Pewarta lepas AS tewas terjebak pertempuran di Sudan
Menurut keterangan pihak Pasukan Pembebasan Rakyat Sudan (SPLA), Christopher Allen sudah meliput kegiatan mereka selama beberapa pekan terakhir. Saat terjebak dalam pertempura, Allen mengenakan jaket dengan tulisan pers membentang.
Pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak di Sudan Selatan menelan nyawa 19 orang. Salah satu korban tewas ternyata adalah seorang pewarta asal Amerika Serikat.
Dilansir dari laman Reuters, Minggu (27/8), pewarta asal Negeri Abang Sam tewas itu bernama Christopher Allen. Dia merupakan jurnalis lepas dan memasok buat beberapa kantor berita. Dia meninggal di tengah pertempuran antara kelompok pemberontak Sudan Selatan (SPLA) dan pasukan pemerintah Sudan di Kota Kaya.
"Di lokasi pertempuran ditemukan 16 jenazah dalam posisi bertahan Pasukan Pembebasan Rakyat Sudan (SPLA), termasuk lelaki bule itu," kata juru bicara militer Sudan, Santo Domic Chol.
Chol juga mengatakan tiga serdadu pemerintah tewas dalam pertempuran itu. Menurut dia, pemberontak terlebih dulu menyerang markas militer di Kota Kaya, tetapi bisa dipukul mundur.
Menurut keterangan pihak SPLA, Allen sudah meliput kegiatan mereka selama beberapa pekan terakhir. Saat terjebak dalam pertempuran, Allen mengenakan jaket dengan tulisan pers membentang.
"Kami turut berduka buat keluarganya. Dia berada di sini buat menulis cerita tentang kami," kata seorang anggota pemberontak yang namanya minta dirahasiakan.
Kelompok SPLA yang memperjuangkan berdirinya Republik Sudan Selatan sudah ada sejak 1983. Empat tahun lalu, mereka terlibat perang sipil dengan pasukan pemerintah Sudan. Perjanjian damai diteken pada 2015 antara Presiden Sudan, Salva Kiir, dan pemimpin pemberontak, Riek Machar. Machar bersedia kembali ke Ibu Kota Darfur buat memerintah bersama Kiir. Namun, kesepakatan itu cuma bertahan tiga bulan dan Machar langsung meninggalkan Darfur bersama dengan anak buahnya.
Akibat perang sipil, empat juta warga Sudan terpaksa mengungsi. Mereka paling banyak menetap di Uganda, dan lainnya memilih tinggal di Ethiopia.