Serangan Israel Tewaskan 4 Pekerja Kemanusiaan di Gaza, di Antaranya Warga Inggris dan Australia
Serangan Israel Tewaskan 4 Pekerja Kemanusiaan di Gaza, di Antaranya Warga Inggris dan Australia
Sebuah serangan udara Israel menewaskan empat pekerja bantuan internasional dari lembaga amal World Central Kitchen dan sopir mereka yang berkewarganegaraan Palestina pada Senin malam.
- Hampir 50.000 Warga Palestina Dilaporkan Tewas dan Hilang di Gaza, Israel Tercatat 3.000 Kali Lakukan Pembantaian
- Menteri Israel Ini Ingin Tinggal di Gaza Setelah Mengusir Warga Palestina
- Israel Bunuh 14.500 Anak Gaza Dalam 3.000 Aksi Pembantaian, Lebih Banyak Ketimbang Konflik Mana pun di Dunia
- Seperti Sudah Diduga, Menteri Israel Sebut Pembebasan Tawanan di Gaza Tak Penting, Militer Punya Tujuan Lain
Serangan Israel Tewaskan 4 Pekerja Kemanusiaan di Gaza, di Antaranya Warga Inggris dan Australia
Serangan itu terjadi beberapa jam setelah kelompok itu membawa muatan makanan melalui jalur laut yang diharapkan oleh Amerika Serikat sebagai jalur bantuan alternatif untuk Gaza utara, yang terisolasi dan terdesak ke ambang kelaparan akibat serangan Israel.
Rekaman video menunjukkan mayat lima korban tewas di Rumah Sakit Syahid Al-Aqsa di Kota Deir al-Balah, Gaza. Beberapa di antara mereka mengenakan alat pelindung diri dengan logo badan amal tersebut.
Dilansir laman AP, Selasa (2/4), pegawai rumah sakit menunjukkan paspor tiga korban tewas yang barasal dari Inggris, Australia dan Polandia. Kewarganegaraan pekerja bantuan keempat belum diketahui.
Militer Israel mengatakan pihaknya sedang melakukan peninjauan "untuk memahami situasi insiden tragis ini."
World Central Kitchen merupakan badan amal yang didirikan oleh koki selebriti José Andrés. Ia mengatakan mereka mengetahui laporan tersebut dan akan memberikan lebih banyak informasi setelah mengumpulkan semua fakta.
"Ini adalah sebuah tragedi. Para pekerja bantuan kemanusiaan dan warga sipil tidak boleh menjadi target. Tidak boleh!," kata juru bicara WCK Linda Roth dalam sebuah pernyataan.
Mahmoud Thabet, paramedis Bulan Sabit Merah Palestina yang berada dalam tim yang membawa mayat-mayat tersebut ke rumah sakit, mengatakan kepada The Associated Press, para pekerja tersebut berada dalam konvoi tiga mobil yang melintas keluar dari Gaza utara saat rudal Israel menghantam.
Thabet mengatakan ia diberitahu oleh staf WCK bahwa tim tersebut telah berada di utara untuk mengkoordinasikan distribusi bantuan yang baru tiba dan sedang menuju kembali ke Rafah di selatan.
Dilansir dari BBC, tiga kapal bantuan dari Siprus tiba di Gaza pada hari Senin pagi, membawa 400 ton makanan dan pasokan yang diselenggarakan oleh badan amal WCK dan Uni Emirat Arab.
Ini adalah pengiriman kedua dari kelompok tersebut setelah percobaan yang dilakukan bulan lalu.
Militer Israel terlibat dalam mengkoordinasikan kedua pengiriman itu. AS memuji rute laut ini sebagai cara baru untuk mengirimkan bantuan ke Gaza utara, di mana sebagian besar warga berada di ambang kelaparan dan terputus dari wilayah lain.
Israel melarang badan PBB di Gaza, UNRWA, untuk melakukan pengiriman ke utara, dan kelompok-kelompok bantuan lainnya mengatakan mengirim konvoi truk ke utara terlalu berbahaya.
Menurut laporan terbaru UNRWA, 173 pekerja organisasi bantuan telah terbunuh di Gaza. Salah satu warga Australia tewas dalam serangan ini.
Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia sedang berusaha mengkonfirmasi laporan tersebut.
Israel belum memberikan komentar mengenai serangan ini, sementara Duta Besar Iran bersumpah akan membalas dendam dengan kekuatan yang sama.
Selama perang ini, Israel sudah membunuh lebih dari 32.845 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Perang ini juga membuat sebagian besar penduduk Gaza mengungsi dan membuat sepertiga dari mereka berada di ambang kelaparan.