Prostitusi di Kota Suci
Banyak pelacur ke Kota Makkah menyamar sebagai jamaah umrah atau haji.
Nabi Muhammad menyatakan Makkah dan Madinah adalah Tanah Suci. Alhasil, sungguh tercela melakoni perbuatan berdosa di sana. Saking sucinya, orang non-muslim dilarang memasuki dua kota itu. Bahkan, umat Islam meyakini tiap perbuatan baik dan buruk selama melaksanakan umrah atau berhaji bakal langsung mendapat balasan dari Allah.
Barangkali, tidak semua orang percaya Makkah dan Madinah benar-benar keramat, termasuk para pelacur. Mereka berani menjual diri kepada jamaah umrah atau haji yang kerap tumplek di dua kota itu. Maraknya pelacuran di Makkah ini bukan sekadar isapan jempol.
Agustus dua tahun lalu, masyarakat internasional, terutama narablog di Eropa dan Afrika, mengkritik pemerintah Saudi. Sebab, mereka melarang gadis-gadis muda Maroko, memang dikenal molek sekaligus aduhai, berumrah ke Tanah Suci. Alasannya, Riyadh menuding mereka sebenarnya ingin menjadi pemuas syahwat di sana.
"Jika tergantung kepada saya, Saya akan melarang pergi ke Makkah ... negara saya bisa menghemat jutaan dolar ketimbang mengizinkan warga Maroko beribadah ke Arab Saudi," tulis narablog bernama Big Brother, seperti dilansir situs afrik-news.com.
Partai Keadilan dan Pembangunan ketika itu berkuasa di Maroko mengecam kebijakan Negeri Petro Dolar itu. Ketika ada beberapa perempuan bertindak tidak sepatutnya, bukan berarti ini juga dilakoni semua kaum hawa dari Maroko."
Duta Besar Nigeria buat Arab Saudi Garba Aminchi juga mengakui soal itu. Kepada kantor berita News Agency of Nigeria, dua tahun lalu memperingatkan membanjirnya gadis-gadis muda Nigeria buat melacurkan diri di Makkah. Dia mengungkapkan ada tiga sindikat yang menjual mereka untuk memanjakan syahwat lelaki iseng.
Perempuan-perempuan Ghana juga menyamar sebagai jamaah umrah buat melacur. Seorang pelacur dari negara itu menjelaskan mereka biasanya masuk ke toko perhiasan dan menawarkan seks kepada pemilik toko. Saban sehabis bercinta, mereka biasanya mendapat uang tunai dan sejumlah perhiasan.
"Banyak perempuan Ghana dan Nigeria menjual diri demi uang. Anda punya fulus, Anda bisa menikmati tubuh mereka," ujar seorang perempuan Bengali yang bermukim di Makkah.
Fulus memang bisa mengubah segalanya. Makkah dan Madinah yang seharusnya sakral sebagai tempat beribadah telah menjelma sebagai kota glamor. Hotel-hotel berbintang lima sekaligus apartemen, dan pusat belanja sudah mengepung Kabah. Tak mengherankan, media Barat menggambarkan Makkah telah menjadi seperti Las Vegas, pusat judi di Amerika Serikat.
Karena fulus pula, orang tidak selalu memusatkan perhatian kepada ibadah selama di Makkah dan Madinah. Dengan alasan oleh-oleh buat keluarga di tanah air, jamaah haji dan umrah menghabiskan bekal mereka buat berbelanja. Jumlahnya jauh lebih besar ketimbang bersedekah, seperti dicontohkan Rasulullah.