Siaran Langsung di Facebook, Penembakan Masjid di Selandia Baru Ditonton 200 Orang
Video serangan teror penembakan di Selandia Baru yang disiarkan langsung (livestreaming) melalui Facebook hanya dilihat 200 kali selama siaran berlangsung pada Jumat, (15/3) lalu. Kendati demikian jumlah tersebut jauh bertambah hingga akhirnya dihapus pada hari yang sama.
Video serangan teror penembakan di Selandia Baru yang disiarkan langsung (livestreaming) melalui Facebook hanya dilihat 200 kali selama siaran berlangsung pada Jumat, (15/3) lalu. Kendati demikian jumlah tersebut jauh bertambah hingga akhirnya dihapus pada hari yang sama.
Rekaman itu telah ditonton 4.000 kali oleh pemilik akun berbeda hingga akhirnya dihapus. Demikian disampaikan Facebook melalui pernyataannya.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan Selandia Baru? Ilmuwan Selandia Baru menemukan spesies baru "hiu hantu" - sejenis ikan langka yang sangat sulit dikenali karena hidup di kedalaman Samudera Pasifik.
-
Apa yang dilakukan Peggy Melati bersama suaminya di Selandia Baru? Meskipun telah lama absen dari sorotan publik, Peggy tetap terbuka untuk berbagi momen kebahagiaannya di Selandia Baru. Kolaborasi dalam mengelola peternakan menunjukkan bahwa kerja sama dalam segala hal dapat memperkuat ikatan dalam rumah tangga. Mereka tidak hanya berbagi kebersamaan sebagai pasangan, tetapi juga menjadi sumber inspirasi dalam berdakwah.
-
Mengapa merganser di Selandia Baru punah? Perburuan berlebihan, perusakan habitat, dan dimangsa oleh tikus Pasifik dan anjing Polinesia menyebabkan punahnya merganser di daratan Selandia Baru dan Kepulauan Chatham.
-
Fosil apa yang baru ditemukan di Selandia Baru? Fosil cakar kepiting dengan ukuran sangat besar ditemukan di pantai Waitoetoe, Pulau Utara, Selandia Baru.
-
Apa yang dilakukan Ditto Percussion dan Ayudia di Selandia Baru? Keluarga kecil Ayudia dan Ditto Percussion tengah menikmati momen liburan dengan campervan di Selandia Baru.
-
Burung prasejarah apa yang kembali hidup di Selandia Baru? Sebanyak delapan belas burung Takahe berhasil dilepaskan ke alam liar di cagar alam Danau Wakatipu, Selandia Baru belum lama ini.
Dalam laporan yang sama, perusahaan itu juga mengatakan tidak menerima laporan dari pengguna facebook hingga 12 menit setelah video berakhir. Sayangnya, walaupun video itu hanya dilihat sedikit pengguna, beberapa pengguna telah merekam ulang dengan fitur tangkapan layar; untuk selanjutnya dibagikan secara sporadis.
Dilansir dari The Verge, Selasa (19/3/2019), rekaman telah dibagikan ulang sebanyak 1,5 juta kali hingga 24 jam pascapenembakan. Belum lagi video itu sudah disebar melalui berbagai media sosial berbeda.
Laporan Facebook itu diragukan oleh beberapa pihak. Pertama, sebagian pihak meragukan angka tersebut. Di antara mereka mengatakan, bisa jadi angka itu terlalu tinggi, mengingat beberapa platform media sosial sering menggelembungkan jumlah penonton untuk menarik iklan.
Sedangkan pengakuan kedua terkait klaim Facebook atas tidak adanya laporan hingga 12 menit pascasiaran dilakukan. Peneliti dari Right Wing Watch, Jared Holt mengaku telah melaporkan video tidak lama setelah ia menemukan di 8chan, sebuah platform media sosial yang turut digunakan oleh pengguna untuk menyebar ulang manifesto dan video serangannya.
Holt menambahkan, laporannya tampak belum diserahkan beberapa saat setelahnya. Sebagai tambahan informasi, saat ini Facebook telah menghapus video penembakan di Selandia Baru. Namun langkah penghapusan dilakukan setelah dihubungi oleh kepolisian, bukan karena laporan pengguna.
Tantangan perusahaan Mark Zuckerberg ini tidak berhenti dalam konteks siaran langsung pelaku penembakan dua masjid di Selandia Baru, serta menghapus video asli. Saat ini, Facebook harus mencegah rekaman itu diunggah kembali.
Perusahaan mengklaim dapat mencegah unggahan baru yang tidak diedit, menggunakan pengenalan audio untuk mendeteksi. Sebanyak 1,2 juta percobaan unggahan video diklaim Facebook telah berhasil digagalkan dalam 24 jam pascaserangan. Kendati demikian terdapat 300.000 kiriman lain yang lolos filter.
Saat ini, Facebook bukan satu-satunya media sosial yang bekerja untuk menghentikan penyebaran rekaman serangan. Adalah YouTube, Twitter, Reddit, dan bahkan Steam yang tengah turut bekerja untuk menghapus konten itu.
Warga Selandia Baru Serahkan Senjata ke Aparat
Warga Selandia Baru, pada awal pekan ini, mulai menyerahkan senjata pribadi mereka sebagai tanggapan atas teror penembakan di masjid Christchurch. Kepolisian lokal mengafirmasi, namun mengatakan mereka tidak memiliki data yang tersedia tentang jumlah senjata yang diserahkan sejak Jumat (15/3) --tepat pada hari teror penembakan di dua masjid Christchurch, Masjid Al Noor dan Linwood Islamic Centre.
Namun, dengan banyaknya orang yang mencoba untuk menyerahkan senjata pribadi mereka kepada pihak berwenang, kepolisian lokal mengunggah cuitan di Twitter.
"Karena keamanan yang meningkat dan kondisi lingkungan saat ini, kami akan meminta agar orang-orang menotifikasi kami terlebih dahulu sebelum mencoba menyerahkan senjata api," tulisnya dilansir dari Channel News Asia, Selasa (19/3).
Kendati demikian, gerakan itu telah menempatkan beberapa orang yang melakukannya menjadi sasaran komentar negatif di media sosial dari pendukung pelonggaran regulasi senjata api. Beberapa penyuara komentar berasal dari asosiasi senjata api Amerika Serikat.
John Hart, seorang petani di Distrik North Island, Masterton, memutuskan untuk memberikan senapan semi-otomatisnya kepada polisi setelah Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern mengumumkan rencana memperketat undang-undang senjata sehubungan dengan pembantaian Christchurch yang menewaskan 50 orang.
Ardern juga mendorong pemilik untuk menyerahkan senjata api yang tidak perlu setelah mengetahui pelaku teror Brenton Tarrant secara legal memperoleh senjata yang digunakannya dalam aksi tersebut. Hart mengatakan itu adalah keputusan mudah untuk menyerahkan senjata semi-otomatis miliknya.
"Di pertanian, senjata adalah alat yang berguna dalam beberapa keadaan, tetapi kenyamanan saya tidak lebih penting daripada risiko penyalahgunaan. Kami tidak membutuhkan ini di negara kita," tulisnya di Twitter.
Cuitan itu menarik rentetan pesan menghina ke akun Facebook Hart - paling jelas dari AS, di mana pelobi pro-senjata api sangat kuat dan gencar. Hart menghapus pesan-pesan menghina itu, tetapi, beberapa ia unggah sebagai bukti dengan keterangan, "Kia ora (salam) hangat untuk semua teman Facebook Amerika saya yang baru."
"Saya tidak terbiasa dengan adat istiadat setempat, tetapi saya menganggap 'Cuck' adalah salam tradisional," kata Hart mengutip kata penghinaan yang ia terima.
'Cuck' kependekan dari 'cuckold' --yang dalam pengertian paling halus berarti 'pengecut'-- sering digunakan oleh ekstremis sayap kanan untuk menghina targetnya.
Sedangkan tanggapan 'paling halus' soal keputusan arif Hart datang dari Kaden Heaney.
Dalam kolom komentar, Haley bertanya pada Hart: "Apa gunanya menyerahkan senjata pribadi? Kamu semua menyadari apa yang terjadi pada masyarakat yang melepaskan senjata mereka? Orang jahat akan mendapatkan senjata, pisau, bom, atau apa pun yang mereka miliki. Mereka membunuh tidak peduli apa niat orang baik. Siapa yang akan melindungi Anda?"
Sementara itu, seorang "Kiwi's" --julukan demonim Selandia Baru-- lainnya yang mengklaim telah menyerahkan senjata pribadinya kepada pihak berwenang membela gerakan tersebut.
"Ini adalah salah satu keputusan termudah yang pernah saya buat. Telah memiliki senjata api selama 31 tahun. Setelah saya menyadari bahwa, satu-satunya cara saya bisa maju dengan hati nurani yang jelas adalah menyerahkannya ke polisi untuk dihancurkan," kata seorang pengguna media sosial di Selandia Baru dengan nama akun Blackstone.
Reporter: Siti Khotimah/Rizki Akbar Hasan
Sumber: Liputan6
Baca juga:
Bertemu Wakil PM Selandia Baru, Wapres JK Ucapkan Duka Atas Penembakan di Masjid
Keluarga Tunggu Kepulangan 38 Jenazah Korban Penembakan di Selandia Baru
Anggota DPR Minta Senator Australia Fraser Anning Minta Maaf ke Umat Islam
Mantan Personel Westlife Dihujat Netizen karena Kecam Egg Boy
Ketika Dunia Maya di China Dukung Pelaku Penembakan di Selandia Baru
Menhan Minta Warga Tak Terpancing Penembakan Selandia Baru: Jangan Balas Dendam