Perempuan Ini Belajar Hukum Otodidak Selama 700 Hari Demi Penjarakan Orang yang Bunuh Anjingnya
China tidak memiliki undang-undang khusus yang melindungi hewan peliharaan.
Seorang wanita di China menghabiskan waktu 700 hari untuk mempelajari hukum agar bisa menuntut pelaku yang meracuni anjing kesayangannya hingga mati. Dikutip dari South China Morning Post, Kamis (3/10), insiden ini menjadi yang pertama kali di Beijing di mana kasus keracunan hewan peliharaan diangkat ke ranah hukum.
Sebelumnya, pelaku hanya dikenakan denda atau penahanan singkat karena tidak adanya undang-undang khusus yang melindungi hewan peliharaan di China. Wanita yang bernama Li Yihan ini menganggap anjing West Highland Terrier putihnya yang bernama Papi sebagai bagian dari keluarganya.
- Demi Penjarakan Peracun Anjing Peliharaannya, Wanita ini Rela Belajar Ilmu Hukum Selama 700 Hari
- China Peringatkan Warganya Hati-Hati Terhadap Pria Tampan dan Perempuan Cantik, Alasannya Bisa Membahayakan Negara
- China Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya
- Fungsi Hukum dan Tujuannya, Pahami Pengertian Lengkap dengan Sanksinya
Pada 14 September 2022, Papi menjadi salah satu dari beberapa anjing dan kucing yang diracuni di ibu kota tersebut. Li mengungkapkan kepada media Youth36kr bahwa Papi, yang berusia 13 tahun, mengalami penderitaan selama lebih dari tujuh jam sebelum mati.
Pihak kepolisian menyatakan bahwa seorang pria berusia 65 tahun bernama Zhang telah menyebarkan ayam yang dicampur dengan racun tikus di area bermain anak-anak. Zhang mengklaim tindakannya itu dilakukan sebagai balas dendam terhadap anjing yang telah mengencingi sepeda roda tiganya.
Ingin Pelaku Dihukum
Sebelumnya, telah banyak laporan mengenai kasus keracunan hewan peliharaan di China. Pada 3 September, dua pria yang meracuni seekor anjing di Beijing dijatuhi hukuman penjara administratif selama 12 hari.
Selain itu, seekor anjing Border Collie diracun sampai mati pada Juli di provinsi Hebei utara, di mana pelakunya memberikan kompensasi sebesar 3.000 yuan atau sekitar Rp6,5 juta kepada pemiliknya.
Menruut Li, nilai hewan peliharaan tidak bisa diukur dengan uang dan menginginkan agar Zhang dipenjara. Pada September 2022, Li mengundurkan diri dari pekerjaannya, membeli buku-buku hukum untuk dipelajari, dan bekerja sama dengan seorang pengacara untuk mengumpulkan bukti.
Dia juga membagikan perkembangan kasus di media sosial, yang membuatnya memiliki 55.000 pengikut di Douyin. Pada Februari 2023, Li mengajukan gugatan terhadap Zhang dan meminta ganti rugi untuk biaya pengobatan dan kerugian emosional.
Di China, jika keracunan menyebabkan kerugian yang lebih dari 200.000 yuan (sekitar Rp432 juta), pelaku dapat dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Sidang Dua Tahun
Sidang kasus Zhang telah berlangsung hampir dua tahun karena kesulitan dalam menentukan nilai hewan peliharaan yang menjadi korban. Hingga artikel ini ditulis, Li dan keluarga dari sepuluh anjing lainnya yang terdampak masih menunggu keputusan.
Tenggat waktu untuk putusan dalam kasus ini telah diperpanjang hingga 17 Desember. Li menyatakan bahwa ia siap menghadapi kemungkinan putusan akhir yang mungkin tidak sesuai harapannya dan berencana untuk mengajukan banding.
Ia mengungkapkan kepada Youth36kr: "Hukuman terlama yang pernah saya temui dalam kasus keracunan hewan peliharaan di China adalah tiga tahun tujuh bulan. Teman saya mengatakan bahwa jika Zhang bisa mendapatkan setidaknya empat tahun, itu akan menjadi kemenangan bagi saya."
Ia juga berharap pemilik hewan peliharaan lainnya cukup berani untuk berbagi cerita tentang hewan peliharaan mereka.