Penelitian: Kerusakan Otak karena Covid Mirip dengan Penyebab Stroke
Menurut penelitian terbaru, kerusakan otak yang disebabkan Covid-19 mirip dengan kerusakan otak penyebab stroke.
Menurut penelitian terbaru, kerusakan otak yang disebabkan Covid-19 mirip dengan kerusakan otak penyebab stroke.
Penelitian yang diterbitkan di Nature Neuroscience pada Kamis menggambarkan bagaimana Covid-19 bisa menyebabkan kerusakan dengan menghalangi aliran darah di otak.
-
Apa yang dimaksud dengan stroke? Stroke adalah kondisi medis yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau terhenti, biasanya karena penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak. Hal ini menyebabkan sel-sel otak tidak mendapatkan pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup, sehingga menyebabkan kerusakan pada jaringan otak.
-
Apa itu Stroke? Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika suplai darah ke otak terhenti atau terganggu. Ketika otak tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi dari aliran darah, sel-sel otak mulai mati dalam beberapa menit.
-
Siapa saja yang berisiko terkena stroke? Tekanan darah tinggi adalah salah satu faktor risiko utama untuk stroke. Penting untuk menjaga tekanan darah Anda tetap normal dengan mengadopsi pola makan sehat, seperti mengurangi konsumsi garam dan makan makanan rendah lemak. Juga, pastikan untuk rutin memeriksakan tekanan darah dan mengikuti saran dokter jika diperlukan.
-
Kapan Hari Stroke Sedunia diperingati? Setiap 29 Oktober, masyarakat dunia memperingati Hari Stroke Sedunia.
-
Apa itu stroke? Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu karena penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah.
-
Bagaimana cara mengenali gejala stroke? Beberapa gejala umum yang biasa muncul pada stroke adalah: Kesulitan berbicara atau memahami ucapan: Pada stroke, bagian otak yang mengendalikan fungsi berbicara dapat terganggu. Pasien mungkin mengalami kesulitan dalam mengucapkan kata-kata dengan jelas atau memahami apa yang orang lain katakan. Kesulitan bergerak atau kelemahan pada satu sisi tubuh: Stroke dapat menyebabkan kelemahan atau mati rasa pada salah satu sisi tubuh. Seseorang mungkin mengalami masalah dalam menggerakkan lengan atau kaki, atau kesulitan mengangkat benda-benda ringan. Gangguan penglihatan: Stroke juga dapat mempengaruhi penglihatan seseorang. Beberapa gejala yang mungkin muncul adalah penglihatan kabur, hilangnya sebagian penglihatan, atau kesulitan melihat objek di satu sisi mata. Kesulitan berjalan atau kehilangan keseimbangan: Stroke dapat memengaruhi koordinasi gerakan dan keseimbangan tubuh. Orang yang mengalami stroke mungkin terlihat terhuyung-huyung, kesulitan berjalan dengan lancar, atau bahkan kehilangan keseimbangan secara keseluruhan. Sakit kepala hebat mendadak: Beberapa pasien juga melaporkan sakit kepala yang tiba-tiba dan sangat parah. Sakit kepala ini dapat terjadi secara mendadak dan berbeda dengan jenis sakit kepala biasa.
Menurut penelitian tersebut, efek pembuluh darah di otak “kompatibel dengan penyakit pembuluh darah kecil otak,” istilah umum untuk penyakit otak termasuk stroke.
Dikutip dari Al Arabiya, Senin (25/10), makalah yang ditulis para ilmuwan di Jerman itu mengatakan sebanyak 76 persen pasien Covid-19 mungkin mengalami gangguan kognitif dan gejala kejiwaan lainnya lebih dari empat pekan setelah infeksi.
Scan otak MRI mengungkapkan orang dengan infeksi Covid parah memiliki lebih banyak “pembuluh tali” di mana darah tidak bisa lewat, menurut penelitian berjudul 'The Mpro protease utama SARS-CoV-2 yang menyebabkan patologi otak mikrovaskular dengan membelah NEMO di sel endotel otak'.
Pembuluh tali mewakili jaringan sisa setelah sel mati di pembuluh darah, sehingga darah tidak mungkin melewatinya.
Menurut penelitian ini, Covid juga dapat secara langsung menyebabkan stroke.
Sebanyak 84 persen orang dengan Covid-19 parah menunjukkan gejala neurologis termasuk kehilangan penciuman, serangan epilepsi, stroke, kehilangan kesadaran, dan kebingungan.
Terlepas dari bukti Covid-19 menyebabkan kerusakan otak, para peneliti mengatakan apakah virus menginfeksi otak secara langsung atau tidak masih menjadi bahan perdebatan. Karena itu, penulis penelitian mendeteksi materi genetik Covid-19 dalam bentuk genom virus di otak dan cairan tulang belakang pasien, menunjukkan virus corona tidak dapat mengakses otak.
Bahan RNA Covid-19 yang ditemukan di pembuluh darah di otak, menunjukkan virus dapat menyebar dari sistem pernapasan ke otak melalui aliran darah pasien.
Penelitian ini juga mengidentifikasi jenis protein yang disebut receptor-interacting protein kinase (RIPK) sebagai target potensial untuk pengobatan terapeutik efek neurologis Covid-19.
Baca juga:
Amerika Serikat Telah Suntikkan Hampir 414 Juta Dosis Vaksin Covid-19
Update Kasus Positif Covid-19 Per 25 Oktober 2021
Menko Luhut: Vaksinasi Covid-19 Dosis Kedua RI Tertinggal Dibandingkan Malaysia
RI Datangkan Obat Molnupiravir Akhir 2021
Pemerintah Berencana Wajib PCR untuk Moda Transportasi Selain Pesawat
Pemerintah Masih Temukan Sejumlah Tempat Abai Penggunaan Aplikasi PeduliLindungi