Penulis Harun Yahya Divonis 1.075 Tahun Penjara karena Kejahatan Seksual
Pria berjanggut 64 tahun itu ditangkap pada 2018 bersama lebih dari 200 tersangka lainnya oleh unit kejahatan keuangan kepolisian Istanbul.
Pengadilan Turki menjatuhkan vonis 1.075 tahun penjara kepada Adnan Oktar atau lebih dikenal sebagai Harun Yahya karena kejahatan seksual.
Harun Yahya merupakan seorang pendakwah muslim yang kerap tampil di televisi. Dia mengajarkan soal penciptaan dan nilai-nilai konservatif sementara dikelilingi para perempuan berpakaian terbuka - di mana banyak dari para perempuan ini nampak telah melakukan operasi plastik - menari di sekelilingnya dengan musik rancak di studio televisi.
-
Kapan Harun Kabir meninggal? Tanggal 13 November 1947, jadi hari terakhir Harun Kabir dalam menentang kekuasaan Belanda yang kembali datang ke Indonesia.
-
Siapa yang diprotes bocah Turki itu? Bocil Turki Marah-Marah ke Pemilik Toko karena Jual Produk Israel, Gebrak Meja Minta Hentikan Penjualan Bocah itu kesal karena pemilik toko memberikannya keripik buatan Israel tanpa sepengetahuannya.
-
Apa yang diprotes bocah Turki itu? Dengan nada tinggi, bocah itu memprotes alasan penjual toko menjual produk Israel.
-
Apa yang ditemukan di Tavsanli Hoyuk, Turki? Sebuah belati dan stempel berusia 3.300 tahun ditemukan saat penggalian di Tavsanli Hoyuk, Turki.
-
Di mana Harun Kabir ditembak? Tanggal 13 November 1947, jadi hari terakhir Harun Kabir dalam menentang kekuasaan Belanda yang kembali datang ke Indonesia. Sekitar pukul 04.00 WIB subuh, satu pleton pasukan Belanda tiba-tiba mengepung kediamannya di wilayah pelosok Cianjur.
-
Apa yang ditemukan di Yeşilova Hoyuk, Turki? Dalam penggalian terbaru di Yeşilova Hoyuk, distrik Bornova, İzmir, Turki, ditemukan batu berangka berusia 8.000 tahun.
Pria berjanggut 64 tahun itu ditangkap pada 2018 bersama lebih dari 200 tersangka lainnya oleh unit kejahatan keuangan kepolisian Istanbul.
Dikutip dari The Guardian, Selasa (12/1), Harun Yahya dijatuhi hukuman 1.075 tahun penjara karena sejumlah kejahatan termasuk kekerasan seksual, pelecehan seksual anak di bawah umur, penipuan, dan upaya spionase politik dan militer, seperti dilaporkan NTV.
Pengadilan juga menghukum dua pimpinan eksekutif organisasi Oktar, Tarkan Yavas dan Oktar Babuna, masing-masing 211 dan 186 tahun penjara.
Kantor berita Anadolu melaporkan Oktar juga dinyatakan bersalah karena mendanai kelompok yang dipimpin ulama Fethullah Gulen yang berbasis di AS. Gulen disalahkan atas upaya kudeta yang gagal pada 2016.
Adnan Oktar membantah kaitannya dengan Gulen dan menyebut anggapan bahwa dia memimpin sekte seks sebagai "mitos urban".
236 terdakwa
Anadolu melaporkan, sekitar 236 terdakwa menghadapi tuntutan, 78 di antaranya ditahan menunggu persidangan.
Sebagian besar tersangka ditetapkan tidak bersalah sejak sidang pertama pada September 2019.
Selama persidangan, yang diikuti oleh media Turki selama berbulan-bulan, pengadilan mendengar rincian kejahatan seks yang menyeramkan dan mengerikan.
Pada Desember, Oktar mengatakan kepada hakim ketua dia memiliki hampir 1.000 pacar.
"Ada luapan cinta di hati saya untuk wanita. Cinta adalah kualitas manusia. Itu adalah kualitas seorang Muslim," ujarnya dalam sidang lain di bulan Oktober.
Dia menambahkan pada kesempatan terpisah: "Saya luar biasa kuat."
Oktar pertama kali menjadi perhatian publik pada 1990-an ketika dia merupakan pemimpin sekte yang terlibat dalam berbagai skandal seks.
Saluran televisi A9 online miliknya mulai mengudara pada tahun 2011, menarik kecaman dari para pemimpin agama Turki.
Saluran tersebut, yang sering didenda oleh pengawas media Turki RTUK, disita oleh negara dan ditutup setelah tindakan keras polisi terhadap kelompok Oktar.
Salah satu korban perempuan di persidangannya, yang diidentifikasi hanya sebagai CC, mengungkapkan kepada pengadilan Oktar telah berulang kali melakukan pelecehan seksual terhadapnya dan perempuan lainnya.
Beberapa perempuan yang diperkosa dipaksa minum pil kontrasepsi, CC menambahkan dia bergabung dengan sekte itu ketika berusia 17 tahun.
Ditanya tentang 69.000 pil kontrasepsi yang ditemukan di rumahnya oleh polisi, Oktar mengatakan bahwa pil itu digunakan untuk mengobati gangguan kulit dan gangguan menstruasi.
Otoritas Turki menghancurkan vila Oktar, yang juga dia gunakan untuk studio TV-nya, di sisi Asia Istanbul dan menyita semua propertinya pada tahun 2018.
Oktar menolak teori evolusi Darwin dan telah menulis buku setebal 770 halaman berjudul "The Atlas of Creation" dengan nama pena, Harun Yahya.
(mdk/pan)