Penelitian: Anjing Bisa Deteksi Virus Corona dari Pasien Positif Covid-19
Penelitian itu melibatkan 18 anjing di Prancis dan Libanon. Mereka disuruh mencium 198 keringat dari ketiak pasien yang positif dan negatif corona.
Anjing dapat mendeteksi keberadaan virus corona dengan mencium keringat dari ketiak pasien positif Covid-19. Demikian dilaporkan dari sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh bioRxiv.
Laman Al Arabiya melaporkan, Rabu (10/6), penelitian itu melibatkan 18 anjing di Prancis dan Libanon. Mereka disuruh mencium 198 keringat dari ketiak pasien yang positif dan negatif corona. Dari semua anjing itu ada empat yang berhasil tepat 100 persen mendeteksi virus corona dan sisanya bervariasi antara 83-94 persen akurasinya.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Kapan virus menginfeksi sel inang? Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Dalam kehidupan sehari-hari, virus tidak lagi terdengar asing bagi kita. Bermacam-macam virus dapat menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh manusia yang tidak diinginkan. Jika tubuh kita dalam kondisi menurun (lemah), maka kita dapat dengan mudah terserang penyakit atau virus. Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen.
-
Virus apa yang ditemukan pada bangkai cerpelai, babi guinea, dan muskrat di peternakan bulu di China? Peneliti menemukan lebih dari 100 virus ditemukan di bangkai cerpelai, babi guinea, dan muskrat.
-
Bagaimana mutasi virus Corona pada pria tersebut terjadi? Selama masa infeksi, dokter berulang kali mengambil sampel dari pria tersebut untuk menganalisis materi genetik virus corona. Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
"Kami menyimpulkan ada bukti kuat bahwa bau keringat di ketiak pasien positif Covid-19 berbeda-beda dan anjing bisa mendeteksi virus corona," kata penulis di laporan itu.
Anjing yang dilatih mendeteksi Covid-19 sama seperti melatih anjing untuk mendeteksi penyakit kanker, Parkinson dan infeksi karena bakteri--yaitu dengan mengendus sampel di ruang pelatihan. Anjing yang dipakai dalam penelitian ini dari jenis bervariasi tapi sebagian besar dari jenis yang sama.
"Sebagian besar anjing yang terlibat dalam penelitian kami adalah jenis Belgian Malinosis Shepherds karena jenis ini yang paling sering dipakai untuk tugas-tugas semacam ini, tapi kami meyakini banyak anjing jenis lain juga bisa mengembangkan kemampuan semacam ini," kata laporan itu.
Dalam uji coba untuk penelitian ini, anjing-anjing itu cukup sukses mendeteksi sampel dari orang yang mana yang terinfeksi virus corona. Dalam dua kasus seekor anjing ada yang mendeteksi sampel itu positif padahal sampel itu sebelumnya diketahui negatif. Ketika sampel itu kembali diperiksa di rumah sakit dan orangnya dites lagi ternyata benar orang itu positif Covid-19.
April lalu sekelompok peneliti di London School of Hygine and Tropical Medicine, Universitas Durham, dan organisasi Anjing Deteksi Medis mulai mengetes anjing-anjing dengan harapan mereka bisa mendeteksi virus corona cukup akurat.
"Jika penelitian ini berhasil maka kita bisa manfaatkan anjing untuk mendeteksi Covid-19 di bandara-bandara untuk mengetahui siapa yang orang yang sudah positif. Ini akan membantu mencegah penyebaran dan mengendalikan pandemi," kata Profesor Steve Lindsay di Universitas Durham.
(mdk/pan)