensi.Â
Penelitiannya ini juga berhasil menyabet penghargaan est Paper untuk kategori Young Scientist pada Institute of Electrical and Electronics Engineers Vehicular Technology Conference (IEEE VTC) 2010-Spring yang digelar 16-19 Mei 2010, di Taiwan. Kini perusahaan elektronik Huawei juga tengah menggarap penemuanya tersebut.Â
Ricky Elson
Putra terbaik Indonesia salah satunya adalah Ricky Elson. Dia adalah pencipta mobil listrik Selo yang sebetulnya telah bekerja sebagai kepala Divisi penelitian dan pengembangan teknologi permanen magnet motor dan generator NIDEC Coorporation, Kyoto, Minamiku-kuzetonoshiro cho388, Jepang.
Prestasi Ricky pun tak sedikit. Setidaknya ada 14 teori mengenai motor listrik telah dihasilkan dan dipatenkan oleh pemerintah Jepang. Prestasi inilah yang membuat Dahlan kepincut dan memintanya untuk mengembangkan mobil listriknya.
Melalui akun Facebooknya, Ricky bercerita bahwa belum lama ini dirinya mendapat perintah dari tempat kerjanya di Jepang untuk kembali. Itu berarti dia harus meninggalkan apa yang sudah dilakukannya selama ini di Indonesia.
Di tempat tinggalnya saat ini yakni di Ciheras, Tasikmalaya, Ricky tengah mengembangkan pembangkit listrik tenaga angin. Kincir angin Ricky telah menjadi yang terbaik di dunia untuk kelas 500 watt peak.
Namun, kualitas teknologi Indonesia yang belum mumpuni membuat hasil karyanya tak maksimal. Hal ini, menurutnya, bisa diperbaiki jika dirinya kembali ke Jepang.Â
Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan bercerita bagaimana dahulu dirinya berusaha membujuk Ricky agar mau ke Indonesia mengembangkan mobil listrik. Awalnya, Ricky enggan untuk tinggal di Indonesia dengan pertimbangan gaji lebih kecil dari Jepang dan tidak dihargai hasil karyanya oleh negeri sendiri.
Kurangnya penghargaan pada karya anak bangsa selama ini diakui Dahlan memang benar. Maka dari itu, dirinya berusaha untuk mengubahnya.
"Saya rayu habis-habisan, makanya seluruh gaji sebagai menteri saya berikan. Namun, sudah membuktikan di dalam negeri tidak mendapatkan sambutan, tidak mendapatkan fasilitas yang memadai, boleh dikata tidak ada kepastian, ketentuan. Saya minta maaf kepada mas Ricky. Karena saya bayangkan bisa mengabdi di dalam negeri," ungkapnya.
Dahlan meminta kepada Ricky untuk bersabar selama dua bulan ke depan dan tetap di Indonesia, sembari menunggu kepastian mengenai kelanjutan perizinan mobil listrik dari pemerintah. Jika hingga saat itu tidak ada kepastian, Dahlan mempersilakannya pergi.
Ken Soetanto
Ken Soetanto adalah orang Indonesia yang sukses menraih gelar dokter di empat bidang yang berbeda, yakni teknik, pengobatan, ilmu farmasi, dan pendidikan. Selain itu, rentetan jabatan akademis juga sedang disandangnya.Â
Dia adalah profesor di School of International Liberal Studies (SILS), Dkan International Affairs Division of Waseda University, Direktur Clinical Education and Science Research Institute (CLEDSI). Bahkan sejak 2015, dia juga menjabat sebagai pengajar di Venice International University, Italia.
Dalam mengajar, Ken Soetanto peunya cara unik dalam mengajar. Tak heran dia disukai mahasiswanya, sampai-sampai pengajarannya didokumentasikan di Jepang dan dikenal sebagai 'Metode Soetanto'.
Ken juga telah dipercaya masuk ke dalam bagian pemerintahan Jepang dengan menjabat sebagai penasehat Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Indusri Jepang.Â
Suharyo Sumowidagdo
Pusat Penelitian Nuklir Eropa (CERN) pada 4 Juli lalu mengumumkan keberhasilan menemukan partikel Higgs-boson. Zat ini kerap disebut 'Partikel Tuhan' lantaran disebut bisa membantu manusia menjelaskan asal-usul alam semesta. Para ilmuwan sedunia bersorak dan menyebut revolusi ilmu pengetahuan terjadi.
Di balik hingar bingar penemuan ini, ternyata ada dua peneliti asal Indonesia ikut berpartisipasi di antara enam ribu lebih ilmuwan di CERN. Salah satunya adalah Suharyo Sumowidagdo, ilmuwan lulusan Universitas Indonesia yang menempuh studi tingkat doktoral di University of California Riverside, Amerika Serikat.
Pria yang akrab disapa Haryo ini merancang perangkat lunak buat memantau partikel Higgs-boson di Laboratorium CERN, Kota Jenewa, Swiss, sejak empat tahun lalu. Peneliti berotak encer ini menempuh pendidikan dasar sampai kuliah di Jakarta, meski mengaku numpang lahir di Kabupaten Singaraja, Bali, 36 tahun lalu.