Penelitian Sebut Penularan Covid-19 dalam Pesawat Sangat Rendah Jika Pakai Masker
Risiko penularan virus corona dalam penerbangan sangat rendah, apalagi penumpang memakai masker. Demikian hasil sebuah penelitian yang dirilis Departemen Pertahanan AS.
Risiko penularan virus corona dalam penerbangan sangat rendah, menurut hasil penelitian Departemen Pertahanan AS yang dirilis pada Kamis. Ini merupakan sinyal positif industri penerbangan yang sangat terdampak pandemi virus corona.
Penelitian ini menemukan, saat penumpang yang duduk mengenakan masker, rata-rata 0,003 persen partikel udara dalam zona pernapasan di sekitar kepala seseorang dapat menular, bahkan ketika setiap kursi terisi.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Bagaimana cara mencegah penyebaran virus cacar? Kebersihan tangan dan kuku sangat penting untuk mencegah penyebaran virus cacar ke area tubuh yang lain atau bahkan ke orang lain.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Bagaimana cara virus menempel pada sel inang? Ekor merupakan bagian dalam struktur tubuh virus yang berfungsi sebagai alat untuk menempelkan diri pada sel inang. Ekor yang melekat di kepala ini umumnya terdiri atas beberapa tabung tersumbat yang berisi benang dan serat halus. Adapun pada virus yang hanya menginfeksi sel eukariotik, bagian tubuh ini umumnya tidak dijumpai.
Pengujian berasumsi hanya ada satu orang terinfeksi di dalam pesawat dan tidak mensimulasikan efek pergerakan penumpang di sekitar kabin.
Penelitian ini, yang dilakukan di dalam pesawat United Airlines Boeing 777 dan 767, menunjukkan bahwa masker membantu meminimalisir paparan tertular ketika seseorang batuk, bahkan penumpang yang kursinya berdekatan.
Sekitar 99,99 persen partikel disaring keluar kabin dalam enam menit karena cepatnya sirkulasi udara, diturunkan ventilasi udara dan sistem penyaringan dalam pesawat.
Diperkirakan untuk mencapai dosis penularan, seorang penumpang perlu terbang 54 jam dalam pesawat dengan orang yang tertular virus corona.
United Airlines, yang juga menyiapkan pilot untuk pengujian tersebut, berupaya keras mempresentasikan hasil penelitian yang menguntungkan itu.
"Hasil ini, berarti peluang Anda terkena Covid di pesawat United hampir tidak ada, bahkan jika pesawat Anda penuh," jelas Kepala Pelanggan United Airlines, Toby Enqvist, dikutip dari France 24, Jumat (16/10).
Penelitian tersebut dipimpin dan didanai Transportation Command, yang mengoperasikan penerbangan Patriot Express menggunakan pesawar komersial seperti United Airlines untuk anggota militer dan keluarga.
Penelitian selama enam bulan melibatkan 300 pengujian selama 38 jam penerbangan dan 45 jam pengujian di darat. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan partikel berukuran sama dengan virus corona di seluruh kabin pesawat berdasarkan bagian, yang masing-masing memiliki 42 sensor yang mewakili penumpang lain yang berpotensi bersentuhan dengan partikel tersebut.
Setiap pengujian melepaskan 180 juta partikel - jumlah partikel yang dihasilkan batuk ribuan kali.
Peserta penelitian termasuk Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) dan Boeing Co.
Pekan lalu, produsen pesawat Boeing, Airbus SE dan Embraer SA merilis publikasi bersama yang menunjukkan filter udara kabin membatasi penyebaran virus di pesawat mereka.
Kesimpulan mereka didasarkan pada penelitian dinamika fluida komputasi yang mensimulasikan bagaimana partikel bergerak di sekitar kabin.
Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) mengatakan telah mengidentifikasi hanya 44 kasus Covid-19 terkait penerbangan sejak awal 2020 versus sekitar 1,2 miliar penumpang yang telah melakukan perjalanan selama waktu itu.
Meskipun "tidak ada yang sepenuhnya bebas risiko," kasus yang dipublikasikan tentang potensi penularan Covid-19 dalam penerbangan menunjukkan "risiko tertular virus di pesawat tampaknya berada dalam kategori yang sama seperti tersambar petir," jelas Direktur Jenderal IATA, Alexandre de Juniac.
(mdk/pan)