Paus beberkan alasan hindari kata 'Rohingya' selama di Myanmar
Paus beberkan alasan hindari kata 'Rohingya' selama di Myanmar. "Saya sadar jika dalam pidato resmi saya menggunakan kata itu (Rohingya), mereka akan menutup pintu dialog. Tapi (di tempat umum), saya menggambarkan situasinya, hak-hak mereka yang tidak bisa diabaikan, yaitu hak untuk mendapatkan kewarganegaraan."
Paus Fransiskus mengakhiri kunjungannya ke Myanmar dan Bangladesh untuk menyampaikan pesan kemanusiaan terkait konflik di Rakhine. Paus juga membeberkan kenapa dia tak menggunakan istilah 'Rohingya' selama berada di Myanmar.
"Saya sadar jika dalam pidato resmi saya menggunakan kata itu (Rohingya), mereka akan menutup pintu dialog. Tapi (di tempat umum), saya menggambarkan situasinya, hak-hak mereka yang tidak bisa diabaikan, yaitu hak untuk mendapatkan kewarganegaraan, sehingga saya bisa melanjutkan pertemuan berikutnya," kata Paus di pesawat menuju Roma, Minggu (3/12).
Paus mengakui bahwa dia sempat menangis saat bertemu pengungsi Rohingya pada Jumat lalu di Bangladesh.
"Bagi saya, yang penting pesan saya sampai, berusaha menyampaikan langkah demi langkah dan mendengarkan respon mereka," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Paus tidak menggunakan kata Rohingya di depan umum saat melakukan rangkaian kunjungan ke Myanmar.
Kelompok Budha yang mayoritas di Myanmar tidak mengakui keberadaan Muslim Rohingya sebagai sebuah kelompok etnis dan identitas. Mereka memperlakukan etnis Rohingya sebagai imigran ilegal dari Bangladesh.
Pejabat Katolik Roma di Myanmar sudah menyampaikan pesan kepada Paus sebelum berkunjung agar tidak menggunakan kata Rohingya karena dikhawatirkan bisa memicu serangan balik terhadap kaum Kristen dan kelompok minoritas lainnya.
Paus bertemu dengan pemimpin militer Myanmar secara pribadi pada Senin lalu, tidak lama setelah mendarat di Yangoon.
Pertemuan tersebut sebenarnya dijadwalkan pada Kamis pagi tapi pihak militer secara tiba-tiba minta dimajukan. Akibatnya, pihak militer bertemu Paus sebelum bertemu pimpinan sipil, tidak seperti yang direncanakan sebelumnya.
"Pertemuan berjalan baik dan kebenaran tidak bisa dinegosiasikan," kata Paus usai bertemu pimpinan militer.
Saat ditanya wartawan apakah Paus menggunakan kata Rohingya dalam pertemuan dengan junta militer, Paus Fransiskus menjawab dengan diplomatis dengan mengutip peribahasa dalam bahasa Latin "Intelleigenti Pauca", yang berarti "Sedikit kata-kata sudah cukup bagi mereka yang mengerti."
Kabar terakhir, pengungsi Myanmar yang menyeberang ke Bangladesh sudah mencapai 625.000 orang untuk menghindari tindak kekerasan dari pihak militer Myanmar yang membalas serangan kelompok militan Rohingya ke pos polisi dan militer pada 25 Agustus lalu.
Menurut keterangan para pengungsi, sejumlah desa warga Rohingya dibakar habis, sebagian dibunuh, kaum wanita diperkosa.
Tapi pihak militer membantah tuduhan terjadinya pembersihan etnis seperti yang disampaikan oleh AS dan PBB.
Kelompok hak azasi manusia mengecam pemimpin de facto Aung San Suu Kyi, pemenang hadiah Nobel Perdamaian yang sempat menjadi tahanan rumah selama 15 tahun sebelum mengikuti pemilihan umum pada 2015.
Aung Suu Kyi dikecam karena tidak berani mengambil sikap terhadap pihak militer yang dituduh melakukan pembersihan etnis warga Rohingya.
Jumat lalu, Paus Fransikus mengadakan pertemuan yang berlangsung secara emosional dengan pengungsi Rohingya di Ibukota Bangladesh Dhaka.
Untuk pertama kali selama perjalanan, Paus mengeluarkan kata Rohingya, meski sebelumnya ia sudah membela nama tersebut dari Vatikan.
"Saya menangis dan berusaha menyembunyikannya," kata Paus yang mengaku ikut terharu dan merasakan siksaan yang mereka alami.
-
Apa yang dilakukan oleh warga Rohingya di Pekanbaru? Mereka tiba tadi malam dan mengaku tidak tahu siapa yang membawa. Polisi mengamankan sebanyak 13 orang etnis Rohingya yang masuk wilayah Kota Pekanbaru, Riau. Mereka terlantar di jalan protokol yakni di pinggir Jalan Sudirman, Kota Pekanbaru.
-
Apa yang dilakukan Rohingya ini? Anggota Polsek Panipahan menemukan 11 orang Rohingya dan 11 Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan menyebrang ke Malaysia secara ilegal.
-
Kenapa Rohingya melarikan diri dari Myanmar? Mereka telah menghadapi diskriminasi, kekerasan, dan penganiayaan dari pemerintah dan mayoritas Buddhisme Rakhine.
-
Bagaimana situasi Rohingya di Bangladesh? Pemerintah Bangladesh telah berupaya untuk menangani masalah keamanan ini dengan meningkatkan patroli dan keamanan di sekitar kamp-kamp pengungsian.
-
Dimana sebagian besar Rohingya tinggal di Myanmar? Etnis Rohingya adalah kelompok etnis minoritas Muslim yang mayoritas tinggal di negara bagian Rakhine di Myanmar.
-
Dimana Rohingya itu ditemukan? Anggota Polsek Panipahan menemukan 11 orang Rohingya dan 11 Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan menyebrang ke Malaysia secara ilegal.
Baca juga:
Paus Fransiskus: Hari ini kehadiran Tuhan juga bernama Rohingya
Paus Fransiskus ajak mayoritas Budha untuk toleransi di Myanmar
Ini isi pertemuan Paus Fransiskus dan Aung San Suu Kyi di Myanmar
Pendeta Katolik menghilang jelang kunjungan Paus Fransiskus ke Bangladesh
Antusias warga Myanmar sambut kedatangan Paus Fransiskus