Parlemen Afrika Selatan Sepakat Putus Hubungan Diplomatik dengn Israel dan Tutup Kedutaan
Parlemen Afrika Selatan mengesahkan mosi yang menyerukan pemutusan hubungan diplomatik dengan Israel dan penutupan kedutaan besar di Pretoria.
Parlemen Afrika Selatan Sepakat Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel dan Tutup Kedutaan
Parlemen Afrika Selatan mengesahkan mosi yang menyerukan pemutusan hubungan diplomatik dengan Israel dan penutupan kedutaan besar di Pretoria. Mosi ini muncul akibat meningkatnya ketegangan antara kedua negara tersebut terkait serangan Israel di Gaza.
Sumber: Al Jazeera
Mosi ini disahkan pada Selasa (21/11) dengan 248 suara mendukung dan 91 suara menolak.
Foto: Rodger Bosch/AFP
- Bukan Solusi Dua Negara, Netanyahu Blak-Blakan Soal Nasib Palestina di Masa Depan
- "Kami Satu Bangsa, Satu Darah, Bahasa Kami Satu. Palestina akan Segera Merdeka"
- Tunjangan Kinerja PNS Naik 20 Persen di 2024, Tinggal Tunggu Restu Jokowi
- Ketua MPR ke Jokowi: Kita Tidak Boleh jadi Negara Gagal dan Bangkrut
Tindakan ini sebagian besar bersifat simbolis karena pemerintahan Presiden Cyril Ramaphosa yang menentukan apakah akan menerapkannya.
Foto: Tobias Schwarz/Pool via Reuters
Seruan ini dicetuskan oleh partai oposisi sayap kiri Pejuang Kebebasan Ekonomi, yang didukung Kongres Nasional Afrika. Namun, tindakan ini juga ditentang anggota Aliansi Demokratik yang berhaluan tengah, dimana anggotanya mayoritas orang kulit putih, yang cenderung pro-Israel.
Sumber: Al Jazeera
Ramaphosa mengatakan negaranya meyakini Israel melakukan kejahatan perang dan genosida di Jalur Gaza yang terkepung, di mana otoritas Palestina mengatakan lebih dari 14.100 orang tewas dalam serangan udara dan darat Israel sejak 7 Oktober.
Foto: Guillem Sartorio/AFP
Negara Afrika tersebut, yang tidak memiliki duta besar di Israel sejak 2018, telah lama mendukung perjuangan Palestina untuk kemerdekaan. Banyak kelompok HAM Palestina juga menyamakan pendudukan Israel dengan rezim apartheid Afrika Selatan yang berlangsung selama puluhan tahun.
Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah kelompok hak asasi internasional yang menyatakan bahwa kebijakan Israel terhadap Palestina merupakan kejahatan apartheid semakin meningkat. Namun, kenyataan ini selalu dibantah Israel.
Afrika Selatan juga menjadi tuan rumah pertemuan virtual negara-negara BRICS pada hari Selasa. Kelompok negara-negara dengan ekonomi berkembang yang terdiri dari Brazil, Rusia, India, Arab Saudi, China, dan Afrika Selatan ini menyerukan "gencatan senjata kemanusiaan sesegera mungkin, lama, dan berkelanjutan yang mengarah pada penghentian permusuhan" di Gaza.
"Sebagai negara-negara individual, kami telah menunjukkan keprihatinan besar kami atas kematian dan kehancuran di Gaza," tulis Ramaphosa dalam unggahan media sosial pada Selasa.
Foto: AFP
"Biarkan pertemuan ini menjadi seruan tegas bagi kita untuk menggabungkan upaya dan memperkuat tindakan kita untuk mengakhiri ketidakadilan bersejarah ini. Mari kita bekerja sama untuk mewujudkan masa depan yang adil, damai, dan aman bagi rakyat Palestina dan Israel."
Foto: Guillem Sartorio/AFP