Serangan teror di Manchester buktikan kita menang lawan ISIS
Serangan teror di Manchester buktikan kita menang lawan ISIS. Serangan teror yang dilancarkan oleh mereka di negara Barat, membuktikan mereka telah kalah dalam perang di Timur Tengah. Meningkatnya serangan teror yang dilakukan oleh kelompok teroris bukan pertanda bahwa dunia kalah, namun justru sebaliknya.
Tindakan biadab peneror kembali terlihat lewat serangan bom bunuh diri di Manchester Arena, Inggris, yang terjadi pada Senin malam waktu setempat usai konser penyanyi Amerika Serikat Ariana Grande digelar.
Serangan mengerikan itu telah menewaskan sedikitnya 22 orang yang mana sebagian besar di antaranya adalah anak-anak dan melukai 59 orang lainnya.
Perbuatan peneror tersebut merupakan cara paling keji yang digunakan seseorang untuk menyinggung perikemanusiaan pada tingkat yang lebih mengerikan lagi. Sebab, tidak ada perbuatan yang lebih biadab daripada membunuh anak-anak.
ISIS sudah menyatakan bertanggung jawab atas insiden ini, dan sebelumnya mereka juga ikut merayakan serangan bom mematikan ini. Ini jelas ideologi amat salah, di mana suatu kelompok baru merasa bahagia setelah melihat penderitaan orang lain.
Namun begitulah ISIS. Serangan teror yang dilancarkan oleh mereka di negara Barat, membuktikan mereka telah kalah dalam perang di Timur Tengah. Mereka menargetkan anak-anak, karena terlalu lemah untuk melawan tentara. Mereka menyerang orang-orang tak bersalah, karena terlalu putus asa untuk mengalahkan lawan sesungguhnya.
"Singkatnya, jika ISIS berhasil menguasai Suriah dan Irak dengan kekuatan mereka sendiri, maka mereka tidak akan melakukan ancaman terorisme di luar," kata pakar terorisme yang juga mantan kapten pasukan khusus Brian Michael Jenkins, seperti dilansir dari laman news.com.au, Selasa (23/5).
"Karena ISIS semakin putus asa, maka mereka mengembangkan operasi teror di luar negeri. Beberapa militan asing pulang ke tempat asal dan melakukan aksi balas dendam atas kekalahan mereka. Pejuang ISIS seolah ingin membuktikan bahwa perjuangan mereka tak terkalahkan," sambungnya.
Dengan kata lain, meningkatnya serangan teror yang dilakukan oleh kelompok terorisme bukan pertanda bahwa dunia kalah, namun justru sebaliknya.
Meski demikian, kemenangan itu tidak bisa disamakan dengan rasa sedih yang harus dirasakan orangtua karena kehilangan anak mereka. Tetapi juga salah jika mengira bahwa aksi teror yang terjadi di Manchester, Paris, Brussel, Berlin, hingga London merupakan akhir dari dunia.
Sebab, meski kenyataannya di sana hancur, namun ini belum berakhir. Karena, perjuangan untuk mengalahkan kelompok teror masih belum usai.