Suu Kyi, peraih Nobel Perdamaian yang khianati kemanusiaan Rohingya
Suu Kyi, peraih Nobel Perdamaian yang khianati kemanusiaan Rohingya. Ketika berbincang dengan warga desa tiga hari lalu lewat MRTV, media pemerintah, Suu Kyi meminta warga mengikuti berita resmi yang dikeluarkan pemerintah.
Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dalam sebuah wawancara Senin lalu menyerukan agar warga hanya mempercayai berita-berita dari media pemerintah.
Peraih Nobel Perdamaian 1991 yang mantan tahanan politik itu tahun lalu naik ke tampuk kekuasaan setelah partainya memenangkan pemilu usai berakhirnya masa kepemimpinan junta militer.
Ketika berbincang dengan warga desa tiga hari lalu lewat MRTV, media pemerintah, Suu Kyi meminta warga mengikuti berita resmi yang dikeluarkan pemerintah.
"Saya ingin katakan, baca koran dan dengarkan berita dari MRTV yang dikeluarkan dari pemerintah," kata dia menanggapi laporan PBB tentang pelanggaran hak asasi terhadap warga muslim Rohingya di Negara Bagian Arakan atau disebut juga Rakhine, seperti dilansir laman DVB, Selasa (8/8).
Kelompok militan muslim Rohingya Oktober tahun lalu membunuh sembilan polisi sehingga menimbulkan balasan dari aparat. Tindakan balasan itu menurut PBB sudah masuk kategori kejahatan terhadap kemanusiaan.
Suu Kyi menolak seruan PBB untuk mengizinkan tim penyelidik hak asasi terlibat dalam penelusuran kasus ini. Dia juga sudah sering dikritik lantaran bungkam terhadap penindasan dialami muslim Rohingya sejak 2012.
"Anda semua akan selalu mendapat informasi tentang apa yang dilakukan pemerintah demi keamanan dan stabilitas di Rakhine," kata perempuan 72 tahun itu.
Koran pemerintah yang dulunya menentang Suu Kyi kini saban hari memajang foto dia di halaman depan.
Suu Kyi selama ini enggan menyanggupi wawancara dengan media lokal dan menolak pertanyaan para wartawan, termasuk saat jurnalis Reuters ikut dalam rombongan tur kunjungan ke sebuah desa di Myanmar.
Media asing bulan lalu diundang untuk mendatangi lokasi konflik di Arakan, namun mereka secara ketat diawasi aparat keamanan dan hanya dibolehkan mengunjungi sebuah desa yang diduga penduduknya mengalami kekerasan dari pasukan keamanan.
Semasa menjadi tahanan rumah, Suu Kyi kerap mengecam tindakan junta Myanmar yang membatasi kebebasan berpolitik dan berdemokrasi. Dia juga menuding Myanmar melanggar hak asasi dan sosoknya dikenal menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan hingga akhirnya mendapat hadiah Nobel perdamaian. Namun kini dunia melihat dengan jelas bagaimana Suu Kyi mengabaikan nasib warga minoritas Rohingya di Myanmar. Jika demikian masih layakkah dia menyandang gelar sebagai sosok penerima Nobel Perdamaian?
Baca juga:
Suu kyi: Di Myanmar orang muslim bunuh orang muslim juga
TPF Rohingya PBB dilarang masuk Myanmar, komitmen Suu Kyi diragukan
Pembangunan inklusif jadi kunci penyelesaian masalah Rohingya
Konflik Rohingya picu panasnya hubungan Myanmar-Malaysia
Aung San Suu Kyi tak mampu atasi masalah Rohingya, ini sebabnya
Diamnya Aung San Suu Kyi saat Rohingya diburu
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Siapa Mbak Dewi? Atha Dewi Prihantini (38) jadi salah satu pelestari adrem yang belakangan mulai terangkat ke permukaan.
-
Bagaimana cara SBY menggambarkan pertemuan dengan Megawati? "Saya bermimpi, di suatu hari Pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya. Selanjutnya kami bertiga menuju Stasiun Gambir," tulis SBY di akun twitter resminya, Senin (19/6).
-
Kapan Kadek Devi mendampingi suaminya? Kadek Devi menunjukkan pesona yang memikat saat mendampingi Dewa Yoga yang baru saja menyelesaikan Sespimmen 63 Polri di Lembang, Bandung.