Tak Ada Musuh Abadi, Suriah Kini Bersekutu dengan Kurdi Hadapi Turki
Selama lima tahun sebelumnya AS mengandalkan pasukan Kurdi untuk memerangi kelompok militan ISIS dan mencegah pengaruh Rusia dan Iran yang mendukung rezim Suriah.
Pasukan Kurdi yang sebelumnya bersekutu dengan Amerika Serikat di Suriah dua hari lalu mencapai kesepakatan dengan pemerintah Suriah di Damaskus setelah AS memutuskan menarik pasukannya dari utara Suriah.
Dilansir dari laman the New York Times, Senin (14/10), kesepakatan itu menjadi perubahan besar pada peta konflik Suriah yang sudah berlangsung selama delapan tahun sejak 2011.
-
Siapa yang diprotes bocah Turki itu? Bocil Turki Marah-Marah ke Pemilik Toko karena Jual Produk Israel, Gebrak Meja Minta Hentikan Penjualan Bocah itu kesal karena pemilik toko memberikannya keripik buatan Israel tanpa sepengetahuannya.
-
Apa yang diprotes bocah Turki itu? Dengan nada tinggi, bocah itu memprotes alasan penjual toko menjual produk Israel.
-
Apa yang ditemukan dalam penggalian di Turki? Sekelompok arkeolog Turki menemukan tengkorak yang diperkirakan berusia 6.000 tahun di salah satu dari sembilan makam selama penggalian di distrik Afsin, Kahramanmaras, Turki.
-
Kapan wisuda anggota Polri di Turki? Acara tersebut diselenggarakan pada 26 Juli 2023 waktu setempat.
-
Siapa yang menolak bermain di Turki? Berdasarkan laporan dari Romano, sejumlah klub papan atas di Turki saat ini menunjukkan ketertarikan terhadap Rabiot. Salah satu klub yang berminat adalah Galatasaray. Tim yang dikenal dengan julukan Cimbum Aslan ini sangat menginginkan kehadiran gelandang tersebut. Mereka telah mengajukan penawaran untuk merekrutnya ke Turki. Namun, gelandang tersebut dipastikan telah menolak tawaran itu, karena saat ini ia tidak berminat untuk bermain di Turki.
-
Bagaimana cara orang-orang Turki mengawetkan mumi? Dalam teknik ini, setelah orang meninggal, organ dalam jenazah dikeluarkan, lilinnya dilelehkan dan jenazah ditutup dengan lapisan glasir. Kemudian ditutup dengan kain dan kain kafan. Lalu dikubur di tanah dengan cara ini dan jenazah tetap awet selama berabad-abad setelah mengering.
Selama lima tahun sebelumnya AS mengandalkan pasukan Kurdi untuk memerangi kelompok militan ISIS dan mencegah pengaruh Rusia dan Iran yang mendukung rezim Suriah.
Minggu kemarin, setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan penarikan mundur pasukan, pengaruh AS pada pasukan Kurdi pun sirna. Kondisi ini membuat Presiden Basyar al-Assad dan Rusia serta Iran yang mendukungnya menjadi lebih leluasa. Situasi ini juga di sisi lain membahayakan kemenangan terhadap ISIS dan memberi peluang kelompok militan itu bangkit lagi.
Kesepakatan antara Kurdi dan Damaskus membuka jalan bagi pasukan pemerintah Suriah untuk kembali ke wilayah timur laut Suriah buat pertama kalinya selama delapan tahun terakhir dengan tujuan menghadapi invasi Turki di perbatasan. Penarikan mundur pasukan AS ini membuat situasi konflik Suriah memasuki babak baru yang tidak kalah akan menimbulkan pertumpahan darah.
Tahanan ISIS kabur
Kesepakatan Kurdi dan Damaskus ini juga terjadi seiring kaburnya ratusan tahanan keluarga ISIS yang terdiri dari kaum perempuan dan anak-anak dari kam penahanan. Selepas pasukan AS ditarik, dua pejabat AS mengatakan mereka gagal memindahkan sekitar 50 tahanan ini yang dianggap penting keluar dari Suriah.
Pasukan milisi yang didukung Turki terlalu cepat mengambil alih jalur utama sehingga mempersulit penarikan mundur pasukan AS, kata si pejabat.
Invasi yang diperintahkan oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan ini muncul setelah mendapat lampu hijau dari Presiden Trump. Turki bertujuan menghabisi milisi Kurdi yang tergabung dalam Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang selama ini menjadi sekutu AS menghadapi ISIS. Turki menganggap SDF sebagai ancaman keamanan karena punya kaitan dengan gerakan separatis Kurdi di dalam negeri uang merongrong selama beberapa dekade.
Serangan Turki di wilayah Suriah sudah merenggut sejumlah nyawa dan membuat Kurdi menuding AS berkhianat karena meninggalkan mereka untuk menghadapi Turki sendirian. Hal itulah yang membuat mereka akhirnya bersepakat dengan Damaskus. Pasukan Suriah pun sejak Minggu mulai menuju utara untuk kembali mengambil alih dua kota dan menghadapi agresi Turki.
Invasi Turki di timur laut Suriah menimbulkan risiko ISIS kembali bangkit. Meski tidak lagi menguasai sejumlah wilayah Suriah, tapi sel-sel tidur ISIS masih ada.
Sejak invasi Turki yang dimulai Rabu pekan lalu, ISIS mengklaim sudah melancarkan dua serangan di Suriah: satu bom mobil di kota sebelah utara Qamishlo dan satu lagi di pangkalan militer internasional di luar Hasaka.