Peraih Nobel dan Ekonom Muhammad Yunus Jadi PM Bangladesh Sementara, Gantikan Sheikh Hasina yang Kabur ke Luar Negeri
Sheikh Hasina mundur pada Senin (5/8) setelah unjuk rasa mematikan yang dipimpin aktivis mahasiswa, menuntut pengunduran dirinya.
Peraih Nobel asal Bangladesh, Muhammad Yunus akan memimpin pemerintahan sementara negara tersebut setelah Perdana Menteri (PM) Sheikh Hasina digulingkan pada Senin (5/8). Hasina mundur dan melarikan diri ke luar negeri setelah menghadapi demonstrasi massal yang dipimpin mahasiswa.
Sekretaris Pers Presiden Mohammed Shahabuddin, Joynal Abedin mengumumkan penunjukan Yunus ini pada Rabu (7/8) pagi. Abedin juga menyampaikan, anggota pemerintahan lainnya yang dipimpin Yunus akan diputuskan segera setelah diskusi dengan partai politik dan pemangku kepentingan lainnya, seperti dilansir Al Jazeera.
Para pemimpin demonstrasi mahasiswa, pimpinan tiga divisi militer, dan anggota masyarakat sipil serta para pengusaha menggelar rapat dengan presiden selama lima jam lebih pada Selasa malam untuk memutuskan kepala pemerintahan sementara.
Para mahasiswa sebelumnya juga mengusulkan Yunus sebagai pengganti Hasina dan mengatakan Yunus setuju. Pengagas lembaga keuangan mikro berusia 83 tahun itu diperkirakan segera kembali ke Bangladesh dari Paris, Prancis, menurut laporan media lokal.
Setelah penetapan kepala pemerintahan sementara, para pemimpin mahasiswa meninggalkan rumah dinas presiden pada Rabu dini hari dan mereka menyambut baik keputusan tersebut.
Presiden Shahabuddin memecat kepala kepolisian nasional setelah terjadi protes mematikan yang memicu pengunduran diri Hasina dan menunjuk penggantinya, menurut pernyataan kantor kepresidenan.
Penggagas Kredit Mikro
Muhammad Yunus dikenal sebagai pengkritik dan lawan politik Hasina. Dia menyerukan Hasina mengundurkan diri pada hari kemerdekaan negara tersebut. Hasina pernah menyebut Yunus "penghisap darah".
Yunus adalah seorang ekonom dan bankir. Dia dianugerahi Nobel Perdamaian pada 2006 karena menggagas penerapan kredit mikro untuk membantu orang-orang miskin, khususnya perempuan.
Komite Hadiah Nobel Perdamaian mengapresiasi Yunus dan Bank Grameen “atas upaya mereka menciptakan pembangunan ekonomi dan sosial dari bawah”.
Yunus mendirikan Grameen Bank pada 1983, menyediakan pinjaman kepada pengusaha kecil yang biasanya tidak memenuhi syarat untuk mendapat pinjaman bank. Bank ini berhasil mengeluarkan orang-orang dari kemiskinan yang kemudian diadapatasi menjadi lembaga keuangan mikro di negara-negara lain.