Sosok Ini Seorang Antivaksin dan Kerap Sebar Hoaks Soal Vaksin, Tapi Malah Dipilih Donald Trump Jadi Menteri Kesehatan
Donald Trump bakal dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47 pada Januari 2025.
Donald Trump menunjuk Robert F. Kennedy Jr. sebagai menteri Kesehatan Amerika Serikat (AS). Pemilihan Robert menambah daftar panjang sosok kontroversial dalam kabinet Trump yang akan datang. Penunjukan Robert Kennedy ini diumumkan pada Kamis (14/10).
"Keselamatan dan kesehatan seluruh rakyat Amerika Serikat adalah peran terpenting dari setiap pemerintahan dan HHS (Kementerian Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan) akan memainkan peran besar dalam membantu memastikan bahwa setiap orang terlindungi dari bahan kimia berbahaya, polutan, pestisida, produk farmasi, dan bahan tambahan makanan yang telah berkontribusi terhadap krisis kesehatan yang luar biasa di negara ini," jelas Trump dalam unggahannya di platform media sosial X.
- Sempat Mau Diblokir, Bagaimana Nasib TikTok setelah Donald Trump Jadi Presiden?
- Sri Mulyani Sebut Negara Tetangga Indonesia akan Terkena Dampak Buruk Kebijakan Donald Trump
- Donald Trump Terpilih Kembali Menjadi Presiden Amerika, Ekonomi Indonesia Terancam
- Dampak yang Bakal Dirasakan Jika Donald Trump Terpilih Jadi Presiden Amerika Serikat
Trump mengatakan, Robert akan mengembalikan HHS ke tradisi Penelitian Ilmiah Standar Emas dan menjadi mercusuar transparansi untuk mengatasi epidemi penyakit kronis serta menjadikan AS hebat dan sehat kembali. Penelitian Ilmiah Standar Emas merujuk pada standar tertinggi dalam penelitian ilmiah, yang mengacu pada metode penelitian yang paling dapat diandalkan dan diterima luas dalam komunitas ilmiah.
Robert, yang menerima tawaran Trump pada hari yang sama, telah dikenal sebagai salah satu ahli teori konspirasi antivaksin terkemuka di negara tersebut selama bertahun-tahun, sering kali menyebarkan informasi palsu mengenai keamanan dan efektivitas vaksin. Dalam pernyataannya, Robert menekankan pentingnya membersihkan HHS dari "korupsi" dan berjanji untuk memberikan transparansi kepada rakyat AS agar mereka dapat membuat keputusan kesehatan yang tepat.
"Saya berharap dapat bekerja sama dengan lebih dari 80.000 karyawan di HHS untuk membebaskan lembaga tersebut dari cengkeraman perusahaan, sehingga mereka dapat menjalankan misi mereka untuk menjadikan warga AS sekali lagi sebagai orang paling sehat di Bumi," ujar Robert, seperti dilansir CNN, Jumat (15/11).
Pengumuman pemilihan Robert cukup mengejutkan mengingat beberapa hari sebelumnya, tim transisi Trump menyatakan kepada CNN bahwa Robert tidak akan memimpin HHS. Pernyataan tersebut menimbulkan kegemparan internal, dengan Trump menjelaskan bahwa keputusan akhir ada di tangannya.
Instruksi Trump
Robert sebelumnya maju dalam pencalonan presiden melalui Partai Demokrat, di mana ia muncul sebagai penantang pertama bagi Joe Biden. Namun, ia kemudian memilih jalur independen, yang sebagian besar berfokus pada pembalikan epidemi penyakit kronis. Ia mengusulkan berbagai kebijakan untuk merombak pedoman keamanan pangan dan lingkungan, mendukung pengobatan holistik, serta merestrukturisasi pendanaan publik untuk penelitian vaksin.
Di penghujung kampanyenya, Robert bertemu dengan Trump beberapa kali, dan keduanya membahas kemungkinan dukungan Robert terhadap Trump sebagai imbalan atas posisi dalam pemerintahannya. Robert akhirnya menangguhkan kampanyenya pada Agustus dan menyatakan dukungannya kepada Trump pada hari yang sama.
Setelah pengumuman pemilihan Robert, saham produsen vaksin terkemuka mengalami penurunan signifikan. Pekan lalu, Robert menyatakan ia akan segera mempelajari keamanan dan efektivitas vaksin dan berjanji untuk tidak menjauhkan vaksin dari siapa pun. Dalam sebuah wawancara dengan NPR News setelah Pilpres AS, Robert menjelaskan fokusnya dalam pemerintahan Trump.
"Presiden Donald Trump telah memberi saya tiga instruksi," kata Robert.
"Dia ingin menghilangkan korupsi dan konflik kepentingan di lembaga-lembaga regulator. Dia ingin mengembalikan lembaga-lembaga tersebut ke standar emas, yaitu ilmu pengetahuan dan kedokteran yang berbasis bukti dan empiris ... Dan dia ingin mengakhiri epidemi penyakit kronis dengan dampak yang terukur, yaitu pengurangan penyakit kronis dalam dua tahun."