FOTO: Jejak Kerusuhan Berdarah di Bangladesh yang Tewaskan Ratusan Orang
Bangladesh dilanda kerusuhan berdarah selama berhari-hari yang menewaskan sedikitnya 147 orang.
Bangladesh dilanda kerusuhan berdarah selama berhari-hari yang menewaskan sedikitnya 147 orang.
FOTO: Jejak Kerusuhan Berdarah di Bangladesh yang Tewaskan Ratusan Orang
Seorang pria mengendarai becak melewati kendaraan rusak yang dibakar massa dalam aksi unjuk rasa di Dhaka, Bangladesh, pada 21 Juli 2024. Bangladesh dilanda kerusuhan berdarah selama berhari-hari ketika ribuan mahasiswa memprotes aturan baru terkait kuota penerimaan pekerja pemerintah atau PNS. Foto: REUTERS
Rusuh mahasiswa dan polisi itu dilaporkan menewaskan sedikitnya 147 orang. Foto: REUTERS
Kerusuhan berdarah antara mahasiswa dan polisi juga menyisakan sederet kehancuran. Puluhan mobil, bangunan, hingga fasilitas publik hangus dan rusak parah setelah menjadi sasaran amuk pengunjuk rasa. Foto: REUTERS
Kerusuhan ini turut mendorong pemerintah untuk mengerahkan pasukan militer, menerapkan jam malam, hingga mematikan layanan internet. Foto: REUTERS
Kondisi sebuah jembatan penyeberangan orang (JPO) yang rusak parah setelah menjadi sasaran amuk massa dalam kerusuhan di Dhaka, Bangladesh, pada 21 Juli 2024. Foto: REUTERS
PM Bangladesh Salahkan Oposisi
Perdana Menteri (PM) Bangladesh, Sheikh Hasina menyalahkan lawan-lawan politiknya atas kekerasan mematikan yang melanda negara itu. Foto: REUTERS
"Ketika terorisme pembakaran dimulai, para mahasiswa yang berunjuk rasa mengatakan mereka tidak terlibat di dalamnya," kata Hasina dalam pidatonya di hadapan para pemimpin bisnis di Dhaka, sebagaimana dilansir Reuters (23/7). Foto: REUTERS
"Kami terpaksa memberlakukan jam malam untuk melindungi nyawa dan harta benda warga. Saya tidak pernah menginginkannya," katanya. "Kami akan mencabut jam malam jika situasinya membaik." Foto: REUTERS
Hasina menyalahkan oposisi utama Partai Nasionalis Bangladesh dan partai Jamaat-e-Islami serta sayap mahasiswanya atas kekerasan yang dimulai minggu lalu. Foto: REUTERS