Pakai Syal Palestina, Tiga Pemuda Ditembak di AS, Dua Korban Kritis
Tiga Pemuda Palestina Ditembak di AS, Dua Korban Kritis
Ketiganya adalah pemuda Palestina.
Pakai Syal Palestina, Tiga Pemuda Ditembak di AS, Dua Korban Kritis
Tiga pemuda Palestina ditembak di dekat kampus Universitas Vermont di Kota Burlington, Amerika Serikat, pada Sabtu malam.
Ketiganya diidentifikasi sebagai Hisham Awartani, Kinnan Abdel Hamid dan Tahseen Ahmed. Mereka mahasiswa di tiga universitas berbeda di Amerika.
Menurut Komite Anti Diskriminasi Amerika Arab (ADC), dua korban berada dalam perawatan intensif sementara satu orang lagi dibolehkan pulang kemarin.
“Kami sangat tertekan dengan insiden baru-baru ini yang melibatkan tiga lulusan kami,” kata Ramallah Friends School di Tepi Barat, Palestina, tempat ketiganya bersekolah dalam sebuah pernyataan di Facebook, seperti dilansir laman Aljazeera, Ahad (26/11).
“Meskipun kami lega mengetahui mereka masih hidup, kami tetap tidak yakin dengan kondisi mereka. Kami menyampaikan rasa duka dan doa kami kepada mereka dan keluarga mereka agar mereka bisa pulih sepenuhnya, terutama mengingat parahnya cedera mereka karena Hisham tertembak di punggung, Tahseen di dada, dan Kinnan terluka ringan.”
Motif serangan ini masih belum diketahui. Kepolisian Burlington belum memberikan informasi lebih lanjut ketika dihubungi oleh Aljazeera.
ADC mengatakan pihaknya telah dihubungi mengenai penembakan tersebut pada Minggu pagi dan mereka “memiliki alasan untuk meyakini penembakan itu karena ketiga korban merupakan orang Arab.”
“Menurut informasi, ketiga korban mengenakan keffiyeh dan berbicara bahasa Arab. Seorang pria berteriak dan melecehkan para korban, lalu menembak mereka,” kata ADC dalam sebuah pernyataan.
“Mengingat informasi yang dikumpulkan dan diberikan, jelas kebencian merupakan faktor pendorong penembakan ini,” kata Direktur ADC Abed Ayoub.
“Kami meminta penegak hukum untuk menyelidikinya. Peningkatan sentimen anti Arab dan anti Palestina kita alami belum pernah terjadi sebelumnya, dan ini adalah contoh lain dari kebencian yang berubah menjadi kekerasan.”
Keluarga ketiga mahasiswa Palestina ini menuntut aparat penegak hukum melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap peristiwa ini. Mereka berharap kasus ini bisa dianggap sebagai kejahatan berbasis kebencian.
“Kami tidak akan merasa nyaman sampai penembaknya diadili,” kata keluarga mereka dalam pernyataan bersama.
Peristiwa tragis ini juga mencuat di tengah meningkatnya sentimen anti-Palestina di Amerika Serikat.