Polisi AS Tangkap Ratusan Mahasiswa Sampai Jurnalis karena Demo Bela Palestina di Berbagai Kampus
Demo bela Palestina di berbagai kampus di AS meningkat dalam beberapa pekan terakhir.
Demo bela Palestina di berbagai kampus di AS meningkat dalam beberapa pekan terakhir.
Polisi AS Tangkap Ratusan Mahasiswa Sampai Jurnalis karena Demo Bela Palestina di Berbagai Kampus
Polisi di Amerika Serikat menangkap puluhan pengunjuk rasa di Universitas Texas di Austin (UT Austin) dan Universitas California Selatan (USC) yang menentang perang Israel di Gaza. Ketua DPR AS, Mike Johnson menyarankan untuk pengerahan pasukan Garda Nasional menanggapi meningkatnya demonstrasi di kampus-kampus AS.
Sumber: Al Jazeera, Austin American-Statesman.
Demo bela Palestina oleh para mahasiswa juga berlangsung di Universitas Harvard dan Universitas Brown, di mana para pengunjuk rasa berkemah di area kampus.
Gerakan yang dimulai di Universitas Columbia di New York pekan lalu menyerukan kepada universitas-universitas untuk memutus hubungan keuangan dengan Israel dan melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang mendukung perang brutal penjajah Israel di Gaza.
Demo berlangsung damai, tetapi dibalas dengan kekerasan dan tuduhan anti-Semit.
Unjuk rasa terbesar pada hari Rabu (24/4) berlangsung di UT Austin di mana ratusan mahasiswa melakukan aksi walkout dan berbaris ke halaman utama kampus, di mana mereka berencana untuk berkemah. Namun pihak universitas mengatakan “tidak akan mentolerir gangguan” dan memanggil polisi lokal dan negara bagian untuk membubarkan para demonstran.
Ratusan petugas tiba di TKP, beberapa di antaranya menunggang kuda. Sambil memegang pentungan, mereka menyerbu kerumunan massa dan menangkap paksa beberapa mahasiswa.
Sedikitnya 34 orang ditahan, kata Departemen Keamanan Publik Texas.
Gubernur Texas dari Partai Republik, Greg Abbott mengatakan para pengunjuk rasa “seharusnya dipenjara” dan harus dikeluarkan dari kampus.
Polisi juga menangkap seorang jurnalis Fox bernama Austin, yang sedang meliput di TKP. Berdasarkan video yang viral di X, polisi dengan paksa menarik Austin kebelakang hingga terbanting bersama kameranya.
Profesor Sejarah di UT Austin dan juga penganut Yahudi, Jeremi Suri membantah tuduhan bahwa protes tersebut merupakan gerakan anti-Semit.
“Para siswa ini meneriakkan ‘bebaskan Palestina’, itu saja,” katanya kepada Al Jazeera.
“Mereka tidak mengatakan apa pun yang mengancam. Dan ketika mereka berdiri dan berteriak, saya menyaksikan polisi - polisi negara bagian, polisi kampus, polisi kota - sepasukan polisi yang jumlahnya hampir sama dengan jumlah mahasiswa, banyak yang membawa senjata, banyak yang membawa senapan, dan kemudian, dalam waktu beberapa menit, kelompok polisi ini menyerbu kerumunan mahasiswa dan mulai menangkap para mahasiswa.”
Di kampus USC di Los Angeles, upaya para mahasiswa untuk mendirikan perkemahan juga dibubarkan paksa. Pihak keamanan kampus bentrok dengan para mahasiswa saat mereka membongkar tenda, dan puluhan petugas polisi yang memegang pentungan dan mengenakan helm kemudian bergerak untuk menangkap para pengunjuk rasa saat helikopter melayang di atas kepala. Tindakan keras tersebut dilakukan setelah Provost USC Andrew Guzman mengirim email ke seluruh kampus, mengatakan para pengunjuk rasa telah “mengancam keamanan kantor dan komunitas kampus kami”.
Rob Reynolds dari Al Jazeera, yang melaporkan dari universitas tersebut, mengatakan “protes menentang perang di Gaza ini sepenuhnya berlangsung damai”. Beberapa mahasiswa kemudian melakukan aksi duduk dengan tangan dibelakang.
“Satu per satu mahasiswa yang berunjuk rasa diborgol dengan tali pengikat dan digiring oleh polisi Los Angeles, ditangkap dan dibawa ke sebuah kendaraan di dalam kampus. Mereka tidak melawan saat ditangkap dan kami tidak melihat adanya kekerasan dari pihak polisi,” tambahnya.
Departemen Kepolisian Los Angeles mengatakan sekitar 93 orang ditangkap di dalam dan di sekitar kampus USC.
Di Cambridge, Massachusetts, ratusan mahasiswa di Universitas Harvard mendirikan perkemahan mereka sendiri di Harvard Yard. Meskipun pihak universitas telah menutup tempat tersebut dan mengancam akan melakukan “tindakan disipliner” terhadap para mahasiswa yang mendirikan tenda tanpa izin.
Para mahasiswa yang berunjuk rasa menyerukan agar institusi tersebut memutuskan hubungan dengan Israel dan juga mencabut pembekuan terhadap kelompok pro-Palestina yang disebut Komite Solidaritas Mahasiswa Harvard untuk Palestina.
Pemandangan serupa terjadi di Brown University di Providence, Rhode Island. The New York Times melaporkan para mahasiswa di sana telah mendirikan sekitar 40 tenda pada Rabu sore, meskipun pihak universitas mengancam akan melakukan “proses hukum” terhadap para mahasiswa jika mereka tidak segera pindah.
Di Universitas Columbia, New York, lebih dari 100 mahasiswa ditangkap setelah pihak kampus memanggil polisi untuk membubarkan aksi protes.
Juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre mengatakan Presiden Joe Biden mendukung kebebasan berbicara.