Robot Philae tidak mendarat di komet, tapi di pesawat alien
Peristiwa itu disebut sebagai bentuk komunikasi manusia dengan alien.
Pekan lalu manusia membuat sejarah dengan mendaratkan robot satelit di sebuah komet. Satelit hasil kerjasama Badan Luar Angkasa Amerika (NASA) dan Badan Luar Angkasa Eropa (ESA) itu berhasil mendarat di sebuah komet diberi nama 67P.
Namun peristiwa itu menimbulkan teori konspirasi yang menyebutkan robot itu sebetulnya bukan mendarat di komet, melainkan pesawat asing tak dikenal (UFO), seperti dilansir surat kabar Mirror pekan lalu. Pesawat UFO itu dikatakan sedang berusaha berkomunikasi dengan manusia.
Dalam sebuah surat elektronik yang dipublikasikan oleh UFOSightingsDaily.com, disebutkan Komet bernama 67P itu sebenarnya adalah pesawat alien atau makhluk luar angkasa. Surat elektronik (surel) itu berasal dari salah satu pegawai (ESA).
Peristiwa itu, kata dia, adalah bentuk upaya komunikasi pertama antara manusia dengan alien. Dalam surel itu juga dikatakan NASA dan ESA berusaha menutup-nutupi kejadian yang sebenarnya.
"Jangan berpikir agensi ruang angkasa ini tiba-tiba memutuskan untuk membuang miliaran dolar untuk membangun dan mengirimkan pesawat luar angkasa dan selama 12 tahun hanya mengambil gambar jelas dari sebuah komet yang melintas di luar Bumi.
Komet 67P itu bukanlah sebuah komet. 20 tahun lalu NASA mulai mendeteksi sinyal radio yang berasal dari sumber yang tidak diketahui di luar angkasa. Kemudian suara tersebut diketahui dari sesuatu yang saat ini dinamai komet 67P," kata surat elektronik itu.
Bagian akhir dari surat itu mengatakan pesawat alien itu sesungguhnya tidak meminta untuk ditemukan atau diteliti.
Ahli UFO Scott Waring mengatakan dia percaya sinyal-sinyal yang berasal dari komet itu adalah ucapan 'salam perkenalan' kepada manusia.
"Jika hal ini merupakan ancaman, mereka tidak mengizinkan pesawat ESA untuk mendarat di sana. Saya percaya pendaratan pesawat ESA seperti pertanda 'salaman pertama' dengan mereka. Dalam waktu dekat ESA juga mungkin akan melakukan tindakan lain," ujar Waring.
Ia juga menyimpulkan hal yang terpenting saat ini menerima semua pesan dari mereka dan mencoba menerjemahkannya. Dari sana bisa diketahui apakah mereka memberikan sebuah salam perkenalan saja atau sebuah peringatan sesuatu akan terjadi.
"Kita, umat manusia di muka bumi ini perlu mengetahuinya," kata Waring.
Robot ESA yang bernilai sekitar Rp 19 triliun ini sudah mengirim gambar detil mengenai keadaan komet 67P melalui satelit ESA, Rosetta.