Kisah Pilu Mahasiswa Asal Palestina: Keluarga Terkena Bom hingga Tidak Bisa Dihubungi
Hussein mengaku senang mendapatkan bantuan pendidikan bersama kedua mahasiswa asal Palestina dari UNS.
Hussein mengaku senang mendapatkan bantuan pendidikan bersama kedua mahasiswa asal Palestina dari UNS.
Kisah Pilu Mahasiswa Asal Palestina: Keluarga Terkena Bom hingga Tidak Bisa Dihubungi
Konflik di Gaza, Palestina terus berkecamuk. Kekejaman Zionis Israel telah memakan puluhan ribu korban rakyat Palestina. Termasuk keluarga Hussein Mahmoud Hussein Abutabaq (31), salah satu mahasiwa asal Palestina yang tengah menempuh ilmu di Universitas Sebelas Maret (UNS).
Kisah pilu dialami Hussein dan 2 mahasiswa asal Palestina lainnya yang sedang berkuliah di Solo. Mereka adalah Doaa Jameel Alramlawi (29) mahasiswi S2 Administrasi Publik dan Mohammed AA Abuyounis (22) mahasiswa S2 Pendidikan Bahasa Inggris. Sedangkan Hussein merupakan mahasiswa S2 Manajemen.
Saat ditemui di UNS, Hussein mengaku sangat sedih karena orangtuanya di Gaza sempat tak bisa dihubungi. Hampir dua pekan ia tidak bisa berkomunikasi dengan anggota keluarganya."Jadi saya sangat sedih, saya tidak tahu kondisi keluarga saya di sana. Mereka tidak bisa dihubungi sama sekali. Sudah dua minggu tidak bisa dihubungi. Baru empat hari lalu dapat kabar lewat SMS sama WhatsApp," ujar Hussein.
Kesedihan lainnya yang Hussein alami, karena pamannya meninggal dunia dibunuh dalam perang Palestina dan Israel. Kemudian keluarganya yang lain meninggal karena rumahnya terkena bom.
"Kemarin paman saya sendiri meninggal dibunuh tentara Istael. Insya Allah dia mati syahid," kata Hussein
Kemudian, lanjut Hussein, paman yang lainnya rumahnya juga dibom dan ibu sepupunya ada tiga yang meninggal.
"Ada satu lagi sepupu saya perempuan kakinya harus dipotong karena terkena bom," jelas Hussein.
Hussein mengaku senang mendapatkan bantuan pendidikan bersama kedua mahasiswa asal Palestina dari UNS.
"Alhamdulillah ini saya senang sekali ada bantuan dari UNS bisa untuk melanjutkan kuliah dan bisa melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi umat Islam, Insya Allah," ungkapnya.
Dikatakan Hussein, Indonesia dan Palestina sudah seperti saudara. Bantuan yang diberikan adalah bentuk persahabatan Indonesia dengan Palestina.
"Saya senang sekali, Indonesia dan Palestina adalah saudara. Jadi ini bentuk kesaudaraan karena suka membantu," tandasnya.
Rektor UNS Jamal Wiwoho menyerahkan bantuan pendidikan kepada tiga mahasiswa asal Palestina. Penyerahan dilakukan di ruang sidang 2 gedung pusat dr Prakosa UNS, Kamis (23/11). Masing-masing mahasiswa menerima bantuan pendidikan senilai Rp20 juta.
"Hari ini UNS kembali memberikan perhatian kepada tiga mahasiswa yang berasal dari Gaza, Palestina. Seperti biasanya UNS memberikan bantuan agar 3 mahasiswa dari Gaza ini bisa tetap menjalankan tugas belajarnya menempuh S2 di UNS sampai selesai," katanya.
Jamal berjanji akan terus mendampingi ketiga mahasiswa Palestina yang menempuh kuliah di UNS. "InsyaAllah kita akan terus mendampingi agar studinya berjalan dengan lancar," pungkas Jamal.