Survei: Orang-Orang Enggan Bepergian Bahkan Setelah Pandemi Covid-19
Kesadaran akan sebagian besar bisnis dapat dilakukan secara virtual dan berbagai prosedur perjalanan yang wajib dilakukan saat pandemi, membuat banyak orang enggan untuk melanjutkan rutinitas perjalanan mereka.
Sebuah studi menemukan sebagian besar orang tidak berencana melakukan perjalanan seperti biasa bahkan setelah pandemi Covid-19 mereda.
Kesadaran akan sebagian besar bisnis dapat dilakukan secara virtual dan berbagai prosedur perjalanan yang wajib dilakukan saat pandemi, membuat banyak orang enggan untuk melanjutkan rutinitas perjalanan mereka.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan Wisata Perahu Kalimas diresmikan? Bertepatan dengan Hari Jadi Kota Surabaya ke-729, pada Selasa (31/5/2022) malam, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan wisata “Perahu Kalimas Reborn”.
-
Bagaimana Bandara Husein Sastranegara menarik minat wisatawan? Mengutip Instagram Bandara Husein Sastranegara, untuk menarik minat wisatawan luar negeri dan luar daerah, bandara tersebut kemudian mengusung tema “Modern yet Traditional”.
-
Apa yang diharapkan dari pungutan wisatawan asing di Bali? Rektor Unud: Pungutan Wisman Harus Tingkatkan Kualitas Pariwisata Bali Babak baru pariwisata Bali akan dimulai pada 14 Februari 2024 nanti dengan penerapan pungutan bagi wisatawan asing yang masuk Bali. Terkait hal itu, Rektor Universitas Udayana Ngakan Putu Gede Suardana berharap, pungutan akan dibarengi dengan peningkatan kualitas pariwisata Bali.
-
Siapa yang menyampaikan pesan tentang Bangga Berwisata di Indonesia Saja? Sejalan dengan program pemerintah, yang bertema Bangga Berwisata di Indonesia Saja dimana yang disampaikan oleh Presiden RI pada saat Rakor dengan Kepala Daerah pada Tanggal 22 September 2022.
-
Bagaimana pemandangan di Desa Wisata Ciasihan? Mengutip Instagram Disparbud Jabar, Selasa (3/10), hal pertama yang bisa ditemui dan dirasakan saat menginjakan kaki di desa wisata Ciasihan adalah pemandangannya yang cantik dan berhawa sejuk.
Dilansir dari The Straits Times, Selasa (10/11) Inmarsat, perusahaan aviasi yang berbasis di Inggris melakukan survei terhadap sekitar 10.000 penumpang, dan hasilnya sebanyak 83 persen penumpang di seluruh dunia enggan untuk kembali ke kebiasaan perjalanan lama mereka serta 31 persen akan lebih jarang bepergian melalui udara.
Ketakutan akan penularan membuat hanya lebih dari seperempat orang di kawasan Asia-Pasifik yang merasa cukup percaya diri untuk terbang lagi dalam enam bulan.
Ketika Covid-19 menutup perbatasan internasional dan menutup kawasan pusat bisnis awal tahun ini, sebagian besar populasi dunia, di luar mereka yang berada di layanan penting terpaksa mulai bekerja dari jarak jauh.
Kabar buruk bagi maskapai penerbangan
Perusahaan juga memangkas anggaran pengeluaran termasuk perjalanan, karena terhambat oleh dampak ekonomi dari pandemi. Banyak perusahaan menemukan bahwa produktivitas benar-benar meningkat, mempertanyakan kebutuhan karyawan untuk selalu berada di kantor.
“Kami sudah lama duduk di rumah, kami sangat terbiasa melakukan bisnis secara virtual sekarang, perjalanan bisnis akan sedikit menurun karena kita terbiasa dengan interaksi yang lebih digital, dan maskapai penerbangan harus beradaptasi dengan ini,” jelas Chris Rogerson, wakil presiden penjualan global Inmarsat Aviation.
Hasil survei menambah kabar buruk bagi maskapai penerbangan. Biaya perjalanan perusahaan dapat menghasilkan antara 55 persen dan 75 persen keuntungan untuk maskapai penerbangan ternama, meskipun mungkin hanya menyumbang sedikitnya 10 persen penumpang akibat pelancong bisnis lebih cenderung membeli tarif kelas yang lebih tinggi.
Menurut Asosiasi Transportasi Udara Internasional, kerugian industri penerbangan diperkirakan mencapai USD 84 miliar pada 2020. Banyak maskapai penerbangan secara global telah memberhentikan ratusan ribu pegawai.
Penutupan perbatasan
Bagi mereka yang enggan untuk bepergian karena takut terinfeksi, inovasi digital akan menjadi kuncinya. Hal tersebut mencakup kemampuan untuk memesan makanan di muka untuk katering tanpa kontak, menawarkan hiburan dalam pesawat melalui perangkat pribadi, sistem pembayaran tanpa kontak, dan teknologi pengenalan wajah.
“Titik interaksi klasik di pesawat berkembang seiring waktu dan memainkan peran besar dalam membuat pengalaman dalam penerbangan lebih aman,” kata Rogerson.
Penutupan perbatasan yang tidak dapat diprediksi serta protokol keselamatan yang membingungkan di berbagai negara adalah alasan lain mengapa orang tidak tertarik untuk bepergian.
“Ada banyak hal yang perlu disatukan untuk membuat perjalanan pada skala yang sama seperti yang kita lihat pada tahun 2019, pemerintah juga perlu memainkan peran besar dalam pengelolaan kapasitas bandara,” tambahnya.
Reporter Magang: Galya Nge
(mdk/pan)