"Saya Tak Pernah Membayangkan Penembakan Ini Terjadi Di Komunitas yang Damai Ini"
Insiden penembakan massal kembali menggegerkan Amerika. Penembakan massal terbaru terjadi pada Selasa (24/5) di SD Robb, Uvalde, Texas, menewaskan 19 murid dan dua guru. Kejadian ini membuat warga Uvalde yang didominasi komunitas Latin itu syok dan trauma.
Auraleigha Santos berusaha tetap diam dan tenang saat dia bersembunyi di auditorium SD Robb, Uvalde, Texas pada Selasa (24/5). Sementara di bangunan sebelah auditorium, pemuda 10 tahun menenteng senapan AR-15 mengeluarkan tembakan tanpa henti.
Sebanyak 19 murid teman sekelas Auraleigha dan dua gurunya tewas dalam serangan brutal itu. Sementara 17 lainnya terluka.
-
Siapa yang diamankan dalam kasus tawuran pelajar ini? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. Polres Metro Jakpus mengamankan 140 pelajar diduga hendak tawuran dengan modus bagi-bagi takjil.
-
Mengapa menata rambut penting saat ke sekolah? Saat pergi ke sekolah, tentu penataan rambut juga harus disesuaikan. Selain harus terlihat rapi, pastikan cara menata rambut sendiri untuk sekolah tidak mengganggu saat proses belajar-mengajar.
-
Kenapa ucapan kelulusan sekolah dianggap penting? Ucapan tersebut juga menjadi penyemangat untuk membantu mereka ketika mereka memulai tahap kehidupan selanjutnya.
-
Kenapa para pelajar ini diamankan? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. "Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Contoh perilaku ramah lingkungan apa yang perlu diterapkan di sekolah? Contoh ramah lingkungan di sekolah ini perlu diterapkan siswa dan guru.
-
Apa yang diungkapkan dalam puisi perpisahan sekolah? Puisi perpisahan sekolah ini dapat menjadi salah satu wujud ungkapan sekaligus pemberian terakhir kalian kepada para guru di sekolah.
Uvalde, daerah sekitar 135 kilometer di barat San Antonio, yang didominasi komunitas Latin terguncang dengan serangan tersebut.
Di luar Uvalde Civic Center, Auraleigha memeluk erat sebuah boneka beruang Teddy sembari dia mengingat kembali pengalaman mengerikan itu.
"Saya bersyukur saya tidak terbunuh, tapi saya sedih teman saya terbunuh," ujar bocah perempuan 10 tahun ini, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (26/5).
Ayahnya, Juan Santos, membelai rambut putrinya saat putrinya bicara.
"Saya tidak pernah membayangkan ini terjadi di komunitas kecil yang damai ini," kata Juan Santos (29).
Ibu tiri Auraleigha, Alyssa Santos (32) mengingat saat dia ragu pindah ke San Antonio karena masalah keamanan.
"Saya bersikeras, tidak aman, tidak aman, kekerasan geng, angka kejahatan," ujarnya.
"Dan sekarang ini terjadi di sini, saya tidak bisa mempercayainya," lanjutnya.
Alyssa Santos yang bekerja di panti jompo menyalahkan insiden penembakan ini salah satunya karena kurangnya kepedulian terhadap kesehatan mental.
"Kita tidak melakukan hal yang cukup untuk orang yang mengalami skizofenia, bipolar, atau yang memiliki masalah kesehatan mental lainnya," ujarnya, menambahkan pembatasan senjata juga penting.
Warga trauma
Pada Rabu sore, beberapa warga termasuk Diego Esquivel (21) berjalan di sekitar alun-alun membawa tanda bertuliskan slogan seperti "Prayers for Uvalde" dan "Uvalde Strong".
"Saya harus melakukan sesuatu. Saya tidak bisa tidur. Ini begitu mengerikan," ujarnya.
Robert Dennis (56) juga datang ke alun-alun kota untuk menjernihkan pikirannya.
"Saya pria bersenjata sepanjang hidup saya, saya pria amandemen kedua," ujarnya.
"Tapi hal ini telah membuat saya melakukan evaluasi kembali. (Pelaku) berusia 18 tahun dan langsung membeli senapan serbu, itu harusnya jadi peringatan."
"Ini adalah komunitas di mana orang-orang memiliki riwayat membiar pintu mereka tidak terkunci. Saya membayangkan itu akan berubah," lanjut Dennis.
Pendukung kepemilikan senjata menegaskan hak untuk memiliki senjata dijamin Amandemen Kedua Konstitusi AS.
Direktur The Ecumenical Center di San Antonio, Mary Beth Fisk memberikan bantuan konseling kepada warga setelah penembakan massal tersebut. Fisk berada di Uvalde bersama 15 penyuluh dari organisasinya. Mereka memberikan konseling gratis dan sejumlah mobil makanan memberikan makanan gratis di parkiran dan beberapa orang berkumpul, ngobrol dan saling berpelukan.
"Saya punya banyak teman dan keluarga di komunitas ini, dan ini sangat menyakitkan," ujar Fisk.
"Komunitas ini sangat erat dan seluruh komunitas sangat trauma oleh kejadian ini."
Pada Rabu malam, ribuan penduduk, banyak yang mengenakan kemeja merah marun – warna distrik sekolah Uvalde – menghadiri acara doa di Uvalde County Fairplex, tempat acara yang biasanya untuk menggelar rodeo, pertunjukan banteng dan truk raksasa.
Seorang perempuan, air mata mengucur di pipinya, membawa foto cucunya yang tersenyum dan bertuliskan "Istirahat dalam damai, Nevaeh Bravo".
Beberapa warga membentuk lingkaran dan berdoa bersama. Di tengah lapangan, seorang pria berjanggut berpidato.
"Tuhan, biarkan kejadian tragis ini mempersatukan kami dan bukan semakin menjauhkan kami."
Unggah status di Facebook
Pelaku penembakan diidentidikasi sebagai Salvador Ramos (18). Ramos sempat mengunggah status di Facebook 15 menit sebelum melakukan aksinya.
Gubernur Texas, Greg Abbott menyampaikan Ramos menulis di Facebooknya bahwa dia akan menembak di sekolah dasar. Pelaku juga menulis status mengatakan dia akan menembak neneknya dan status lainnya yang mengonfirmasi dia telah melakukan aksinya.