Sentimen anti-China Menguat di Filipina karena Insiden Lempar Puding di Kereta
Sabtu lalu mahasiswi seni asal China, Zhang Jiale (23), melemparkan puding ke arah petugas stasiun MRT di Manila.
Insiden warga China melempar puding ke petugas MRT di Filipina memicu kontroversi yang mengarah pada menguatnya sentimen anti-China.
Sabtu lalu mahasiswi seni asal China, Zhang Jiale (23), melemparkan puding ke arah petugas stasiun MRT di Manila, demikian sebagaimana dikutip dari The Straits Times, Selasa (12/2).
-
Kenapa elang Filipina terancam punah? Ancaman utama mereka adalah kehilangan habitat akibat pertanian, pertambangan, perburuan, penebangan, dan perubahan iklim.
-
Kapan Alice Guo meninggalkan Filipina? Diawali pada 18 Juli 2024 meninggalkan Filipina, lalu menuju Malaysia, kemudian ke Singapura pada 21 Juli, dan melakukan perjalanan ke Indonesia pada 18 Agustus.
-
Di mana Tiongkok dikabarkan melakukan tindakan pengadangan terhadap Filipina? Hal ini dapat tergambarkan dalam konflik perseteruan belum lama ini di Desember 2023, ketika Angkatan Laut (AL) Filipina dihambat dan dihalang-halangi oleh Tiongkok saat melakukan operasi pengiriman logistik ke basis militer Filipina di area Second Thomas Shoal (Pollock & Symon, 2024).
-
Di mana elang Filipina yang terlihat di video ini mendiami? Dikenal dengan sebutan 'elang pemakan monyet' di wilayahnya, burung ini memiliki reputasi yang legendaris di dalam hutan hujan yang lembab di kepulauan Filipina.
-
Apa yang terjadi pada pemobil wanita di Jakarta Selatan? Sebuah video memperlihatkan seorang wanita dibuntuti oleh rombongan begal. Kejadian tersebut terjadi di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan.Wanita berkerudung yang baru saja keluar dari minimarket diikuti oleh pemotor yang berusaha untuk menghentikan mobilnya.
-
Bagaimana Filipina menjadi negara merdeka? Baru tanggal 4 Juli 1946, republik Filipina mencapai kemerdekaan penuh setelah mencapai kesepakatan dengan Amerika. Manuel Roxas mengambil kembali sumpahnya sebagai Presiden pertama Republik Filipina, setelah menyepakati perjanjian dengan Amerika Serikat.
Zhang marah karena ditegur oleh petugas terkait untuk menghabiskan terlebih dahulu "taho" --puding kedelai khas Filipina-- sebelum memasuki area stasiun MRT.
Saat ini, pemerintah Filipina melarang benda cair dan gel masuk ke dalam stasiun MRT, menyusul laporan tentang kemungkinan dua zat itu digunakan oleh kelompok ekstremis untuk mengebom jaringan transportasi umum di ibu kota.
Alih-alih mematuhi perintah itu, Zhang, seorang mahasiswa jurusan mode tahun pertama di SOFA Design Institute, berdebat dengan petugas keamanan, dan melemparkan cangkir puding ke arahnya.
Beberapa orang di sekitarnya merekam insiden tersebut via kamera ponsel, dan dengan cepat menyebar ke media sosial, dan memicu kemarahan nasional.
Jagat Facebook dan Twitter di Filipina dipenuhi oleh kecaman dan ejekan kepada Zhang, yang kini telah ditangkap dan didakwa bersalah memicu kegaduhan umum. Mereka mengkritik warga negara China itu sebagai sosok yang sombong dan tidak sopan.
Sebagian warganet lainnya menyebut perilaku Zhang sebagai refleksi China yang memandang Filipina sebagai bawahan, terkait dengan kebijakan Presiden Rodrigo Duterte yang pro Beijing.
Di saat bersamaan, beberapa pejabat tinggi Filipina ikut buka suara tentang insiden itu, termasuk Wakil Presiden Leni Robredo. Dia menyebut tindakan Zhang "tidak sopan", dan merupakan "penghinaan" bagi negara.
"Dia lebih dari tidak menghormati seorang petugas keamanan, dia juga tidak menghormati seluruh bangsa ini," kata Robredo.
Zhang dihadapkan pada tuduhan "serangan langsung, ketidaktaatan, dan sikap tidak adil yang merugikan publik".
Jika terbukti bersalah, Zhang terancam dihukum penjara maksimal empat tahun. Hingga Senin siang, warga asing tersebut masih diamankan di salah satu kantor polisi di wilayah metropolitan Manila.
Sementara itu, biro imigrasi Filipina tengah mempertimbangkan untuk mendeportasi Zhang. Tetapi, Menteri Luar Negeri Teodoro Locsin mengimbau untuk berhati-hati, dan menyarankan agar mengikuti alur hukum yang berlaku.
Menurutnya, kemarahan terhadap Zhang bisa memicu respons emosional yang sama di China, di mana berisiko mengancam nasib banyak warga Filipina yang tidak hanya bekerja di Daratan, tapi juga di Hong Kong dan Taiwan.
"Kasus Zhang, dalam konteks yang lebih besar, merupakan cabang dari 'perlakuan khusus' Duterte kepada China. Namun, saya pikir terlalu jauh jika melemparkan taho dinilai seperti melanggar batas wilayah nasional," jelas Locsin.
Sebelumnya, pemulihan hubungan ekonomi antara pemerintahan Duterte dan China telah memicu kebencian di antara banyak warga Filipina. Mereka meyakini kebijakan itu mendorong masuknya gerombolan orang Tionghoa yang merebut lapangan kerja di banyak sektor.
Anggota parlemen setempat sedang menyelidiki laporan bahwa jutaan imigran China bekerja dan tinggal di Filipina, bahkan mengambil pekerjaan kasar jangkauan warga setempat.
Pekan lalu, sebanyak 30 vendor, juru masak, dan penata rambut asal China yang tidak berdokumen, ditangkap di sebuah kompleks kondominium di Manila, dekat sebuah kasino lepas pantai beroperasi.
Kejadian tersebut menambah jumlah pekerja ilegal asal China yang ditangkap oleh biro imigrasi Filipina, menjadi lebih dari 2.000 orang tahun ini.
Reporter: Happy Ferdian Syah Utomo
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Tubuh Bomber Gereja di Filipina Hancur, Polri Sulit Temukan DNA Pembanding
Suarakan Kebebasan Berekspresi, Mahasiswa Filipina Lari Telanjang Kampus
Polri Tegaskan Belum Ada Bukti WNI Terlibat Pengeboman Gereja di Filipina
Dubes RI Tunggu Data Resmi Kepolisian Filipina Soal Keterlibatan WNI Pengebom Gereja
Polisi Filipina Ungkap 4 Pelaku & Dalang Pelaku Bom Gereja Sudah Menyerahkan Diri
Filipina Sebut Indonesia Siap Bantu Penyelidikan Teror Bom Gereja di Jolo