Ada Penembak Jitu, Begini Skema Pengamanan TNI dan Polri Kawal Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia
Pasukan yang menempel secara melekat kepada Paus Fransiskus berasal dari Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
TNI-Polri menggelar apel pasukan gabungan dalam rangka operasi pengamanan kegiatan International Sustainability Forum (ISF) Tahun 2024. Apel kegiatan ini juga dalam rangka pengamanan kedatangan pemimpin Vatikan Paus Fransiskus ke Indonesia.
Diketahui, kegiatan ISF dan Misa Akbar akan dilaksanakan di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, pada 5 September 2024. Apel pasukan gabungan ini digelar di Lapangan Apel B3, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.
Pangkogabwilhan I Laksdya TNI Agus Hariadi mengatakan, 4.300 pasukan TNI akan dilibatkan untuk melakukan pengamanan kedatangan ISF dan Misa Akbar.
"Jadi, seandainya satu kepala negara itu, berapa tim yang akan digelar, itu sudah disiapkan semuanya. Untuk yang lainnya, setingkat Menteri atau setingkat eksekutif yang lainnya, itu nanti ada di Ring 2 dan Ring 3," kata Agus kepada wartawan di Jakarta, Senin (2/9).
Kemudian untuk pasukan yang menempel secara melekat kepada Paus Fransiskus berasal dari Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Hal ini sudah menjadi standar operasional pengamanan.
"Jadi, itu tadi sudah ada SOP-nya ya. Jadi, kita masih menunggu kepastian berapa jumlah pejabat negara asing yang selevel Presiden atau Perdana Menteri hadir, dan itu nanti akan sudah satu paket," ujar Agus.
Penembak Jitu Dikerahkan
Sementara itu, Pangkogabwilhan I Laksdya TNI Agus Hariadi mengatakan, TNI bakal menurunkan tim atau pasukan khusus dalam melakukan kegiatan International Sustainability Forum (ISF) Tahun 2024. Selain itu, pengamanan ini juga dilakukan dalam rangka kegiatan Misa Akbar sekaligus kedatangan pemimpin Vatikan Paus Fransiskus ke Indonesia.
"(Pasukan khusus TNI) Ya, ya jelas. (Penembak runduk/sniper) Ya, itu sudah ada. Sudah ada protapnya sendiri," kata Agus kepada wartawan di Jakarta, Senin (2/9).
Skema Pengamanan
Jenderal bintang tiga ini menjelaskan, skema pengamanan terbagi menjadi tiga ring dan sudah ada penanggungjawab masing-masing.
"Jadi kita sudah punya standarnya itu, dan kita sudah simulasikan, kita sudah kehadikan. In case di ring-ring berapa seandainya, kemungkinan itu akan terjadi, kita sudah punya bagaimana cara mengantisipasi," ujar Agus.
4.730 Brimob Dikerahkan Kawal Kedatangan Paus
Sementara itu, Dankor Brimob Mabes Polri Komjen Imam Widodo menyebut anggota Korps Bhayangkara yang akan diturunkan mencapai 4.730 atau lebih banyak dari TNI.
"Jadi untuk kekuatan anggota Polri yang tergelar sebanyak 4.730 orang. Kita melibatkan mulai dari pre-emptive ya, tergelar dalam Satgas pre-emptive, sampai dengan anti-teror juga. Kita libatkan semua," ujar Imam.
Imam menjelaskan, Brimob Polri juga telah berkoordinasi dengan panitia dari Konferensi Wali Gereja (KWI) yang bertanggungjawab terhadap kedatangan Paus Fransiskus hingga kegiatan lainnya.
"Kemudian yang berikutnya, kita sudah melaksanakan koordinasi. Yang pertama dengan kepanitian dari KWI, yang bertanggung jawab terhadap kedatangan atau kunjungan Paus tentang rundown kegiatannya sudah beberapa kali kita ketemu," kata Imam.
Polri Imbau Jemaat Lansia 50 Hadiri Misa Akbar Dalam Kondisi Sehat
Selain pengamanan, Imam mengingatkan agar jemaat yang menghadiri kegiatan Misa Akbar tersebut dalam kondisi sehat. Apalagi, nantinya akan dihadiri oleh 86.000 umat dalam kegiatan tersebut.
"Nah harapan kami juga, mohon kiranya pihak kepanitian dan masing-masing umat yang akan datang itu mempersiapkan kondisi kesehatannya, betul," kata Imam.
Terlebih, untuk jemaat yang memasuki lanjut usia (lansia). Karena memang masalah kesehatan lah yang menjadi konsen pihaknya pada kegiatan tersebut.
"Sehingga harapan kami sebagai pelaksana pengamanan, tidak terjadi hal-hal untuk masalah kesehatan daripada para jemaat. Ini yang menjadi concern, karena kami yakin juga banyak yang usia yang di atas 50 itu dari hasil koordinasi," ujar Imam.
Pada kesempatan itu, jenderal bintang tiga ini menyebut, pada Misa Akbar ini nantinya akan ada 1.400 bus yang membawa para jemaat.
"Kita akan bagi setelah dropping ya, mereka akan kita bagi ke kantong-kantong parkir. Sehingga kami mohon ketidaknyamanan, tapi kami yakinlah dengan hati yang besar seluruh warga dan masyarakat Indonesia, kita bersama-sama bisa mensukseskan kegiatan ini," ujar Imam.
Imam berharap agar kegiatan Misa Akbar serta ISF dapat berjalan dengan lancar meskipun satu lokasi yang sama. Sementara konten-konten atau serangan-serangan siber Brimob sudah bekerja sama dengan TNI untuk melakukan antisipasi.
"Kami berharap mudah-mudahan semuanya aman, sukses dan lancar, karena ini merupakan pertaruhan daripada bangsa Indonesia," pungkas Imam.
Diketahui, kegiatan ISF dan Misa Akbar ini akan digelar di Kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, pada 5 September 2024. ISF 2024 akan memfokuskan pada 5 pilar pembahasan yaitu ekonomi hijau (Green Economy), transisi energi (Energy Transition), konservasi alam dan keanekaragaman hayati (Biodiversiy and Nature Conservation), gaya hidup berkelanjutan (Sustainable Living) dan ekonomi kelautan (Blue Economy).