Perang taksi umum vs daring di Afrika Selatan semakin panas
Saat ini diperkirakan ada 6 ribu pengemudi taksi daring Uber di Afrika Selatan. Keberadaan mereka menjadi populer lantaran moda transportasi umum dianggap tidak mampu melayani masyarakat yang semakin banyak di sejumlah kota di negara itu.
Perseteruan antara taksi umum dengan yang berbasis aplikasi daring bukan cuma terjadi di Indonesia. Di Afrika Selatan, pertikaian itu sudah mengarah ke perusakan.
Dilansir dari laman Reuters, Kamis (14/9), kekesalan sopir taksi konvensional dengan yang berbasis aplikasi daring seperti Uber dan Taxify di Afrika Selatan semakin memanas. Tiga kendaraan diduga taksi daring dibakar menggunakan bom molotov.
Insiden itu terjadi di Kota Johannesburg dan Ibu Kota Pretoria. Menurut polisi sebuah kendaraan milik pengemudi Taxify dibakar saat hendak menjemput penumpang di daerah Sunnyside, pinggiran Pretoria. Ketika sampai di tempat, si pengemudi ditarik keluar oleh delapan orang yang hendak menghajarnya.
"Kemudian pelaku membakar kendaraan setelah korban diseret keluar. Satu mobil Taxify juga dibakar di tempat lain. Yang satu hangus, dan lainnya cuma rusak ringan," kata perwakilan kepolisian Afrika Selatan, Kapten Daniel Mavimbela.
Mavimbela mengatakan identitas pelaku belum diketahui. Perang antara taksi konvensional dan daring di Afrika Selatan memang semakin membahayakan. Pengemudi Uber dan aplikasi Taxify kerap diancam oleh sopir taksi biasa, yang merasa penumpang mereka direbut karena tarif dipasang oleh aplikasi daring lebih rendah.
Pekan lalu, satu kendaraan pengemudi Uber dan dua lainnya dibakar di Distrik Sandton.
Saat ini diperkirakan ada 6 ribu pengemudi taksi daring Uber di Afrika Selatan. Keberadaan mereka menjadi populer lantaran moda transportasi umum dianggap tidak mampu melayani masyarakat yang semakin banyak di sejumlah kota di negara itu.