Presiden Prancis & Sejumlah Pemimpin Dunia Jadi Target Peretasan Telepon Pegasus
Presiden Prancis, Emmanuel Macron adalah salah satu dari beberapa pemimpin dunia yang diyakini menjadi sasaran peretasan telepon menggunakan spyware.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron adalah salah satu dari beberapa pemimpin dunia yang diyakini menjadi sasaran peretasan telepon menggunakan spyware.
Perangkat lunak, yang dikenal sebagai Pegasus, menjangkiti ponsel dan memungkinkan operator untuk memata-matai target mereka.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
-
Kenapa negara-negara tersebut sering menjadi sasaran hacker? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Apa yang dilakukan para hacker terhadap toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
Para pemimpin dunia ada dalam daftar sekitar 50.000 nomor telepon yang diyakini menarik bagi klien perusahaan NSO Group yang berbasis di Israel. Daftar itu bocor ke sejumlah media.
NSO membantah hal tersebut.
Dikutip dari BBC, Rabu (21/7), perangkat lunak ini digunakan melawan penjahat dan teroris. Pegasus tersedia hanya untuk militer, penegak hukum dan badan intelijen yang memiliki catatan hak asasi manusia yang baik.
NSO mengatakan, penyelidikan yang dilaporkan media yang dilakukan Forbidden Stories yang berbasis di Paris dan Amnesty International disebut "penuh dengan asumsi keliru dan teori yang tidak terbukti”.
Laporan tersebut merupakan bagian dari serangkaian artikel berita yang menunjukkan ribuan orang ternama telah menjadi sasaran peretasan.
Surat kabar Prancis Le Monde melaporkan, dinas intelijen Maroko mengidentifikasi telepon yang telah digunakan Macron sejak 2017. Maroko membantah menjadi klien Pegasus.
Berada dalam daftar tidak berarti bahwa perangkat lunak tersebut digunakan, tetapi itu berarti orang tersebut adalah target potensial.
Tidak jelas apakah perangkat lunak itu pernah diinstal pada telepon Macron.
Pemimpin dunia lain yang disebut menjadi target peretasan adalah Presiden Irak Baram Salih dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, serta perdana menteri Pakistan, Mesir dan Maroko saat ini, dan Raja Maroko.
Lebih dari 600 pejabat pemerintah dan politisi dari 34 negara ada dalam daftar tersebut.
Kepresidenan Prancis mengatakan jika laporan itu benar, mereka menanggapi dengan serius.
Baca juga:
AS & Sejumlah Negara Tuduh China Berada di Balik Serangan Siber Besar-Besaran
Polisi Tunggu Laporan Peretasan Akun Sosial Media Pengurus BEM UI
Website Resmi Pemkot Makassar Sempat Diretas, Protes Tertibkan Pedagang
Aktivis Malaysia Retas Perusahaan Israel, Kumpulkan Data Ratusan Ribu Mahasiswa
Media Sosial Pengurus BEM UI Diretas Usai Kritik Jokowi 'The King of Lip Service'
Bukan Diretas, Nomor WhatsApp Wali Kota Makassar Dijual karena Tagihan Tak Dibayar